—Happy Reading—
Bunga lily putih itu ia letakkan diatas gundukan
tanah dengan bekas bunga-bunga yang terlihat sudah mengering. Ia beralih menatap sendu nisan yang bertuliskan nama sahabatnya yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri itu. Ada rasa bersalah sekaligus tak ikhlas dibenaknya saat ia yang baru mengetahui jika sang sahabat telah meninggalkannya tanpa pamit dan tanpa kabar apapun."Halo Jaka..." Ucapnya dengan pelan.
"Apa kabar?" Tanyanya lagi.
"Kamu pergi kok nggak pamit aku sih?"
Sejenak ia memejam untuk meredakan sesak di dadanya. "Aku sahabat kamu yang jahatkan Jak? Kita udah sahabatan dari SMP dan aku nggak tau tentang latar belakangmu bagaimana. Dan disaat kamu pergi pun aku nggak ada disamping kamu Jak, maafin aku hiks..." Akhirnya isakan itu keluar bersamaan dengan air mata yang mulai turun kebawah.
"Kamu sekarang udah bahagia kan?" Tanyanya walau tau akan ada jawaban yang ia dapat.
Suara langkah kaki berjalan mendekat kearahnya. Dapat ia rasakan orang itu ikut berjongkok sembari mengelus punggungnya pelan.
"Jangan sedih Dek, Jaka nggak akan suka lihat kamu nangis seperti ini." Ucap orang itu yang tak lain adalah Gavin.
"Hiks... Jaka itu baik Abang. Tapi kenapa dia pergi secepat ini? Bahkan Jaka pergi sebelum berpamitan dengan Yuno." Balas Yuno sambil sesenggukan.
"Udah-udah, yuk kita pulang. Abang punya sesuatu untuk kamu dirumah." Ajak Gavin namun dibalas gelengan kepala oleh Yuno.
"Yuno mau sama Jaka." Ucapnya pelan.
"Emang kamu tau sesuatu itu apa?" Tanyanya dan dijawab gelengan oleh Yuno lagi.
"Itu pemberian dari Jaka untuk kamu. Kemarin Abang baru nemuin itu dikamar Jaka. Jadi sekarang Abang bakal kasih itu ke kamu."
"Tapi Yuno-"
"Kapan-kapan kita bisa kesini lagi. Sekarang kamu pamitan dulu sama Jaka."
Yuno mengangguk patuh kemudian beralih pada nisan Jaka. "Yuno pulang dulu ya Jaka. Kamu baik-baik disana ya? Kamu tenang aja, Yuno bakal jaga bang Gavin dengan baik. Huh... Aku pulang"
•••
"Yuno!!"
"Mas siapa?" Tanya Gavin saat melihat ada orang yang duduk di teras depan rumahnya.
"Saya Arsen, kakak sulungnya Yuno." Jelas Arsen dengan mata yang masih setia menatap Yuno yang berada didalam gendongan Gavin.
"Oh... Silahkan masuk Mas." Ajak Gavin sambil membuka pintu rumahnya.
Arsen mengikuti sang pemilik rumah dari belakang. Tak sabar rasanya ia ingin dengan segera memeluk Yuno.
"Dek..." Ucap Gavin membangunkan Yuno yang sedang tertidur digendongan koalanya.
Mata Yuno yang semula terpejam, kini mulai terbuka.
"Ada Bang Arsen." Ucapnya memberi tau.
Yuno menoleh noleh mencari keberadaan abangnya. Saat sudah ketemu, ia segera merentangkan tangannya kearah Arsen. Arsen tersenyum senang, dengan segera ia mengambil alih tubuh adik kecilnya itu.
"Yuno kangen Abang." Ucap Yuno sambil menidurkan kepalanya pada pundak Arsen.
"Abang juga kangen, Baby." Balas Arsen sambil mencium rambut milik Yuno.
Untuk sejenak Arsen beralih pada pemuda didepannya ini. "Saua datang untuk mengajak Yuno pulang. Apa kau tidak keberatan?" Tanyanya pada Gavin.
Sedangkan Gavin hanya tersenyum simpul. Ada rasa ingin menolak dan mengatakan keberatan, tapi apa haknya disini. "Tidak Mas. Tapi tunggu sebentar, saya mau mengambilkan sesuatu untuk Yuno." Ucapnya kemudian bergegas masuk kedalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YULANO || Selesai
Teen FictionY U L A N O ••• Yulano adalah nama panggilan pemuda pendek dan imut itu. Terlahir dari keluarga yang kaya, tak membuatnya berbesar hati untuk memamerkan kelebihan yang ia punya. Ia juga mempunyai keluarga yang sangat menyayanginya, terutama ketiga k...