🥀 (18)

977 130 12
                                    

Pancaran cahaya mengganggu tidur nyenyak sang pria, safir itu mulai terbuka memancarkan keindahannya. Naruto mulai tersadar dari tidur indahnya.

Menemukan Hinata masih terlelap disampingnya senyum kecil muncul di wajah tampan milik Naruto.

Mimpi yang terus mengganggu malamnya beberapa hari ini, mimpi yang memperlihatkan kejadian yang familiar diingatan Naruto. Tapi telah terhapus dari memori ingatannya, seakan menjadi puzzle yang harus Naruto pecahkan. Ia tidak tahu kapan kejadian itu menimpa dirinya.

Wanita yang masih terlelap dalam tidurnya mulai bergerak mencari posisi nyaman. Naruto yang menyadari itu hanya mampu diam bergeming pada posisinya.

Hinata memang wanita sempurna, selain cantik, walaupun terlahir dari keluarga yang sederhana tutur kata serta sifatnya begitu lembut.

Jadi apakah Naruto sudah mulai jatuh cinta?

Membelai lembut surai milik sang wanita, Naruto seakan dibuat rindu karena beberapa hari ini tidak dapat melihat Hinata. Ditambah lagi karena kejadian hari itu, hari dimana Naruto melihat Shion berdua didalam kamar apartementnya bersama laki-laki lain.

Sungguh apakah selama ini dirinya telah dipermainkan oleh Shion?

"Naruto-kun"

Tersentak kala mengetahui bahwa Hinata sudah terbangun dari tidurnya.

Apakah dia terganggu?

"Sejak kapan Naruto-kun bangun?"

"Cukup lama"

"Kalau begitu aku akan menyiapkan sarapan"

Sebelum bangkit dari posisinya tangan kekar itu sudah lebih dulu mencegah Hinata.

"Tidak perlu, tidur saja"

"T-tapi ini sudah pagi Naruto-kun"

"Kau sudah berani membantah ku ya?"

Kembali berbaring, Hinata lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Bukan seperti itu, aku sungguh tidak pernah membantah perkataan Naruto-kun sedikitpun. A-aku hanya ingin membuatkan sarapan untuk Naruto-kun.."

Menarik napas panjang "tidak perlu, aku tidak ingin makan"

"Naruto-kun belum makan dari kemarin"

"Biarkan. Aku hanya ingin seperti ini"

"Seperti apa?" Hinata tidak mengerti arti dari perkataan Naruto. Ia sungguh khawatir karena Naruto sama sekali belum memakan apapun dari kemarin.

"Diamlah Hinata, jika kau terus bertanya kepalaku tambah sakit"

"M-maaf"

"Sekarang pejamkan matamu!"

Tanpa mengatakan apapun Hinata segera memejamkan matanya menuruti perintah sang pria, ia tidak tahu apa yang Naruto inginkan. Namun beberapa saat kemudian napas hangat terasa diceruk leher sang wanita.

Hinata memaksakan matanya untuk terbuka, betapa terkejutnya dia Naruto tidur memeluk dirinya.

"Diam saja. Selama kau disini tidurku menjadi lebih baik, tidak perlu memikirkan hal yang tidak-tidak.. jangan pernah berpikir bahwa aku mencintaimu, Hinata"

"B-baik"

Apakah kali ini Hinata boleh berharap, apakah kebahagian untuknya sudah terlihat? Jadi, apakah Hinata sudah mendapatkan bahagianya? Bahagia bersama Naruto.

"Hinata"

"I-iya"

"Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?"

Painful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang