17. Tak Ada Reaksi

1.3K 24 0
                                    

Deriel sedari tadi tidak melunturkan senyumannya, kini dia sudah memiliki pacar. Seorang gadis yatim piatu yang sayangnya menjadi gadis pertama yang membuat dirinya merasakan hal lain jika sedang berdekatan.

Dia Kirana Larasati sang sekretaris, kini sudah merangkap jadi pacar. Dia menoleh kesamping dimana sang pujaan hati duduk.

"Tolong matanya fokus kedepan, saya tidak mau kita kecelakaan karena kelalaian kamu" Deriel berdecak dalam hati, dasar perusak suasana.

"Nanti malem kita jalan yuk"

"Kemana?"

"Mmm... Gimana kalau kita nonton?" Kirana berpikir dan mengangguk.

"Oke..."

"Jam 7 aku jemput"

"Iya..."

★★★

Deriel maupun Kirana kini sedang memasuki pintu bioskop yang sudah ramai penonton.

Deriel memilih tempat ditengah-tengah, disisi kursi kiri kanan Deriel dan kirana tidak ada yang menempati.

Keduanya duduk dan menunggu karena pemutaran film sudah diumumkan akan segera diputar.

"Loh... Katanya film horor kan tadi?" Tanya Kirana menatap Deriel mengangguk.

"Ta..tapi kenapa malah nongol adegan begitu?" Deriel menggeleng. Kirana menyukai film horor tapi dia tidak tahu yang dimaksud horor itu film seperti itu.

Kirana tidak berani menonton lebih jauh lagi dan memilih menjatuhkan wajahnya dilengan Deriel yang berada di lengan kursi.

Jujur Kirana tidak pernah menonton film atau drama apapun yang memperlihatkan adegan romantis seperti ciuman lidah dan sebagainya.

"Tidak mau nonton lagi?" Kirana menggeleng.

"Berapa sih usiamu? Tontonan begini saja kamu tidak mau lihat?" Kirana tidak merespon.

"adegan ciuman itu hanya sebentar sayang, tidak ada yang aneh-aneh lagi"

"Kamu aja yang nonton, aku tunggu sampai selesai" Deriel berdecak dan mengusap kepala Kirana yang berada di lengannya.

Deriel melanjutkan tontonannya sampai habis, adegan yang ditampilkan tadi memang tidak sampai beradegan suami istri tapi adegan ciuman yang ditampilkan benar-benar sangat panas. Tapi anehnya dirinya tidak merasakan apa-apa, merinding misalnya atau apalah itu yang sering laki-laki rasakan ketika melihat adegan wow. Deriel seketika muram apakah penyakitnya ini masih akan sembuh?

Deriel menggeleng dan mengedarkan pandangannya, sudah banyak penonton ngantri keluar dari bioskop ini.

Deriel melihat Kirana yang sudah tertidur  dilengannya seketika menggeleng. Kebiasaan wanita ini ternyata mudah tertidur.

Dia mengusap pipi Kirana pelan.

"Kiran... Bangun... Filmnya sudah selesai" usapan Deriel membuat Kirana bangun, ia mengerjap.

"Yuk pulang..." Kirana mengangguk.

Deriel menggenggam tangan sang pacar  yang kelihatan ngantuk. Dia merasa iba kepada sang pacar.

"Ngantuk banget ya?" Kirana mengangguk.

"Maaf ya... Udah ngajak kamu nonton padahal kamu sudah lelah dari pekerjaan kantor"

"Nggak apa-apa... Justru aku yang minta maaf, di ajak nonton malah ketiduran" Kiran menggaruk belakang kepalanya tidak enak.

"Nggak apa-apa kok, lain kali kita nonton lagi di waktu libur saja, oke?"

"Baiklah"

Keduanya memasuki mobil lalu meninggalkan area bioskop.

To be continue

Suamiku Impoten? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang