|Chapter 28| Kunci•

5.9K 599 11
                                    

—Happy Reading—

Saat ini Rafa tengah berada di depan pintu kamar milik Yuno. Agaknya ia masih ragu untuk mengetuk pintu itu karena sang pemilik kamar baru saja datang. Rafa menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskan nya dengan perlahan.

Tok tok

Ketuknya dan tak lama sang pemilik membukakan pintu. Kepala Yuno menyembul untuk melihat siapa gerangan yang telah mengetuk pintu kamarnya.

Manik hitamnya kini bertatapan dengan netra milik Rafa. Tak berselang lama, Yuno segera memutus kontak mata itu terlebih dahulu.

Rafa bertingkah kikuk, "k-kamu lagi apa?" Tanya Rafa pada Yuno.

Yuno menggeleng sekilas, " Yuno nggak ngapa-ngapain."

"Boleh aku masuk?" Tanya Rafa sambil menatap kedalam kamar Yuno.

Yuno memundurkan badannya kemudian menutup pintu perlahan, "lain kali aja." Lalu pintu itu benar-benar tertutup.

"Huh.." Rafa menghela nafas kemudian berjalan menuju kamarnya.

•••

Makan malam kali ini diisi dengan keheningan saja, padahal jika ada Yuno suasana akan sangat ramai oleh gelak tawa. Em... Kali ini Yuno tidak ikut makan malam karena tadi katanya ia sudah makan bersama Lio dan temannya.

"Rafa selesai." Ucap Rafa kemudian beranjak dari tempatnya.

Faira memandang kepergian adiknya dengan aneh. "Rafa kenapa ya? Kok hari ini kelihatan nggak mood gitu."

"Entahlah, dia sudah bertingkah seperti itu sejak pulang dari sekolah tadi." Balas Arsen yang masih setia menyantap makanannya.

"Mungkin dia sedang ada masalah dengan adiknya atau temannya." Kini Endra yang memberi pendapat.

"Jika memang begitu semoga masalah itu cepat selesai. Aku tidak sabar melihat mereka dekat lagi." Ungkap Faira yang dibenarkan oleh Arsen.

"Mereka akan bermain seperti biasa mulai besok, Mama yakin itu." Ungkap Chinda.

•••

Jam menunjukkan pukul 11 malam, namun Yuno belum juga terlelap dalam tidurnya. Anak itu kini sedang berjalan kesana kemari dikamarnya dengan tangan memegang sebuah kertas putih.

"Hhh... Yuno harus bisa, Yuno harus berani!" Ucap Yuno menyemangati dirinya sendiri.

Yuno membuka pintunya pelan-pelan, hal itu sontak membuat dua orang penjaga melihat kearah pintu yang terbuka itu.

"Tuan muda, ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu penjaga itu dengan sopan.

Yuno menggeleng kemudian menunjukkan kertas putih yang sedari tadi ia pegang. "Yuno mau antar ini kekamar Bang Rafa. Paman jangan bilang siapa-siapa ya?"

"Baiklah Tuan muda, silahkan." Ucap pengawal itu memberi izin.

Yuno berjalan dengan ragu kearah pintu tertutup itu. Menarik nafasnya perlahan kemudian menghembuskan nya. Tangannya terulur untuk membuka pintu itu dengan pelan dan berusaha tak menimbulkan suara sekecil apapun.

Kamar itu tampak sepi dengan cahaya lampu yang remang-remang. Yuno terlebih dahulu memastikan bahwa sang pemilik kamar sudah tidur apa belum. Setelah memastikannya, Yuno berjalan mendekat kearah meja lalu meletakkan kertas putih itu diatasnya. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Yuno pergi keluar dari kamar milik Rafa.

YULANO || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang