🥀 (19)

956 129 22
                                    

Memandang penuh pada bangunan didepannya, Hinata masih tidak menyangka bahwa Naruto menyetujui untuk berpisah dari dirinya.

Mungkin memang tidak pernah ada cinta untuk Hinata dari Naruto. Jadi apakah sudah boleh menyerah?

Berjalan memasuki halaman yang indah, wanita itu tersenyum simpul. Bukankah ini terbalik? Harusnya posisi ini bukan untuk dirinya karena dia hanyalah orang lain didalam keluarga Uzumaki.

"Kenapa kau melamun?"

"Aku tidak melamun, aku han—" wanita itu menoleh ke arah sumber suara betapa terkejutnya dia melihat wanita yang bahkan hanya ia temui sebanyak dua kali.

Wanita itu tersenyum, berjalan mendekat ke arah Hinata. Wanita yang dulu hadir di acara pernikahannya, wanita yang kehangatannya sangat mirip dengan Kushina.

"K-kak Shora?"

"Apakah kau merindukan aku, Hinata?"

Memeluk erat wanita yang juga memeluknya, entah apa namun rasanya Hinata seperti sudah sangat kenal dekat dengan Shora, apakah karena Shora sama baiknya dengan keluarga Uzumaki yang lain?

"Bagaimana? Maksudku kapan kakak datang?"

"Kemarin, tapi kau tidak ada dirumah" melepaskan pelukannya "ibu bilang kau sedang mengurus dia, Hinata kenapa tidak bercerita kepada kami?"

Wanita itu menggeleng dengan cepat "tidak ada yang perlu diceritakan kak, aku dan Naruto-kun tidak ada masalah apapun"

Wanita berambut sewarna merah darah itu tersenyum, membelai surai indigo milik Hinata.

"Kau dewasa sekali yaa, tapi kau akan tetap menjadi gadis kecil ku.. Hinata."

° ° °

Gadis kecil itu terus berlari menyesuaikan langkah pria besar yang terus menggenggam lengannya. Mendapat kabar yang tidak mengenakan dari kepolisian pria bersurai kuning itu segera menuju lokasi yang polisi beritahukan lewat sambungan telepon.

Menemukan apa yang ia cari. Pria dewasa itu segera memeluk pria kecil yang begitu mirip dengannya.

"Naruto!"

"Ayaaaahhh" pria kecil itu dengan bahagia menerjang tubuh sang pria dewasa.

Wanita yang sedari tadi terduduk bersama Naruto segera bangkit dari posisinya dan sedikit membungkuk memberikan rasa hormat.

"Terimakasih telah menjaga anak ku" ucap pria bermanik safir didepannya.

"Dia anak yang baik, tidak masalah untuk ku tuan.. aah, istri anda sedang ditangani oleh dokter. Suami ku berada disana bersama polisi.. mari saya antarkan" melirik pada kereta bayi disebelahnya.

"Naruto bolehkah bibi menitipkan Hinata? Bibi harus mengantarkan ayahmu" ucap wanita paruh baya lalu mengusak pelan surai milik Naruto.

Pria kecil itu mengangguk dengan cepat. Tanda bahwa dia bersedia menjaga bayi yang masih tertidur pulas di dalam kereta bayi berwarna navy.

"Shora jaga adikmu"

"Baik ayah.."

Dua orang dewasa telah pergi menuju ruang perawatan. Meninggalkan dua anak manis yang masih terduduk diruang tunggu, terus memandang bayi yang bahkan tetap terlelap dalam keretanya.

"Dia lucu"

Pria kecil bermanik safir itu mengangguk dengan cepat.

"Tentu saja kak, dia adalah calon istriku"

Painful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang