"yang ini bagaimana Hinata?"
Wanita itu mengangguk "bagus" lalu tersenyum "cocok dengan ibu, ayah pasti senang melihatnya"
Lalu Kushina tersenyum membalas senyuman sang menantu "kau tidak ingin mencoba salah satu? Yang ini cocok denganmu, sayang"
Wanita itu menggeleng pelan "tidak bu."
Mengenyitkan keningnya "kau sakit?"
Hinata kembali menggeleng "tidak bu."
"Tapi kenapa kau memakai pakaian lengan panjang?"
"H-hanya dingin saja bu"
Kushina mengangguk, lalu mendudukkan dirinya disamping Hinata.
"Kau perempuan baik dan lembut Hinata, jika merasa sakit dan lelah ceritakan semuanya kepadaku.. aku ibumu kan?"
Wanita itu mengangguk tanpa ia sadari air mata sudah menetes dimata indahnya.
"Aku hanya merindukan orang tua ku saja bu"
Memeluk tubuh wanita kecil disebelahnya "ada ibu disini.. ada ibu"
Bolehkah Hinata mengatakannya? Mengatakan bahwa ia sudah lelah dengan apa yang terjadi dalam hidupnya. Terus berpura-pura rumah tangganya baik-baik saja didepan Kushina, nyatanya hatinya sudah sangat hancur.
"Bu, jika Hinata pergi apakah ibu akan membenci Hinata?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir mungil milik sang wanita.
Manik indah wanita paruh baya yang masih memeluknya membola, apa yang sedang terjadi? Apakah ada yang dirinya tidak tahu?
"Ada apa?"
Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Sepertinya aku hanya kelelahan bu, aku merasa tidak enak badan" ucap Hinata kepada Kushina.
"Jika alasan kau pergi untuk kebahagianmu, ibu tidak akan membencimu. Karena.. Hinataku berhak bahagia."
Menarik napas lelah, Kushina sungguh sedang menebak-nebak ada apa sebenarnya. Ia seakan mengetahui ada yang sedang terjadi namun tidak tahu apa itu.
Melirik pada putrinya yang masih setia memeluk dirinya, "jika kau merasa tidak enak badan kita pulang saja ya.. ibu akan menghubungi ayah Minato dulu"
Melepas pelukan itu, lalu tersenyum ke arah Kushina "terimakasih ya bu."
° ° °
"Kau istirahat" manik safir itu terus memandang wanita yang sudah berbaring diranjangnya.
"Sepertinya kau kelelahan, Hinata"
Menoleh ke arah Kushina "putramu kemana?"
"Mungkin bekerja"
Menempelkan punggung tangannya di kening milik Hinata. Kushina tersentak kala mengetahui suhu badan sang wanita begitu panas.
"Kau demam, sayang" ucap Kushina lalu duduk dipinggir ranjang.
"Aku akan menghubungi suamimu" ucap Minato
"Tidak perlu ayah, biarkan.. mungkin Naruto-kun sedang sibuk sekarang. Nanti juga dia akan pulang"
"Tidak Hinata, dia harus merawat istrinya yang sakit" ucap Minato kembali. Lalu berjalan keluar dari kamar, mendudukan dirinya disofa ruang tamu lalu menekan beberapa kata dilayar persegi panjang miliknya.
"Minum ini, Hinata" ucap Kushina kala memberikan satu pil obat demam dan juga segelas air kepada Hinata.
"Apa kau banyak pikiran? Atau kurang istirahat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love
FanfictionApa yang lebih menyakitkan dari di tinggalkan? Maka Hinata akan menjawab- Tetap bertahan meskipun tak di inginkan. Mencoba kuat meskipun terus menerus di sakiti. Bodoh? Tentu saja. Wanita mana yang ingin di perlakukan seperti itu? Tidak ada, tidak a...