Perjalanan mereka harus memakan waktu kurang lebih lima jam melewati perjalanan darat. Naruto yang selama perjalanan bahkan tidak tidur membuat Shora semakin cemas, dirinya tidak ingin sampai sang adik sakit.
Naruto mungkin sangat terpukul atas musibah yang kini menimpa kedua orang tuanya, karena memang sedari kecil dirinya tidak pernah jauh dari Kushina dan Minato meskipun setelah kuliah Naruto memilih tinggal di Apartementnya seorang diri namun dirinya selalu mengunjungi rumah kedua orang tuanya atau Kushinalah yang mengunjungi Naruto.
Shora yang memang sudah hidup sendiri di luar negeri membuat dirinya memiliki jarak terhadap orang tuanya. Bukan tidak sedih ataupun kehilangan namun Shora lebih bisa menerima atas musibah yang terjadi saat ini.
Hinata yang tidak ikut bersama mereka kini hanya mampu menunggu dengan tidak tenang di mansion, bukannya ia tidak ingin pergi namun dirinya hanya takut akan menyusahkan yang lain jika memaksa untuk tetap ikut.
"Masih lama?" Tanya Shora.
"Sebentar lagi, hanya 30 menit lagi.. untungnya ini jalanan desa jadi kita tidak akan terkena macet." Jelas Genma kepada istri yang kini duduk di kursi penumpang yang berada tepat di samping dirinya.
"Naruto." Panggil Shora kala melihat sang adik hanya diam membisu.
"Tidak seharusnya kau berbuat seperti itu pada Hinata, ini bukan salahnya.. ia juga tidak mau ini semua terjadi kepada keluarga kita, aku tahu kau sangat terluka namun bukan hanya kau.. Hinata juga sama terlukanya."
"Aku tidak perlu penjelasan itu Kak." Ucapnya tanpa menatap Shora.
"Yang aku perlukan adalah melihat Ayah dan Ibu." Lanjutnya dengan suara lirih.
"Jangan jadi pria bodoh yang akan menyesal kelak, Naruto." Genma yang sedang fokus pada jalan kini angkat suara, pasalnya ia juga lelah melihat tingkah Naruto yang tanpa sebab mendiamkan istri yang kini sedang mengandung anaknya.
"Jika kau terus begitu jangan salahkan Tuhan jika mengambil semuanya dari dirimu."
"Persetan dengan itu. Dia telah mengambil semuanya dari ku, jika dia mau maka ambil saja.. aku sudah tidak peduli dengan Tuhan." Ucap Naruto yang langsung mendapatkan sorot mata tajam dari Shora.
"CUKUP NARUTO! Jaga ucapan mu!"
Naruto yang melihat itu lalu tersenyum sinis dirinya menatap sang kakak yang juga menatapnya "memangnya kau tahu apa kak? Bahkan kau hanya pulang beberapa tahun sekali. Aku bahkan terkejut kau masih menganggap mereka orang tuamu."
"Naruto." Ucap Genma menahan emosi yang ada, "jika kau terus menyakiti semua orang yang tetap berada di sampingmu saat ini, jangan salahkan jika aku habis kesabaran dan memukulmu sekarang juga.. bukan hanya Hinata tapi kau juga menyakiti Shora juga dirimu sendiri, kau pria pengecut yang hanya mampu berdiam diri di kamar meratapi hal yang tidak perlu.. menyalahkan orang lain atas musibah yang menimpa dirimu, melupakan bahwa kau telah berjanji kepada Tuhan untuk menjaga wanita yang kini mengandung anakmu. Ingat Naruto kau tidak lain hanyalah pria pengecut." Lanjutnya tanpa mengalihkan fokus pada jalanan di depannya.
Naruto yang mendengar itu lalu terdiam, dirinya tidak ingin berkomentar atas apa yang kakak iparnya ucapkan bukan karena takut namun Naruto sudah sangat lelah untuk berdebat saat ini dirinya hanya ingin melihat kedua orang tuanya. Hanya itu saja.
° ° °
Kini mobil yang Genma kendarai telah berhenti di salah satu desa yang sangat asing untuk mereka, Shora yang turun lebih dulu lalu memandang kesekeliling ia melihat betapa indah desa ini namun ia kembali tersadar akan tujuannya datang ke desa yang bahkan baru pertama kali ia kunjungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love
FanfictionApa yang lebih menyakitkan dari di tinggalkan? Maka Hinata akan menjawab- Tetap bertahan meskipun tak di inginkan. Mencoba kuat meskipun terus menerus di sakiti. Bodoh? Tentu saja. Wanita mana yang ingin di perlakukan seperti itu? Tidak ada, tidak a...