Allo... Welcome to my second story. Cerita ini konfliknya ringan, jadi kalian bakal happy-happyan dicerita ini. So, jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen. Terimakasih.
—Happy Reading All—
Disebuah pasar yang berada di pelosok desa itu, nampak seorang pemuda tengah membujuk para orang dewasa yang tengah berlalu lalang dihadapannya. Panggil dia Yuno, pemuda dengan baju pendek sebatas siku itu tampak membawa sebuah nampan berisi berbagai macam jajanan tradisional. Terik matahari tidak membuat semangatnya surut untuk menjajakan dagangannya agar cepat habis.
"Jajannya Bu?" Tawar Yuno kepada seorang ibu-ibu yang kebetulan berhenti didepannya dan memandangi nampan berisi makanan itu.
"Kue ini harganya berapa Dek?" Tanya ibu itu agaknya tertarik kepada kue yang berwarna hijau.
"Perbiji nya 2.000 bu, kalau beli 3 biji 5.000"
Jelas Yuno sembari tersenyum memikat."Saya beli 10 biji Dek."
"Iya Bu, tunggu sebentar ya?"
"Iya, senyum kamu kok manis benget sih." Puji ibu itu tanpa mengalihkan pandangan dari wajah Yuno.
"Kuenya lebih manis dari saya bu, tapi terimakasih pujiannya. Ibu juga cantik." Balas Yuno yang membuat ibu itu salting seketika.
"Kamu bisa aja sih, berapa semuanya?"
"17.000 bu."
"Ini uangnya." Ucap ibu itu sembari memberi uang berwarna biru. Yuno mengambil uang itu lalu mengeluarkan beberapa uang lagi dari kantong plastik tempat uangnya.
"Ambil aja kembaliannya, ibu ikhlas." Tolak ibu itu.
"Eh, jangan Bu, ini kembaliannya."
"Kamu ambil aja, anggap ini sebagai sedekah dari saya."
Yuno terdiam sejenak, lalu mengangguk sembari berucap. "Terimakasih Bu."
"Iya sama-sama anak manis, saya permisi dulu ya?"
"Iya Bu, hati-hati dijalan."
"Iya." Lalu ibu itu kembali melanjutkan langkahnya untuk berbelanja.
Perlahan senyum manis Yuno luntur seketika, dan tergantikan oleh ringisan pelan dari bibir tipisnya. Tangannya terangkat memegang perut yang sedari tadi berbunyi. Agaknya dia lapar. Netranya menatap berbagai jenis kue yang tinggal setengah nampan lagi. Ada keinginan untuk memakannya walau hanya sebiji, tapi apa daya jika uang setorannya tak genap, maka ia tidak amanah nantinya.
Jika ditanya, uang yang diberikan ibu tadi bagaimana?
Uang itu biasanya akan menjadi upah lebih nanti ketika kue sudah habis. Dia tidak berani mengambil uang itu, apalagi ketika ia sudah sampai dirumah. Jika uang hasil jualannya kurang atau bahkan hanya pas-pasan, dia akan mendapat pujian bahkan hadiah dari orang tuanya. Dengan kata lain, dia harus pulang membawa uang lebih."Tahan dulu ya? Nanti kita makan kok, sekarang kita cari makanannya dulu." Guman nya kepada perutnya sendiri. Lalu ia kembali mengangkat nampan itu dan menjajakan dagangannya dari orang ke orang.
•••
"Kita sudah sampai ditempat tujuan, Tuan, Nyonya." Ucap supir itu dengan sopan.
"Terimakasih Pak, ayo sayang!" Ajak pria berpawakan gagah dengan setelah jas yang melekat pada tubuh kekarnya.
"Iya Mas." Balas sang wanita cantik dengan suara lemah lembut miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YULANO || Selesai
Teen FictionY U L A N O ••• Yulano adalah nama panggilan pemuda pendek dan imut itu. Terlahir dari keluarga yang kaya, tak membuatnya berbesar hati untuk memamerkan kelebihan yang ia punya. Ia juga mempunyai keluarga yang sangat menyayanginya, terutama ketiga k...