33. Nonton Film

1.7K 23 0
                                    

Ruang olahraga kini telah selesai di bikin, tinggal di isi. Kirana berpikir akan mengisinya dengan apa ya?

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Aku bingung mau isi dengan apa"

"Gimana kalau kita liat-liat dulu? Oh iya... Aku lupa kasih kamu ini" Deriel menyerahkan kartu kepada Kirana.

"Ini apa?"

"Kartu tanpa batas, sekarang kamu yang pegang, terserah kamu mau buat apa, pinnya tanggal pernikahan kita"

"Baiklah..." ucapnya tulus.

"Ya udah yuk siap-siap kekantor" Kirana mengangguk.

★★★

Perusahaan Deriel memang bukan perusahan besar tapi bukan juga perusahan kecil. Tapi tidak bisa dianggap remeh juga, walau begitu perusahaan Deriel termasuk perusahaan yang berkembang berkat ketekunannya.

Deriel melangkah keruang meeting diikuti Karina disisinya. Semua kariyawannya terlihat bahagia melihat sepasang suami istri yang terlihat menawan dan serasi diwaktu yang sama.

Mereka bersyukur Karina tidak berubah terhadap mereka yang hanya kariyawan biasa, dan juga bersyukur atasan mereka itu mendapat istri yang ramah seperti atasan mereka juga.

Sekitar tiga jam waktu yang telah terlewati untuk mereka meeting hari ini, banyak pembahasan dan juga pengajuan inovasi baru yang masih Deriel tinjau lebih jauh.

Dan sekarang sudah masuk waktu makan siang, Deriel dan Kirana kini sedang menikmati makan siang mereka dikantor nya, semenjak menikah Kirana menyiapakan bekal untuk mereka berdua.

"Nanti malam mau nggak nonton film?" tanya Deriel.

"Film apa?"

"Film dewasa" Kirana melotot ngeri.

"Film biru?" Deriel menggeleng.

"Apa bedanya?"

"Ya beda dong" Kirana mendengus.

"Nggak usah, kamu fokus saja sama kesehatan kamu"

"Sekali-sekali sayang, mumpung besok libur"

"Terserah"

★★★

Deriel memesan tiket dan untungnya dapat tempat strategis, Deriel tersenyum licik melirik istrinya.

"Ayok masuk aja dikit lagi mulai" Deriel tidak melepas tautan tangan mereka dan masuk perlahan ke gedung bioskop.

Film ini ternyata banyak yang mau menonton, Kirana melihat-lihat para penonton itu yang rata-rata pria wanita dewasa. Entah mereka pacaran apa gimana dia tidak tahu.

"Tempat duduknya dimana?" Deriel tidak merespon. Kirana mengikuti Deriel yang makin naik dark tangga, jangan bilang tempat duduk mereka paling atas?

"Nah duduk" ucap Deriel.

"Kenapa nyudut begini?" gumamnya pelan.
Setelah mereka duduk, dan sialnya cuma mereka berdua yang dapat tempat paling belakang ini, mungkin karena padat penonton.

"Kenapa pengen nonton film kek gini?" tanya Kiran.

"Pengen aja, mmm mungkin ingin merasakan apakah aku udah mulai ada tanda-tandanya?"

"Belum, mana ada, kamu aja baru seminggu lebih melakukan programnya"

"Siapa tahu ada keajaiban kan?"

"Mmm..." Kirana menatap layar yang telah menampilkan awalan film.

Kirana merasa film yang akan diputar kali ini lebih erotis dari yang dulu mereka tonton.

Ia melirik suaminya yang serius menatap layar. Lalu dirinya juga ikut melihat layar.

Beberapa menit berjalan Kirana menahan nafasnya melihat adegan yang ditampilkan oleh Anastasia sang pemeran utama wanita. Adegan erotis dibarengi dengan kekerasan. Rantai yang membelit kaki Anastasia sembari di gagahi oleh lawan mainnya. Sungguh panas.

Kirana merinding, dadanya berdetak tak karuan, tangannya terkepal menahan sesuatu yang tiba-tiba mendesak keluar.

Adegan yang mereka lihat sekarang begitu panas.

Nafas Kirana mulai memburu, apa yang akan dia lakukan sekarang?

Deriel melirik istrinya, senyumnya tertahan, dia tahu istrinya mulai merasakan sesuatu naasnya dia sendiri tidak ada tanda-tanda apapun.

Tangannya meraih pergelangan tangan istrinya lalu ia usap perlahan. Deriel merasakan jika istrinya kaget.

"Kamu tidak apa-apa?" Kirana menggeleng.

"Terus kenapa wajah kamu berkeringat sih?" bisik Deriel mengusap wajah sang istri bermaksud menggoda.

Wajah Kirana menatapnya sendu. Apa yang harus dia lakukan? Dia tidak bodoh untuk mengerti keadan istrinya sekarang.

"Boleh menunggu? Sedikit lagi" bisiknya.

Kirana menghirup udara lalu membuangnya perlahan, sial. Dirinya horny, terasa celana dalamnya mulai basah hanya karena menonton adegan Anastasia dengan suaminya.

Kirana menautkan telapak tangannya dengan Deriel lalu menatap wajah suaminya, dia tidak mau melihat adegan demi adegan lagi yang sangat berbahaya baginya.

Deriel menatap istrinya dengan alis terangkat.

"Kenapa menatapku begitu?" Bisik Kirana

"Kamu terangsang ya?" bisik Deriel. Kirana mengangguk memilih jujur pada suaminya.

Deriel tersenyum dengan kejujuran istrinya.

Deriel memangkas jarak antara wajahnya dengan Kiran, mengecup bibir yang sedari tadi terbuka sedikit.

Kiran menatap Deriel seolah memprotes ketika suaminya hanya mengecupnya. Deriel terkekeh.

Deriel mengecup lagi bibir istrinya disertai dengan lumatan, Kirana yang sudah terbawa suasana membalas lumatan Deriel tak kalah menuntut.

Kirana menahan lenguhannya karena ini masih didalam bioskop.

To be continue

Suamiku Impoten? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang