|Chapter 7| Seafood•

16.5K 1.2K 15
                                    

-Happy Reading-

Canggung, kata yang tepat untuk mewakili suasana ruang tengah kala itu. Tak mau berlama-lama dalam keheningan, sang kepala keluarga segera memulai pembicaraan.

"Yuno sudah kenal dengan kami semua?"
Tanya Endra dengan nada lembutnya.

Yuno menatap sekeliling lalu berucap, "belum, pa." Jawabnya lirih.

"Kita mulai dari perkenalan dulu, mungkin ini bisa membantu kamu agar lebih dekat dengan kami. Saya Taendra Kaeleo Sagra, papa Yuno yang paling ganteng"
Ucap Endra yang membuat bibir Yuno sedikit terangkat.

"Saya mama kamu Yuno, panggil mama Chinda." Suara halus itu berasal dari Chinda.

"Nama panjang m-mama siapa?" Tanyanya sedikit gugup.

"Chinda Zahwani Sagra"

"Nama mama bagus banget, cocok sama orangnya." Puji Yuno yang membuat mama Chinda tersenyum malu-malu.

"Yuno kenal saya kan? Siapa coba?" Kini Arsen yang memberi pertanyaan.

"Bang Arsen." Jawab Yuno seadanya.

"Hahaha nama panjang abangmu yang paling tampan ini adalah Arseyuno Rakanza Sagra." Balas Arsen dengan segera.

"Nama kakak Arfaira Taleta Sagra, satu-satunya kakak perempuan kamu." Ucap gadis perempuan itu yang diketahui bernama Arfaira.

"Kakak cantik, mirip sama Mama." uji Yuno yang terpesona oleh wajah menawan kakak perempuannya itu.

"Ya iyalah, kakak mu itu dibuat dengan sepenuh hati"
Saut Endra yang membuat seluruh mata dengan tajam menyorot dirinya.

"Maksudnya pa?" Bingung Yuno.

"E-em anu, ee... ini yang satu ketinggalan." Bingung Endra kemudian menunjuk satu anaknya yang belum memperkenalkan diri sebagai alasan.

Yuno menoleh kearah orang itu, dia kenal. "Bang Rafa, kan?" Tebaknya yang langsung mendapat anggukan singkat dari Rafa.

"Iya, aku Rafanza Malerio Sagra"
Singkat pemuda itu.

"Kita makan malam dulu ya? Mama tadi udah siapin makanan sepesial untuk kalian." Ajak Chinda saat dirasa acara perkenalan itu sudah selesai.

"Iya, kita makan malam dulu." Saut Endra kemudian menggendong Yuno ala koala.

"Papa turunin Yuno, Yuno bisa jalan sendiri." Rengek Yuno dalam gendongan Endra.

"Sudahlah bayi, ikuti saja kemauan Papamu itu." Saut Arsen dari belakang.

Yuno yang kepalang kesal pun menelusup kan kepalanya diceruk leher Endra. Bau yang tidak begitu asing menyapa hidung mancungnya. Bau tubuh dan parfum yang berkolaborasi seakan mengajaknya untuk ke masa lalu, masa dimana ia belum berada disini dan masa dimana kenyataan pahit itu berjalan.

Tak lama kemudian mereka sudah sampai diruang makan. Ruangannya sangat luas dengan meja panjang berada diantara kursi-kursi berwarna senada dengan meja itu. Berbagai macam makanan pun tersedia disana.

"Apa biasanya mereka menghabiskan semua makanan itu?" Pikir Yuno.

Yuno duduk diantara Arsen dan Rafa. Mata sipitnya memandang takjub seluruh makanan yang terjejer rapi diatas meja tersebut.

"Mau yang mana sayang?" Tanya mama Chinda kepada bungsunya yang masih terkagum-kagum dengan apa yang dia lihat.

Yuno menatap Mamanya sebentar kemudian pandangannya mengedar memilih makanan yang akan ia santap nantinya.

YULANO || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang