Ruangan bercat putih itu menemani malam suami istri yang bahkan tidak berpikir akan ikut bersama korban ke tempat ini.
Wanita yang telah diselamatkan oleh dirinya serta polisi, pria itu bersyukur karena polisi datang disaat yang tepat. Dan syukurnya lagi wanita yang sebelumnya terjepit didalam mobil tidak mengalami luka yang serius, meskipun kakinya mengalami patah tulang namun dokter mengatakan bahwa itu akan cepat pulih.
Polisi bertanya kenapa pria bermata amethyst itu begitu nekat untuk membantu korban, namun tak banyak yang ia katakan hanya beberapa kata yang membuat polisi terdiam.
"Naluri hati" hanya itu.
Anak laki-laki bernama Naruto masih terus duduk memeluk sang istri, pria itu mengatakan untuk tetap bersama mereka karena ibu dari anak itu sedang melakukan perawatan.
Wanita itu sempat mengatakan bahwa suaminya sedang berada diluar negeri dan akan segera kembali, ia sangat berterimakasih kepada pria yang sudah menolongnya.
"Bibi.."
"Iya?"
"Siapa namanya?" Lalu memegang tangan mungil yang bahkan tidak merasa terusik akan sentuhan yang ia dapatkan.
"Kenapa? Apa kau ingin memiliki adik seperti dia?"
Pria kecil itu lalu menggeleng "dia cantik"
"Apakah seperti bibi?"
Naruto menaruh telunjuknya tepat didagu "heemmm.. sepertinya, tapi dia lebih cantik dari bibi"
Wanita itu terkekeh, lalu mengusap helai kuning Naruto begitu lembut.
"Bii.."
"Iya kenapa Naruto?"
"Bolehkah aku menikah dengannya?"
Kembali terkekeh "bahkan umurnya masih delapan bulan Naruto, apakah kau tahu berapa umurmu?"
Pria kecil itu mengangguk, lalu menunjukan tiga jarinya kepada wanita yang terus memandangnya dengan tatapan teduh "tiga, aku tiga tahun"
"Kalian masih terlalu kecil untuk menikah"
"Tidak sekarang bibi.."
"Lalu?"
"Ketika besar nanti, aku akan menikahi dia" lalu menunjuk seorang bayi yang masih tertidur didalam kereta dorongnya.
"Apakah Naruto yakin?"
Bahkan pria disampingnya masih terlalu kecil untuk mengatakan hal seperti ini.
Mengangguk cukup mantap, lalu menunjukan senyuman khasnya.
"Aku yakin, dan aku berjanji akan membahagiakannya bi"
Wanita itu tersenyum begitu tulus, lalu memeluk tubuh pria kecil yang duduk disebelahnya.
"Bibi.."
"Hmm.."
"Jadi siapa Namanya?"
"Hinata.. dia Hyuuga Hinata"
° ° °
Membuka manik safir itu perlahan, cahaya temaram sudah menyambutnya. Menoleh ke arah sebelah ranjang, ia tidak menemukan wanita yang sebelumnya menemani tidurnya.
Apakah aku bermimpi?
Naruto lalu bangkit dari posisinya, panas pada tubuhnya sudah menurun, kondisinya sudah cukup membaik dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love
FanfictionApa yang lebih menyakitkan dari di tinggalkan? Maka Hinata akan menjawab- Tetap bertahan meskipun tak di inginkan. Mencoba kuat meskipun terus menerus di sakiti. Bodoh? Tentu saja. Wanita mana yang ingin di perlakukan seperti itu? Tidak ada, tidak a...