Pria itu menoleh kala namanya dipanggil, memberikan senyuman khasnya Naruto lalu berjalan menghampiri Hinata. Membelai pipi seputih susu milik sang wanita, Naruto tidak menyesal sedikitpun telah melakukan perbuatan yang tidak seharusnya ia lakukan bersama wanita lain sedangkan ia sudah memiliki seorang istri.
"Kau sudah bangun, eh? Apakah berisik? Kau mau ikut berpesta bersama kami Hinata?" Ucap Naruto memeluk pinggang sang wanita begitu erat.
"Naruto-kun.. lepaskan" ucap Hinata, ia sungguh tidak ingin seperti ini didepan banyak orang, meskipun Hinata adalah istri sah dari Naruto namun Hinata masih memiliki batasan.
Sasuke yang melihat tingkah bodoh sahabatnya yang sudah mabuk lalu bangkit dan mencoba melepaskan Naruto dari Hinata.
"Lepaskan, dobe.. kau akan menyakitinya"
"Kenapa? Dia istriku. Itu hak ku ingin memperlakukannya seperti apa, kau minggirlah teme"
Shion yang melihat Naruto terus memeluk Hinata merasa jengah lalu ia bangkit dari duduknya menghampiri sang pria menarik lengan kekar milik Naruto.
"Naruto, aku disini!"
Menoleh ke arah Shion, Naruto lalu melepaskan pelukannya pada Hinata.
"Aah.. maafkan aku sayang, wanita itu menggoda ku" menunjuk ke arah Hinata.
"Gila." Gumam Sasuke kepada Naruto.
Hinata yang masih bergeming ditempatnya tidak mampu mengatakan apapun, ia melihat betapa suaminya begitu mesra dengan wanita lain bahkan dihadapan dirinya dan juga teman-temannya.
Sasuke yang miris melihat Hinata yang terus memandang ke arah Naruto, pria yang masih terus berpelukan dengan wanita yang bahkan bukan istrinya.
Sasuke mencoba untuk menyapa Hinata dan berniat untuk menyuruhnya masuk kembali ke dalam kamar mungkin itu akan lebih baik, namun langkahnya terhenti kala Kiba tiba-tiba saja sudah berdiri dan mencoba berjalan menghampiri Hinata.
"Oiii.. Naruto"
Pria bersurai kuning itu menoleh, menatap Kiba walaupun pandangannya sudah sangat samar namun Naruto masih kuat untuk berdiri.
"Apakah gadis cantik ini istrimu?" Tanya Kiba lalu menunjuk ke arah Hinata.
Naruto yang melihat itu lalu mengangguk tanda mengiyakan ucapan Kiba.
"Istrimu boleh juga Naruto" lalu terkekeh kecil.
Onyx milik Sasuke membola, ia pikir sahabatnya sudah sangat gila. Kata-kata Kiba bisa memicu perkelahian. Namun ucapan Naruto membuat Sasuke tak percaya, kenyataan yang membuat hati Sasuke teriris.
"kau bisa menyewanya malam ini, Kiba" tawa lepas keluar dari bibir milik pria yang beberapa bulan ini sudah menjadi suami sahnya.
Amethyst milik Hinata membola, kembali meneteskan airmata. Ia sungguh tidak percaya bahwa suaminya sendiri benar-benar ingin menjualnya. Sebenci itukah Naruto kepada Hinata? Kenapa tidak membunuh Hinata saja jika memang tidak ingin hidup bersamanya.
"Kau jahat!!" Lalu kembali masuk ke dalam kamar miliknya mengunci pintu itu dengan rapat.
Hinata tidak sanggup lagi, bahkan jika harus memilih mati atau tetap hidup bersama Naruto maka Hinata akan lebih memilih mati saja.
Apa yang salah dari dirinya? Bahkan Hinata memberikan apa yang Naruto inginkan termasuk kepuasan batin. Namun bagi Naruto itu tidaklah cukup, kebaikan dan pengabdian Hinata untuknya tidaklah cukup.
Menangis sejadi-jadinya Hinata sungguh hancur, ia seakan jijik dengan dirinya sendiri. Mendengar beberapa ketukan pada pintu kamarnya, membuat Hinata lalu merapatkan dirinya pada dinding kamar, menyelimuti seluruh badannya dengan selimut tebal. Hinata sungguh takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love
FanfictionApa yang lebih menyakitkan dari di tinggalkan? Maka Hinata akan menjawab- Tetap bertahan meskipun tak di inginkan. Mencoba kuat meskipun terus menerus di sakiti. Bodoh? Tentu saja. Wanita mana yang ingin di perlakukan seperti itu? Tidak ada, tidak a...