|Chapter 2| Pulang•

22.7K 1.7K 28
                                    

Sebagai pembaca yang baik, jangan lupa tinggalkan jejaknya ya.

-Happy Reading-

"Loh Adek udah bangu- kok nangis?!" Orang itu dikagetkan dengan Yuno yang sudah bangun, namun dalam keadaan menangis.

Yuno menoleh kearah orang itu. Matanya tampak berkaca-kaca, bibirnya melengkung dan hidungnya yang kembang kempis sedikit memerah. "Hiks, hiks, sakit..." Adu nya dengan pelan.

Orang itu mendekat dan langsung memeluk tubuh kecil Yuno. "Kenapa? Apanya yang sakit, hm?"

"Tangan Yuno hiks, jarumnya lepasin."

"Stt, tenang dulu oke? Kalau nggak diem nanti jarumnya nggak dilepasin lo." Ucap orang itu memberi pengertian. Dan benar saja, tak lama kemudian tangis Yuno mereda walau masih ada isakan isakan kecil yang keluar.

"Nah pinter, minum dulu ya?" Pintanya dan dengan senang hati Yuno mengangguk. Karena jujur saja, tenggorokannya saat ini terasa begitu kering.

Setelah membantu Yuno minum, orang itu kini duduk disebelah brankar Yuno. "Nama kamu siapa?" Tanyanya kepada Yuno.

"Yuno, Om." Jawabnya lirih tanpa menatap sang lawan bicara.

"Jangan panggil om, saya belum nikah. Emang kelihatan tua ya?"
Tanyanya sedikt miris karena panggilan yang diberikan Yuno.

Yuno mengalihkan pandangan kewajah orang itu. Agaknya dia salah memberi panggilan. Wajah sesegar dan setampan itu ia panggil om. "M-maaf Mas, saya ndak tau tadi"

"Tidak papa, nama kamu Yuno, kan?" Tanyanya memastikan.

Yuno mengangguk sebagai jawaban. "Mas namanya siapa?"

"Saya Arsen, panggil saya Bang Arsen dan jangan Mas, biar kita bisa lebih akrab."

Yuno kembali menganggukkan kepalanya. Setelahnya keheningan melanda. "Astaga, dagangan ku!" Yuno terkejut kala pikirannya mengarah pada dagangannya yang tadi. Yuno menoleh-noleh mencari dagangannya, namun ia tidak mendapati keberadaannya disini, hal itu sontak membuatnya ingin segera mencari dimana dagangannya berada.

"Akh!"
Rintihannya saat jarum infus itu tertarik.

"Kamu nggak papa? Ada apa?" Tanya Arsen khawatir.

"Dagangan Yuno Bang, kue-kue Yuno dimana?" Tanyanya dengan posisi masih dilanda kepanikan.

"Kamu tenang dulu, biar saya jelaskan." Yuno dengan segera menetralkan kepanikannya. Setelah tenang Arsen pun mulai memberi penjelasan.

"Waktu itu kamu ingat kan, sewaktu di trotoar?" Tanyanya dan dijawab anggukan dari Yuno.

"Waktu kamu pingsan kemungkinan besar kue kamu juga ikut jatuh, semua kue kamu kotor. Waktu saya nemuin kamu kondisinya udah kayak gitu. Jadi saya minta bantuan orang-orang untuk membuang kue nya karena udah nggak layak dimakan. Kamu tenang aja, saya akan ganti kue-kue itu."

Yuno tampak kecewa dengan penjelasan yang diberikan Arsen. Bagaimana bisa dia menyia-nyiakan dagangannya sendiri. Tapi dengan cepat Yuno menggeleng, ini bukan kesalahan Bang Arsen, ini murni karena kesalahannya sendiri. "Ndak papa Bang, uangnya ndak usah diganti. Bang Arsen ndak salah, ini salah Yuno sendiri karena kurang berhati-hati."

Arsen tampak diam sembari menunggu kelanjutan ucapan Yuno. "Kalau boleh tau, Yuno kenapa ya Bang? Kok bisa sampai pingsan gitu?"

"Maag kamu kambuh."

"Maag?" Tanya Yuno memastikan.

"Iya, emang kamu belum tau?" Yuno menggeleng sebagai jawaban. Sedari kapan maag itu ada ditubuhnya?

YULANO || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang