-Happy Reading-
Lio mengerem laju motornya dengan mendadak saat beberapa motor berlawanan arah tiba-tiba berhenti menghadang mereka. Nyaris saja mereka akan bertabrakan jika Lio tidak dengan cepat memberhentikan motornya.
"Kamu nggak papa?" Tanya Lio pada Yuno.
"Enggak, tapi mereka..." Ucap Yuno sambil menunjuk gerombolan motor dengan pengendaranya yang membawa sebuah balok kayu.
"Sial!" Umpat Lio.
Ia mengeratkan pegangannya pada stang motor miliknya kemudian membelokkannya kembali kearah jalan yang tadi. Tidak ada pilihan lain karena Lio tau jika orang-orang itu mempunyai niat buruk padanya dan Yuno. Selain itu ia juga tak yakin bisa menang, ia hanya sendiri sedangkan orang-orang itu berjumlah sekitar sepuluh orang.
"Shit!!" Lio kembali mengumpat saat beberapa orang lagi menghadangnya dari arah berlawanan.
Apa yang harus ia lakukan, sekarang lawannya bertambah banyak. Tidak ada pilihan lain, ia harus melindungi Yuno.
"Abang, Yuno takut." Cicit Yuno dengan nada bergetar.
Lio mengeluarkan benda pipihnya kemudian memberikannya pada Yuno. "Kamu hubungi Bang Rafa atau Bang Dion. Selagi Abang menghadang mereka, kamu lari sejauh yang kamu bisa. Paham?"
"Tapi Bang Lio gimana?" Tanya Yuno.
"Abang baik-baik aja. Abang kan jago berantem. Nanti setelah Abang suruh kamu lari, kamu lari sejauh-jauhnya ya?"
Yuno mengangguk dengan ragu. Lio terkekeh kecil kemudian mengusak rambut Yuno.
Lio melepas helmnya lalu turun dari motornya."Gebukin anak Mami yang modal keroyokan, sabi kali ya?" Teriak Lio yang mencoba mengalihkan perhatian orang-orang itu padanya.
Dan benar, orang-orang yang didominasi oleh remaja laki-laki itu mulai mendekat kearah Lio. Salah seorang dari mereka mengikis jarak antara dia dan Lio.
"Gue tertarik sama anak manja itu. Kita lihat, dia akan jatuh ke tangan siapa malam ini." Ucap remaja itu sambil menyunggingkan senyum sinis.
"Banyak bacot lo!!" Teriak Lio lalu menghantam pemuda tadi dengan sangat keras.
Remaja-remaja yang lain juga ikut bertarung menghajar Lio. Lio juga yang sudah bertekad untuk menjaga Yuno pun dengan lihai membalas serangan-serangan itu. Melihat ada kesempatan, Lio memberi aba-aba agar Yuno lari.
"Yuno!!! Sekarang!!!" Teriaknya.
Dengan perasaan tak tega, Yuno mulai berlari dengan cepat. Air matanya terus mengalir sejalan dengan jauhnya jarak antara dia dan Lio.
"Hiks... maaf Bang Lio, Yuno jahat." Tangis Yuno.
Merasa jaraknya sudah cukup jauh dari area tadi, Yuno menghentikan larinya dan duduk dikursi pinggir jalan. Tangannya mencoba menyalakan ponsel yang tadi diberikan Lio. Namun, apa kalian lupa jika Yuno itu tak paham dengan benda-benda semacam ini?
"Ini gimana caranya?" Tanyanya sambil mengotak-atik ponsel itu.
Sibuk dengan aktivitasnya sendiri, sampai-sampai Yuno tak menyadari jika ada seseorang yang mendekat kearahnya. Orang itu berdiri didepan Yuno kemudian merebut ponsel Yuno dengan kasar.
"Ikut gue, anak manja." Ucap orang itu dengan nada rendah.
•••
"Sial!" Umpat Tio saat melihat Yuno yang tak sadarkan diri dibawa oleh orang itu.
Ia merogoh saku celananya kemudian mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Halo." Ucap Tio saat penggilan sudah terhubung.
"Apa Yo?" Saut orang dari seberang. Kalau dari suaranya, orang itu adalah Reyhan.
"Lio sama Yuno dalam bahaya. Yuno diculik, sedangkan Lio lagi dikeroyok sama anak sebelah. Tegar juga lagi bantu Lio. Gue lagi ngawasin kemana Yuno mau dibawa. Lo cepet kesini, jalan Semanggi." Jelas Tio panjang lebar.
"Oke, gue otw sama anak-anak."
"Iya gu-"
Bugh!!!
"Yo? Lo kenapa Yo? Tio?!!"
"Jangan harap kalian bisa ambil anak manja itu." Ucap seseorang dari ponsel Tio lalu panggilan terputus seketika.
Prak!!
Orang itu membanting ponsel Tio tepat disisi Tio yang tak sadarkan diri lalu menginjaknya. Orang itu melirik sekilas pada Tio kemudian beranjak dari sana.•••
"Woy!!!" Teriak Dion dengan amarah yang membara. Setelah mendengar kabar dari Tio, Reyhan langsung saja memberi tau teman-temannya yang lain. Anak Elion dan Genaster bersama-sama langsung saja terjun ke lokasi.
"Mana Adek gue?!!" Tak jauh berbeda dengan Dion, dengan perasaan khawatir dan marah Rafa langsung menanyakan keberadaan adiknya.
Rafa mendekat kearah seorang pemuda yang diketahui adalah salah satu dari penyebab semua ini. Dengan kasar ia menarik kerah baju remaja itu. "Dimana adek gue?" Tanya Rafa dengan datar dan dingin.
Bukannya menjawab, remaja itu justru terkekeh. "Pergi." Jawabnya.
"Bangsat!! Gue tanya dimana?!" Ulang Rafa dengan tangan yang sudah melayang diudara.
"Pergi." Jawaban orang itu masih sama. Hal itu membuat emosi Rafa semakin besar. Ia menghajar orang yang sudah babak belur itu tanpa ampun.
Fatah mendekat kemudian memisahkan Rafa dari orang itu. "Udah Raf, dia bisa mati kalau lo nggak berhenti!!" Ucapnya menenangkan Rafa.
"Biar mati, gue nggak peduli!" Balas Rafa sambil memberontak melepaskan diri dari Fatah.
"Rafa!! Udah!!"
Bugh!!
Fatah sudah tak punya pilihan lain. Ia meninju wajah Rafa agar anak itu sadar. Rafa terjatuh dengan posisi duduk, untuk sejenak ia memandang kosong jalanan itu. Lalu matanya bergerak menatap Fatah yang berdiri didepannya.
"Adek aku mana Bang?" Tanya Rafa dengan wajah memelasnya.
•••
Seorang pemuda ber hoodie putih itu menggendong Yuno menuju sebuah kamar. Dengan pelan ia membaringkan tubuh Yuno diatas kasur.
"Mulai sekarang kamu adalah adik saya"
Ucap pemuda itu lalu mengecup dahi Yuno.Pemuda itu melanjutkan langkahnya keluar kamar. Ia ikut bergabung bersama teman-temannya yang tengah berkumpul diruang tengah.
"Gimana? Lo udah seneng?" Tanya salah satu temannya.
"Gue seneng banget, thanks semua." Ucapnya berterimakasih.
"Vin, gimana kalau anak itu nanyain keluarganya?" Tanya Indra, teman Gavin yang paling dewasa.
"Gue jelasin pelan-pelan, gue nggak mau kehilangan dia." Jawab Gavin dengan tekad yang kuat.
"Lo harus janji sama kita, kalau lo bakal jagain anak itu dan bakal perlakuan dia dengan baik. Kita udah lakuin hal nekat seperti ini, jadi lo jangan ngecewain kita. Satu lagi, karena kita udah dapet dia bukan berarti kita bisa bersenang-senang tanpa waspada. Elion dan Genaster sudah bergabung, mereka jadi geng yang kuat. Kita harus waspada dan harus jaga rahasia ini baik-baik." Nasehat Indra yang langsung dipahami oleh semua teman-temannya.
"Sekarang kita siap-siap, gue udah pesen makanan nanti salah satu dari kita ambil. Yang luka bisa diobati dulu. Dan yang lain bisa istirahat atau bersih-bersih. Thanks untuk hari ini."
Ucap Gavin kemudian berlalu dari sana.-To Be Continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
YULANO || Selesai
Teen FictionY U L A N O ••• Yulano adalah nama panggilan pemuda pendek dan imut itu. Terlahir dari keluarga yang kaya, tak membuatnya berbesar hati untuk memamerkan kelebihan yang ia punya. Ia juga mempunyai keluarga yang sangat menyayanginya, terutama ketiga k...