|Chapter 16| Rooftop•

9.1K 853 20
                                    

-Happy Reading-

"Hai." Sapa Yuno dengan teman sebangkunya. Sedangkan yang disapa hanya melirik tanpa membalas sapaan Yuno.

Yuno yang mendapat perlakuan seperti itu pun memilih diam dan mengurungkan niatnya untuk berkenalan, mungkin dilain waktu saja.

Skip

Bel istirahat berbunyi dengan lantang dipenjuru ruang kelas. Ramai-ramai para siswa dan siswi pergi menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar.

Yuno, dia masih berada dikelas berdua dengan Putra, teman sebangkunya. "Mau ke kantin?" Tanya Yuno.

"Enggak." Jawab Putra tanpa menoleh kepada Yuno.

"Kenapa?" Tanya Yuno penasaran sedangkan Putra hanya mengabaikan Yuno.

"Kamu kenapa sih? Ada masalah?" Tanya Yuno dengan hati-hati.

Pertanyaan itu membuat Putra menoleh dan menatap Yuno dengan lekat. "Masalah gue banyak."

"Kamu bisa cerita sama Yuno, siapa tau itu bisa buat kamu lebih tenang. Tapi Yuno juga ndak maksa kok."

"Ikut gue." Perintah Putra sambil beranjak dari tempatnya.

"Mau kemana sih?" Tanya Yuno pada dirinya sendiri, lalu ia segera menyusul Putra yang akan mengajaknya entah kemana.

Skip

Wushhh~

Rooftop, Putra mengajak Yuno ke rooftop sekolah. Angin terasa lebih kencang dari atas sana dan membuat rambut keduanya terhempas berantakan.

"Sini!" Ajak Putra sambil menepuk tempat duduk disebelahnya.

Yuno mendekat lalu mendudukkan dirinya disebelah Putra. Seperkian detik belum ada yang memulai pembicaraan.

"Ini masalah pribadi, jadi lo jangan macam-macam untuk bongkar ke orang lain." Ucap Putra masih dengan wajah datarnya. Yuno menoleh kemudian mengangguk mengiyakan.

"Putra itu nama samaran gue. Nama gue yang asli itu LIONER WILLIAM XENDRA." Ucapan Putra membuat Yuno bingung.

"Maksudnya?"

"Lo tau marga Xendra?" Tanya Putra dan dijawab gelengan oleh Yuno.

"Gue adalah salah satu dari mereka, gue anak bungsu keluarga Xendra. Tapi sekarang gue bukan lagi bagian dari mereka. Gue dibuang." Jelas Putra sambil terkekeh miris.

"Dibuang?" Tanya Yuno memastikan.

"Ya, dan sekarang gue udah dianggap mati sama mereka." Raut wajah Putra berubah sendu.

Yuno yang masih bingung itu memilih diam sembari mendengarkan kelanjutan curhatan temannya ini.

"Selama ini gue hidup sendiri. Gue susah, cari uang setiap hari untuk makan sama sekolah. Dan mereka? Mereka hidup bahagia tanpa beban apapun. Gue yang berstatus sebagai bungsu harusnya lebih disayang dan dimanja, tapi justru abang gue yang mendapat semua itu."

"Apa gue bener-bener nggak diharapakan sama mereka?" Tanya Putra dengan air mata yang turun di wajah tampannya.

Grep

YULANO || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang