Menjadi pusat perhatian bukanlah yang Hinata harapkan, sedari tadi beberapa orang selalu melihat dirinya— bukan, apa mungkin mereka melihat Naruto?
"Masih jauh?"
Hinata mengangguk "dilantai paling atas Naruto-kun"
"Aish, jauh sekali"
Bagaimana tidak menjadi pusat perhatian, pria tampan yang terus menggenggam tangannya begitu memikat.
Memakai kemeja berwarna biru langit senada dengan dress yang Hinata gunakan, apakah mungkin mereka punya ikatan batin yang kuat?
Memiliki tinggi sekitar 183 cm, badan tegap serta memiliki kulit yang eksotik membuat Naruto terlihat seperti pria berkarisma. Pesonanya benar-benar tidak dapat ditekan dengan apapun.
"Naruto-kun"
"Hmm..."
"Eto.."
"Kau haus?"
Hinata segera menggelengkan kepalanya "tidak"
Menoleh kepada wanita yang masih berdiri disampingnya "lalu?"
"T-tidak jadi"
Kembali menatap pada langkahnya, Hinata sungguh tidak mengerti kenapa suaminya begitu sulit ditebak? Ia seperti sedang bersama Naruto lain, sisi Naruto yang sangat Hinata sukai.
"Kita naik lift saja."
Hinata lalu mengangguk, memang sebelumnya mereka menggunakan eskalator. Namun setelah Naruto mengetahui bahwa Kushina memilih lantai paling atas di Mall ini akhirnya pria bersurai kuning itu memilih untuk menggunakan lift.
Menunggu pintu lift terbuka, Naruto sebenarnya tipikal orang yang tidak menyukai keramaian. Mall adalah salah satu tempat umum yang ia hindari, karena Mall adalah pusat perbelanjaan yang sangat ramai.
Betul saja, baru memasuki lift tiba-tiba lift sudah penuh dan membuat Naruto serta Hinata harus terus masuk kedalam lift dan berada hampir di pojok. Posisi ini tidak begitu nyaman pikir Naruto karena Hinata berada ditengah-tengah dirinya serta pria yang tidak mereka kenal.
Hinata memang memiliki tubuh yang kecil dibanding dirinya, tingginya hanya sekitar 160cm. Wanita lugu ini bahkan tidak merasa sesak berada didalam lift yang sangat penuh.
Naruto yang kesal karena mendapati pria yang berada dibagian pojok sedari tadi memandangi Hinata dari atas sampai bawah dan itu membuat Naruto ingin sekali menghajar wajah pria asing itu.
Merangkul pundak sang wanita lalu memutar tubuh Hinata dan berakhir Hinata memeluk Naruto, membuat wanita yang sudah ada dalam pelukannya serta pria yang sedari tadi memandang Hinata tersentak.
"Tolong jaga mata anda." Ucap Naruto sedikit mengeraskan suaranya.
Beberapa orang yang berada didalam lift memandang ke arah mereka. Seketika mereka bertiga menjadi pusat perhatian.
Pintu lift terbuka, tanpa membalas ucapan Naruto pria itu segera keluar bersama beberapa orang yang sudah meninggalkan lift lebih dulu.
Hinata yang masih terkejut dengan apa yang Naruto lakukan hanya mampu menundukan kepala bersurai indigo miliknya.
"T-terimakasih Naruto-kun"
"Yaa.."
Segera melepaskan pelukan mereka, lalu Naruto kembali menggenggam tangan Hinata, sungguh bolehkah Hinata berharap kali ini? Atau jika ia harus mati— mati setelah merasakan kebahagian seperti sekarang maka Hinata akan menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love
FanfictionApa yang lebih menyakitkan dari di tinggalkan? Maka Hinata akan menjawab- Tetap bertahan meskipun tak di inginkan. Mencoba kuat meskipun terus menerus di sakiti. Bodoh? Tentu saja. Wanita mana yang ingin di perlakukan seperti itu? Tidak ada, tidak a...