—Happy Reading All—
Rombongan Rafa tiba di mansion pada pukul 19.00 karena sebelumnya mengantar Rayyan, Yandra dan juga Fatah pulang. Selama diperjalanan tadi, Yuno dan Rafa hanya diam sembari sibuk dengan urusan masing-masing.
Mobil yang dikendarai Rafa itu berhenti didepan pintu masuk mansion. "Turun." Perintah Rafa tanpa mengalihkan pandangannya ke Yuno.
Seperkian detik tak ada jawaban yang Rafa dengar, kepalanya menoleh kearah Yuno. Pantas saja Adiknya tak menjawab, ternyata sudah ngorok dia.
Rafa menghela nafas sejenak, kemudian melepas seatbelt yang dikenakannya dan yang kenakan Yuno. Kemudian Rafa turun dari mobil lalu berputar menuju samping mobil. Dengan hati-hati ia membawa Yuno dalam gendongannya.
Rafa berjalan kearah pintu utama dan langsung dibuka kan oleh penjaga yang sedang bertugas.
Kedatangan Rafa dan Yuno disambut baik oleh keluarganya yang lain, ternyata ada keluarga besarnya juga disini."Tidurkan dikamar lalu kembali kesini." Suruh Endra kepada Rafa. Sedangkan yang disuruh hanya menjawab dengan deheman kemudian berlalu menuju lantai 2.
Skip
Dengan pelan-pelan Rafa membaringkan Yuno di kasur pribadi milik Yuno. Setelah memakaikan selimut ditubuh Yuno, Rafa langsung pergi seperti perintah dari Papa-nya tadi.
"Abang..."
•••
"Menikmati bermain bersama dengan adikmu, Rafa?" Tanya Razor dengan nada datar seperti biasanya.
"Iya Opa." Jawab Rafa tak kalah datar.
"Rafa?" Suara pelan itu berasal dari mama Chinda.
"Iya Ma."
"Ikut Mama dulu yuk? Mama mau bicara sama kamu." Pintanya dan diangguki saja oleh Rafa.
Rafa dan Chinda keluar dari mansion menuju halaman belakang. Halaman belakang ini bisa dibilang cukup luas, disana terdapat kolam renang, lapangan basket, taman bunga dan beberapa wahana permainan lainnya. Tak hanya itu, disana juga terdapat beberapa pohon dan salah satunya adalah pohon mangga.
Chinda dan Rafa kini tengah duduk disebuah ayunan bersama. Udara yang sejuk dengan suguhan pemandangan bintang yang bertebaran di langit hitam, membuat mereka belum ada yang mengucapkan sepatah kata apapun.
"Rafa?" Panggil Chinda sambil menatap Rafa penuh arti.
"Iya Ma." Jawab Rafa singkat.
Chinda langsung membawa tubuh Rafa dalam pelukannya. Sambil terisak ia berucap, "maafin Mama sayang, hiks..."
Rafa tak membalas apapun, ia menunggu kelanjutan dari ucapan Mama-nya itu.
"Mama hiks, udah suudzon sama kamu, Mama yang nggak pernah perhatian sama kamu hiks, Mama yang nggak pernah ngerti dan peka sama perasaan kamu, dan Mama yang nggak adil untuk kamu. Mama hiks minta maaf sayang."
Rafa kini tau sekarang alasan Mama-nya mengajaknya pergi kebelakang berdua. Dibalasnya pelukan sang Mama yang tengah terisak itu dengan lembut.
"Mama nggak salah, Rafa ngerti kok kenapa Mama ngelakuin hal itu. Rafa juga nggak pernah sekalipun kepikiran sampai situ karena Rafa udah punya segalanya. Rafa punya Mama, Papa, Abang, Kakak dan Adek yang sayang sama Rafa. Rafa beruntung bisa menjadi bagian dari keluarga ini, Rafa benar-benar beruntung."
Baru kali ini! Baru kali ini Rafa berbicara panjang lebar dengan nada lembut dan menenangkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YULANO || Selesai
Teen FictionY U L A N O ••• Yulano adalah nama panggilan pemuda pendek dan imut itu. Terlahir dari keluarga yang kaya, tak membuatnya berbesar hati untuk memamerkan kelebihan yang ia punya. Ia juga mempunyai keluarga yang sangat menyayanginya, terutama ketiga k...