4. Deriel Alfiansyah

1.8K 47 0
                                    

Menarik

Satu kata itu cukup untuk menilai sekretaris barunya. Dan satu lagi, hanya melihat bra cewek itu tubuhnya meremang.

Reaksi yang jarang dia rasakan bahkan tidak sama sekali dia rasakan kepada wanita-wanita lain.

Apa yang terjadi?

Deriel menggelengkan kepalanya, tidak mungkin.

Biarlah mengalir apa adanya ia pasrah. Dia tidak perlu mengingat peristiwa dulu yang membuatnya sampai seperti ini.

Teman-teman gengnya tidak ada yang tahu penyakitnya ini karena ini rahasia. Orang tuanya saja tidak tahu.

Mengingat orang tuanya, akhir-akhir ini kepalanya pusing bukan main.

Bagaimana tidak? Setiap dia pulang kerumah rengekan ibunya meminta cucu kepadanya membuat kepalanya mau pecah.

"Ayoklah ma... Deriel gak suka menikah"

"Alasan kamu apa?"

"Ya.. Itu belum ingin saja"

"Aduhh...mama gak mau tahu kamu harus memberikan cucu dalam waktu dekat ini"

"Apa? Mama gila? Eehh maksudnya bukan itu" Deriel menggaruk kepalanya salah tingkah karena menyebut mamanya gila. Bodoh...

"Maaf.." Sesal Deriel ketika melihat mamanya memandangnya intens.

"Maksud Deril mama cantik, mana mungkin cucunya langsung ada dalam waktu dekat? Emang ini adonan kue? Hari ini di uleni hari ini juga jadi kue? Kan gak, butuh waktu" Deriel mencoba memberi pengertian kepada mamanya itu.

"Ya sudah terserah kamu, mama gak perduli lagi, biarkan mama mati tanpa bisa merasakan menimang cucu"

"Mama kok gitu ngomongnya?" Tanpa sadar suara Deriel naik beberapa oktaf

"Terseraahh" Mamanya berlalu dari hadapannya.

Mengingatnya saja membuat Deriel semakin frustasi dan ini cukup membuat moodnya hancur.

Pria itu hari ini mencari sesuatu yang bisa memperbaiki moodnya.

Ia keluar mendekati meja sekretarisnya.

"Tolong buatkan aku coklat panas dan bawa kelantai atas" Deriel berlalu tanpa melihat tatapan sekretarisnya yang bingung dengan  wajah kusutnya.

Kirana membuat pesanan bosnya itu dengan cepat, walau hatinya masih kesal mengingat insiden beberapa saat lalu.

Kirana melihat bosnya itu seperti ada yang mengganggu pikirannya. Dia mendekati pria itu.

"Ini pak minumannya, saya taro disini ya"

Beberapa menit merenung Deriel menghela nafasnya. Coklat panas yang dibuat oleh Kirana habis tak terkira.

Tbc

Voment mana?🙄

Suamiku Impoten? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang