—Happy Reading—
"Bang Rafa?" Panggil Yuno dengan pelan nyaris berbisik.
Rafa menunduk untuk melihat kearah Yuno yang berada dipangkuan nya. "Apa?"
"Bang Rafa masih marah?" Tanya Yuno dengan menatap polos Rafa.
"Tidak." Jawabnya singkat lalu kembali mendongak.
"Bang Rafa masih marah kan?" Tanya Yuno ulang.
"Tidak."
"Bang Rafa jangan marah, Yuno ndak suka." Pinta Yuno sambil menatap sendu abangnya.
Rafa kembali menunduk guna melihat Yuno, "Abang enggak marah Yuno." Kali ini ia berucap lembut.
"Tapi Bang Rafa ndak mau senyum, berarti Bang Rafa masih marah sama Yuno."
Dengan sedikit kaku Rafa mulai tersenyum guna meyakinkan adiknya itu. Ternyata senyumannya itu menular kepada Yuno. Rafa merasa gemas melihat senyum manis Yuno lalu ia mencium rambut milik Yuno dengan sayang.
"Gimana? Udah percaya kalau Abang nggak marah, hm?" Tanya Rafa yang langsung mendapat anggukan setuju oleh Yuno.
"Bang Rafa?" Panggil Yuno lagi.
"Iya"
"Bang Rafa tau ndak?"
"Apa?"
"Kalau senyum Bang Rafa itu manis banget." Puji Yuno yang langsung membuat Rafa salah tingkah.
"Kamu ini ada-ada aja."
"Itu bener lo Bang, tapi Yuno heran deh,"
"Heran kenapa?"
"Kok orang seganteng Abang belum punya cewek."
"Kamu tau nggak alasan Bang Rafa belum punya cewek?" Tanya Rafa dan mendapat gelengan oleh Yuno.
"Karena Abang nggak mau kasih sayang Abang terbagi, dan kasih sayang Abang hanya untuk Yuno seorang. Kalau Yuno berpikir apa tidak ada yang berminat pada Abang, jawabannya Abang yang tidak berminat dengan perempuan untuk sekarang."
"Jadi kalau Abang punya cewek, Abang nggak sayang Yuno lagi?" Tanya Yuno dengan pelan.
Rafa tersenyum sebelum menanggapi pertanyaan Yuno. "Bukan begitu, kalau Abang punya cewek kan harus disayang. Nah, jadi kasih sayang Abang ke kamu harus dibagi bersama perempuan itu."
"Kalau begitu Abang ndak usah punya cewek deh, punya Yuno aja udah cukup kan?" Tanya Yuno dengan nada serius.
"Iya, bahkan lebih dari cukup." Balas Rafa sembari terkekeh melihat wajah Yuno yang sok serius itu.
•••
"Makan yang banyak sayang." Keluarga Xendra tengah melaksanakan makan malam sekaligus penyambutan atas kembalinya sang anak bungsu.
Putra ah bukan, namanya sekarang adalah Lio. Anak itu kini sedang makan dengan pelan dan sedikit canggung. Ini pertama kalinya ia makan bersama keluarga setelah beberapa tahun terakhir. Walau tak terlalu kentara, wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa kebahagiaan yang sangat besar dihatinya.
Tadi, Lio sempat marah-marah sambil menangis. Lio bahkan tak percaya jika sang ibunda telah berpulang karena kejadian itu. Ryuan mencoba menjelaskan tentang kejadian saat itu, dan untungnya Lio dapat menerima penjelasan itu dengan lapang dada. Tadi juga Lio sempat menceritakan bagaimana ia bisa lolos dari kejadian itu hingga ia bisa bertahan hidup seorang diri hingga sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
YULANO || Selesai
Teen FictionY U L A N O ••• Yulano adalah nama panggilan pemuda pendek dan imut itu. Terlahir dari keluarga yang kaya, tak membuatnya berbesar hati untuk memamerkan kelebihan yang ia punya. Ia juga mempunyai keluarga yang sangat menyayanginya, terutama ketiga k...