"Pesawat yang Ayah dan Ibumu tumpangi hilang kontak dan di kabarkan terjatuh." Ucap Shikamaru tanpa rasa ragu.
° ° °
Wajah pria itu begitu tegang, pasalnya kini ia sedang duduk bersama Sekretaris juga dua orang pria yang bahkan tidak ia kenal.
"Naruto." Ucap Shikamaru mencoba menengkan sahabat sekaligus bosnya.
"Katakan.."
Menatap Shikamaru begitu tajam "katakan ini hanya bohong!"
"Saat ini pihak penerbangan belum dapat mengontak dan menemukan di mana keberadaan pesaw—"
"Katakan ini semua hanya bohong Shika!!!"
Shikamaru yang memang sudah tahu tabiat sahabatnya hanya mampu menarik napas berat, ini bukan sesuatu hal yang baik untuk Naruto. Bahkan ini adalah kabar yang sangat buruk.
Sebelum menuju ke kediaman Naruto, Shikamaru terlebih dulu menghubungi Shora yang berada di beda Negara. Shora yang sama terkejutnya dengan Naruto membuat Shikamaru semakin merasa bersalah, pria berkuncir nanas itu bingung harus mulai mengatakannya dengan cara seperti apa.
Terlebih lagi dengan Naruto, Shikamaru sangat tahu apa yang akan terjadi jika sang pria mendengar berita naas ini.
"Naruto."
"Kau bohong kan! KAU BERBOHONG BRENGSEK!!"
"Naruto tenanglah.." ucap Shikamaru mencoba menenangkan sahabatnya.
"Naruto-kun?"
Hinata yang mendengar suara Naruto begitu keras dengan cepat langsung mendatangi ruang tamu kediaman mereka, Hinata sempat terkejut karena mendapati Shikamaru yang berada di rumah mereka bukanlah mertua yang sangat ia sayangi.
"Shikamaru-san, ada apa ini?"
"Hinata.." ucapan Shikamaru terhenti kala Naruto langsung menyuruh Hinata untuk kembali ke kamar.
"Hinata masuk."
"Naruto-kun.."
"Masuk."
"A-ada apa ini?"
"Masuk! Ku bilang kembali ke kamar!!"
Tersentak kala mendapatkan teriakan dari Naruto, nyatanya sudah cukup lama Hinata tidak mendengar suara tinggi dari Naruto. Entah kapan terakhir kali, Hinata tidak ingin mengingatnya.
"Naruto, kendalikan dirimu.. dia istrimu."
"Shikamaru-san."
Naruto yang masih shock dan tidak tahu harus beraksi seperti apa, tanpa sadar telah membentak Hinata.
Dengan cepat sang pria menoleh ke arah Hinata, di sana Hinata dapat dengan jelas melihat bulir air mata yang sudah membasahi pipi Naruto.
Tanpa sadar bulir air mata itu juga turun dari manik indah sang wanita, Hinata dengan perlahan melangkah mendekatkan diri ke arah sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love
FanfictionApa yang lebih menyakitkan dari di tinggalkan? Maka Hinata akan menjawab- Tetap bertahan meskipun tak di inginkan. Mencoba kuat meskipun terus menerus di sakiti. Bodoh? Tentu saja. Wanita mana yang ingin di perlakukan seperti itu? Tidak ada, tidak a...