Cara yang dilakukan Kiran tidak membuahkan hasil. Penis suaminya masih tetap sama tak ada reaksi apapun.
Kirana mencari-cari cara di internet tentang impotensi. Dia mencatat apapun itu informasi yang masuk akal.
Hari ini mereka berada dirumah mertua, rencananya besok mereka akan pindah ke apartemen Deriel dan telah diizinkan oleh mertua.
"Aku malu mau konsultasi ke dokter, kita cari dulu caranya di internet"
"Kalau misalnya nggak berhasil gimana? Karena aku tidak yakin dengan apa yang ada disana, itu bukan fakta yang harus kita ikuti"
"Kalau nggak berhasil, mau tidak mau harus konsul, karena ini sangat penting untuk kelangsungan hidup kita"
"Ya udah... Kalo nggak berhasil juga terpkasa aku minta cerai"
Begitulah percakapan kami kemarin setelah apa yang aku lakukan tidak berhasil sama sekali.
"Yuk... Berangkat..." Aku mengikutinya dari belakang.
"Mama kami berangkat..." Yusnita mama Deriel mengangguk saja alias mertunya itu tidak mau bicara sama Deriel karena acara bulan madu yang dia siapkan di gagalkan oleh mereka tanpa tahu alasan yang sebenarnya. Keduanya menutupinya rapat-rapat.
"Ma.. Maafkan Karin kalau sudah mengecewakan mama" ucapnya tersenyum.
"Kalau tidak mau memgecewakan mama, maukah kalian bulan madu lagi?" ucap Yusnita jenaka.
"Nanti kami kabari lagi kapan waktu yang tepat ya ma.. Soalnya dikantor banyak banget kerjaan" imbuh Deriel.
"Baiklah..." Yusnita terpaksa mengalah.
"Kami berangkat" Yusnita mengangguk.
★★★
Keduanya sampai di kantor, raut bertanya diperlihatkan oleh karyawannya.
"Loh... Bukannya cuti honey moon pak?" Deriel merespon dengan senyuman saja.
Dua hari ini semua kerjaan yang ia embankan pada wakil Deriel kini di ambil alih lagi.
Dia akan memastikan lagi semua kerjaan rampung, dan mengikuti mau mamanya untuk honey moon.
Matanya melihat kaca tembus yang memperlihatkan istrinya yang sedang serius pada layar komputernya.
Dia tersenyum sekilas ketika mengingat tingkah Kirana yang baru ia ketahui setelah mereka menikah.
Deriel membuka berkas yang tersusun rapi di mejanya yang telah diantarkan oleh wakilnya.
Sampai ketukan pintu terdengar, ia melihat istrinya yang masuk.
"Ada apa sayang?"
"Ini di kantor, sikap profesionalnya mana?" Deriel terkekeh.
"Lagian nggak ada yang lihat" Kirana menyerahkan kertas.
"Apa ini?"
"Baca aja... Besok kita mulai" Deriel membaca dan memahami apa yang tertulis di kertas tersebut.
Kirana membalikan badanya bermaksud pergi.
"Sayang,,, tunggu..." Deriel berdiri dari kursinya.
"Kenapa?"
"Bentar-bentar" Deriel mendekati istrinya lalu memeluknya.
"Maaf ya..." Kirana yang mengerti mengangguk saja.
"Yang penting kamunya bukan homo" Deriel melepas pelukannya lalu menatap istrinya.
"Kalau misal aku homo kamu mau apa?" tanya Deriel
"Kamu mau mati?" nada Kirana naik satu oktaf.
Deriel terkekeh lalu memeluk kembali istrinya, ia usap kepala dengan perasaan sayang dan cinta.
"Istriku ini ternyata sadis juga ya..." selorohnya.
"Ngomong-ngomong ini kan udah jam istirahat, kenapa kamu tidak mencoba terapi aku lagi?" bisiknya dekat telinga Kirana.
"Nggak akan ada perubahan" ucapnya datar. Deriel melepas pelukannya dan menarik tangan istrinya.
"Kan coba lagi, terus coba dan coba lagi" Deriel melangkah kearah kamar pribadi nya.
"Pintunya nggak dikunci" Tunjuknya kearah pintu kantor. Deriel meraih remot di mejanya lalu mengunci pintu kantor.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Impoten? [End]
RomanceKirana Widyanti gadis berumur 25 tahun berusaha mencari kerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Akhirnya dia menjadi sekretaris seorang Deriel Alfiansyah pria yang memiliki rahasia. Bagaimana reaksi Kirana mengetahui rahasia tersebut? ~mulai update...