Deriel mengetuk pintu lalu menunggu sang empu membukanya. Deriel melihat-lihat halaman rumah minimalis ini yang terlihat indah dan rapi.
Tak lama dia mendengar pintu terbuka dari dalam, keluarlah wanita yang berstatus sebagai pacarnya itu.
"Selamat malam..." Ucap Deriel. Kirana berdecak.
"Ngapain?" Tanya Kirana ogah-ogahan.
"Balas dulu kalau ada yang nyapa" Deriel menatap Kirana intens.
"Malam.."
"Boleh masuk?" Kirana menatap pria yang menjulang tinggi di depannya. Lalu pandangannya menyapu kesekitar rumahnya.
"Nggak bisa... kalau ada yang melihat seorang pria masuk kerumah wanita single di malam hari, menurut mu apa yang ada didalam pikiran mereka?"
Deriel melihat tetangga Kirana yang sudah menutup pintu rumah masing-masing dan tidak terlihat siapapun yang berada diluar artinya lingkungan ini sepi.
Deriel melesak masuk membuat Kirana panik.
"Tidak ada orang disekitar ini Kirana, dan aku tidak akan ngapa-ngapain kamu" Kirana mendengus.
Deriel meraih tangan Kirana, pria itu duduk di kursi tanpa lengan yang berada diruang tamu ini.
Kirana menurut saja ketika Deriel sang pacar menarik tangannya. Kirana berdiri di depan pria itu.
"Kamu sedang apa sebelum aku kesini?" Kirana menggeleng.
"Nggak ada... Kenapa kesini? Kan kita nggak ada janji"
"Memangnya harus ada janji gitu saat pacar mengunjungi pacarnya?"
"Nggak tahu... Aku kan nggak pernah pacaran" Kirana merutuki bibir nya. Deriel yang mendengar ucapan Kirana tersenyum sesaat. Ia menarik tangan wanita yang saat ini ada di genggamannya, sampai wanita itu duduk dipangkuan nya.
"Apaan sih" Kirana bersiap untuk berdiri tapi tangan Deriel menahan pinggangnya. Kirana melotot menatap Deriel.
"Bentaran doang" Deriel menatap Kirana yang salah tingkah.
"Aku kesini, hanya ingin saja, kan tidak ada salahnya, kita berpacaran itu sudah menjadi hal yang wajar kan?"
"Tapi kalau ada yang lihat nanti aku yang akan jadi bahan omongan"
"Tidak akan, ini sudah jam sembilan, dan ini sudah sepi"
"Ckckc... Bukan berarti mereka tidak akan sadar loh..." Kirana terpaku ketika pria ini seenaknya mengecup bibir nya.
"Cerewet banget" ucapnya menahan senyum menatap wajah didepannya ini.
"Kenapa? Ini wajar karena kita pacaran" Kirana memukul dada pria mesum ini dengan brutal. Di tidak perduli pukulannya ini akan menyakiti tubuh pria ini.
"Aduh... Ampuunn..." Kirana tetap memukul Deriel karena berani menciumnya.
Deriel menahan tangan mungil Kirana karena ia merasakan sakit didadanya karena terkena pukulan bertubi-tubi.
Deriel mengunci tangan Kirana dengan satu tangannya. Lalu tangan satunya menarik tengkuk Kirana untuk mendekat, jarak keduanya menipis.
Kirana terkejut dengan tindakan yang Deriel lakukan. Dia ingin menjauh tapi entah mengapa dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
Deriel mengecup bibir Kirana yang masih terdiam. Ia memiringkan kepalanya setelah ia menggigit pelan bibir bawah Kirana, bibir tipis milik wanitanya yang terbuka sedikit. Ia melumat bibir bawah dan atas bergantian.
Deriel merasakan respon yang diberikan oleh wanitanya. Lidahnya ia masukan dan bertemu dengan lidah Kirana. Ia mulai mengisap lidah itu lembut. Kirana terbuai dengan lumatan yang dilakukan oleh Deriel.
Dia tidak bisa menolaknya, ciuman seperti ini sudah lama ia inginkan dan khayalkan suatu saat nanti dan akhirnya malam ini terwujud.
Dia merasakan bibirnya sudah bengkak tapi tidak bisa ia hentikan, lumatan demi lumatan yang ia rasakan sekarang begitu nikmat hingga hal aneh ia rasakan dibawah sana tepatnya di selangkangannya, yang baru pertama kali Kirana rasakan.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Impoten? [End]
RomansKirana Widyanti gadis berumur 25 tahun berusaha mencari kerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Akhirnya dia menjadi sekretaris seorang Deriel Alfiansyah pria yang memiliki rahasia. Bagaimana reaksi Kirana mengetahui rahasia tersebut? ~mulai update...