Amethyst itu membola, seakan tidak percaya dengan apa yang wanita paruh baya dihadapannya katakan
"Aku hamil?"
Kushina mengangguk.
"Tapi bu.."
"Kenapa? Apa kau tidak bahagia dengan adanya dia?"
Hinata menggeleng "bukan seperti itu" air mata telah jatuh membasahi pipi putih miliknya.
"Aku.. aku bahagia memilikinya bu" membelai perut yang bahkan masih terlihat rata.
"Hinata, tinggalah dimansion bersama ibu"
"Aku tidak bisa, jika aku pergi lalu siapa yang mengurus Naruto-kun, bu"
Wanita paruh baya itu menunduk, bahkan Hinata masih memikirkan orang yang tidak pernah memikirkannya.
"Hinata." Panggil Kushina kembali.
"Bercerailah dengan Naruto"
Kembali menggelengkan kepalanya "aku ingin, tapi aku tidak bisa"
"Kenapa?"
"Aku telah mencintai Naruto-kun bu, aku mencintai suamiku."
Kushina kembali memundukan kepalanya, tidak ada yang salah dari Hinata yang mencintai Naruto karena memang mereka adalah suami istri.
Tapi.. entah kenapa rasanya sesak, mengetahui seseorang yang telah menyelamatkan hidupmu harus hidup dalam rasa sakit yang membelenggu.
"Kushina.." wanita itu menoleh, melihat sipemanggil masih berdiri diambang pintu.
"Makan dulu, aku akan menunggu Hinata" ucap Minato
"Ayah temani ibu makan?"
"Tidak" pria itu menggeleng "ayah disini, menemani putri ayah"
"Temani ibu saja, Hinata tidak apa-apa"
"Aku akan menjaga Hinata paman" suara Gaara memberi angin segar untuk Hinata.
"Ah benar, ada Gaara-kun" ucap Hinata lalu menampilkan senyum yang begitu manis.
"Kalau kau memaksa maka baiklah." Kushina lalu terkekeh mendengar jawaban dari Minato.
"Ibu keluar dulu yaa"
Wanita yang masih terduduk diranjang itu mengangguk "makan yang banyak ya bu"
"Dasar.. kau menyuruh itu menjadi gendut?" Ucap Kushina lalu disusul kekehan kecil dari dua wanita yang bahkan tidak ada kemiripan sama sekali.
Tidak perlu waktu lama, ruangan itu kembali sunyi. Minato dan Kushina telah pergi.
Gaara yang melihat Hinata masih terus tersenyum sesekali mengelus perutnya yang masih datar.
"Bagaimana rasanya?"
Wanita itu menoleh, menautkan alisnya "apa?"
"Menjadi seorang ibu, kau pasti bahagia"
Wanita itu tersenyum "aku bahagia, sekaligus takut Gaara-kun"
"Takut?"
Hinata mengangguk.
"Aku takut Naruto-kun tidak bisa menerima dia"
Lebih mendekatkan duduknya kepada Hinata "hei, jika ayah bodohmu tidak mau menerima dirimu.. ada paman Gaara disini"
Hinata terkekeh, ia merasa lucu dengan apa yang Gaara perbuat pasalanya bahkan anak dalam rahimnya belum berbentuk sempurna apakah dia bisa mendengar ucapan Gaara?
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love
FanfictionApa yang lebih menyakitkan dari di tinggalkan? Maka Hinata akan menjawab- Tetap bertahan meskipun tak di inginkan. Mencoba kuat meskipun terus menerus di sakiti. Bodoh? Tentu saja. Wanita mana yang ingin di perlakukan seperti itu? Tidak ada, tidak a...