13

1K 26 0
                                    

Kirana tidak bisa menghindari Deriel karena aktivitasnya selalu berkaitan dengan pria itu.

Kini dirinya dikurung diruangan pria itu dan sang empu masih menyelesaikan pekerjaannya padahal ini sudah waktunya pulang.

Untuk melampiaskan kekesalannya Kirana baring-baring di sofa dan menghentakkan kakinya di sofa seolah sofa itu Deriel. Hentakan itu menghasilkan bunyi tetapi Deriel masih mengabaikannya.

Lelah apa gimana gadis itu tertidur menunggu Deriel kerja.

Deriel sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dirinya melihat jam sudah mau jam delapan malam.

Deriel mendekati wanitanya  yang sudah tertidur. Deriel menggeleng kepalanya. Dasar pelor.

Deriel memakai jasnya dan berjongkok sejajar dengan wajah Kirana.

Dia mencolek pelan pipi gadis itu.

"Hei... Bangun"

Tak ada respon. Diusapnya pelan pipi Kirana.

"Bangun.. ayok pulang udah malem" suara Deriel masuk ke gendang telinga Kirana dan membuatnya terbangun. Matanya mengerjab.

"Tidurnya lanjut dirumah aja" Kirana mengangguk. Deriel mengulurkan tangannya untuk Kirana, wanita itu meraih tangan pria itu dan berdiri.

Jujur saja dirinya masih ngantuk tapi dia sadar ini masih di kantor.

Seperti biasa Deriel mengantar Kirana pulang dengan mengendarai motornya. Lebih enak pakai motor daripada mobil menurut nya.

"Naik pelan-pelan saja" Kirana mengangguk.

Setelah Kirana naik di jok motornya, dirinya meraih tangan Kirana dan ditautkan di atas perutnya.

"Takutnya kamu tertidur dan jatuh, lebih baik memelukku dan bersandar" Kirana mengikuti saran Deriel. Kepalanya ia sandarkan dibahu pria itu.

Benar saja dijalan pulang wanita itu tertidur dan Deriel memegang tangan Kirana diatas perutnya agar tidak terlepas, bisa bahaya nanti.

Deriel tidak mengantar Kirana kerumah wanita itu melainkan ia bawa ke apartemennya. Diparkiran, Kirana masih tertidur mau tidak mau pria itu membangunkan wanita itu.

"Kiran... Hei...bangun udah nyampe" Deriel mengusap pipi Kirana seperti tadi. Berhasil.

Setelah sadar Kirana bingung ini bukan area rumahnya.

"Dimana ini?"

"Di parkiran apartemenku"

"Iiiih kenapa malah kesini?" Ucapnya manja tanpa sadar.

"Kamu tidur aja denganku"

"Apa?" Kirana melotot menatap Deriel. Deriel terkekeh.

"Maksudku di apartemenku"

"Aku tidak mau ya, antar aku pulang" ucapnya memaksa.

"Tidur aja disini aku janji nggak ngapa-ngapain kamu" Deriel memencet hidung Kirana pelan.

"Benar ya?" Deriel mengangguk. Jelaslah dia tidak akan mengingkari janjinya.

"Baiklah, tapi aku gak ada baju ganti"

"Pakai kaosku dulu"

Keduanya berjalan bersisian. Kirana melihat-lihat area sekitar. Dirinya takut orang akan melihatnya masuk ke apartemen pria single itu. Nanti dikira wanita nggak beres lagi.

"Kamu tenang aja, orang disini tidak perduli dengan urusan orang lain, jadi nggak usah khawatir" Kirana mengangguk.

Kirana masuk ke apartemen Deriel, dia melihat-lihat, nuansanya indah dengan hiasan ala pria. Dulu dirinya kesini tidak memperhatikannya karena dulu dirinya diliputi kecemasan karena ulah pria itu.

Deriel keluar dari kamarnya.

"Mandi dulu gih, aku akan memesan makanan online biar habis mandi kita makan" Kirana mengangguk dan masuk keruangan tadi yang dimasuki Deriel.

Kesan pertama Kirana dengan kamar Deriel adalah sangat maskulin. Matanya menangkap sesuatu diatas kasur. Baju yang sudah disiapkan oleh Deriel ada disana.

Lalu dirinya membuka salah satu pintu yang berwarna coklat. Kamar mandi. Pintu sebelahnya ini pasti walk in closet.

Kirana masuk ke kamar mandi dan melakukan ritual mandinya. Handuk dan perlengkapan mandi sudah Deriel siapkan untuknya. Kirana tersenyum dengan tindakan pria itu.

Tak lama dia menyelesaikan mandinya, dan memakai kaos pria itu yang kebesaran sampai lutut.

Setelah itu dia keluar dari kamar pria itu. Keningnya berkerut ketika tidak melihat Deriel diruangan itu.

"Deriel?" Panggil Kirana.

"Di dapur" teriak pria itu.

Kirana pergi menyusul Deriel di dapur.

"Ayok makan, setelah itu tidur" Kirana mengangguk.

"Cocok"

"Apanya?"

"Kaosku ditubuhmu" Kirana bersemu merah.

"Besok pagi antar aku dulu kerumah ya?"

"Buat?"

"Baju kantor buat besok nggak ada"

"Baiklah"

Keduanya menyelesaikan acara makan malam mereka dengan menu ayam lalapan yang dipesan sang pemilik apartemen.

Tbc

Suamiku Impoten? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang