|Chapter 24| Sebuah Pilihan•

8.4K 762 41
                                    

—Happy Reading—

"Papa!!" Panggil Yuno sembari melambaikan tangannya kearah Endra.

Endra menoleh kearah anak bungsunya yang sedang bermain bersama Rafa. Endra tersenyum melihat kedua putranya yang terlihat akur. Ia mendekat dan ikut bergabung bermain bersama keduanya.

"Lagi main apa nih?" Tanyanya penasaran.

"Yuno lagi main sama Yeontan. Lihat, lucu kan?"
Balas Yuno sambil memeluk anjing kesayangannya yang baru ia beli.

Endra terkekeh gemas melihat kedekatan Yuno dengan anjingnya. Kini ia beralih pada Rafa.

"Abang lagi ngapain?" Tanyanya sambil mengamati Rafa yang sedari tadi sibuk dengan buku-bukunya.

Sejenak Rafa menghentikan kegiatannya lalu menatap ayahnya dengan senyum manisnya. "Rafa lagi nulis surat untuk Mama. Udah lama banget Rafa nggak ngirim surat ke Mama, jadi kangen nih."

Endra yang mendengar ucapan Rafa seketika mengeraskan rahangnya. Direbutnya kertas yang berada dipangkuan Rafa kemudian menyobeknya menjadi beberapa bagian.

"Jangan kirim-kirim surat untuk wanita itu lagi Rafa. Dia bukan siapa-siapa kita sekarang. Kamu hanya punya papa dan Yuno, dan Papa hanya punya kamu dan Yuno. Dia hanya orang asing yang pernah mengaku-ngaku sebagai mama kamu. Jadi stop untuk mengiriminya surat apa lagi memikirkannya."
Marah Endra yang membuat Rafa juga terpancing emosi.

"Dia Mama aku dan selamanya tetap Mama aku. Papa nggak berhak untuk larang larang aku untuk berhubungan dengan Mama. Papa jangan egois karena kehidupan kita yang sekarang itu gara-gara kesalah pahaman Papa terhadap Om Ryuan." Balas Rafa dengan nada tinggi.

"Kamu nggak tau, Papa ngelakuin itu semua untuk kamu dan Yuno Rafa! Papa ngelakuin itu untuk kita!!"

"Kita? Bulshit!! Papa ngelakuin itu untuk Papa sendiri. Emang Papa pernah tanya sama Yuno, gimana perasaan Yuno yang udah jauh dari Mamanya? Emang Papa tau kalau setiap malam Yuno dateng kekamar aku terus ngadu ke aku kalau dia rindu dengan Mamanya? Enggak kan?!" Ucapan Rafa membuat Endra terdiam seketika. Rafa terkekeh sinis kemudian pergi meninggalkan papanya sendiri.

"Rafa!! Rafa!! Kembali kamu!!" Teriaknya namun tak digubris sama sekali oleh Rafa.

Endra memejamkan matanya untuk meredakan amarahnya. Kemudian ia menatap sekeliling untuk mencari keberadaan si bungsu, namun tidak ada. Endra beranjak dari tempatnya menuju kekamar Yuno yang kemungkinan Yuno berada disana karena takut akan perdebatannya dengan Rafa tadi.

Guk guk guk

Suara anjing berjenis Teacup Pomeranian itu menggonggong dari arah belakang rumah. Endra yang mendengar itu segera saja mendekat kearah sumber suara. Apa Yuno meninggalkan anjingnya sendiri? Pikir Endra.

"Kemarilah, jangan disana nanti kau terjebur." Ucap Endra sambil melambaikan tangannya kearah Yeontan.

Endra dibuat bingung oleh anjing itu. Setaunya anjing kepunyaan Yuno itu adalah anjing yang pintar dan terlatih, namun apa ini.

Dengan terpaksa Endra mendekat kearah anjing  kecil itu. "Anjing pintar tidak boleh nakal." Ucapnya sambil merentangkan tangannya hendak menggendong anjing itu.

Aktivitasnya terhenti kala netranya tak sengaja menatap air di kolam renang yang bergoyang membuat gelombang gelombang kecil. Tubuhnya kembali tegap saat melihat seseorang berada didalam kolam renang yang cukup dalam itu.

Matanya menyipit untuk memastikan siapa yang sedang berada didalam air itu. Matanya terbelalak kaget saat mengetahui orang itu adalah Yuno, anak bungsunya.

YULANO || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang