|Chapter 23| Mulai Terungkap•

8.4K 787 13
                                    

—Happy Reading—

Suasana diruangan ini terlihat sangat sunyi walau ada tiga orang yang berada disana. Tangan Endra sedari tadi tak lepas menggenggam tangan lemas Yuno yang sedang terlelap. Perhatiannya pun tak luput dari wajah damai Yuno yang dihiasi selang melintang melewati hidungnya.

Rafa, anak itu sedari tadi hanya duduk diam di sofa tanpa melakukan apapun. Pikirannya yang kacau bertambah kacau dengan kembalinya sang adik kedalam ruangan terkutuk ini. Sibuk dengan pikirannya sendiri, membuat Rafa tak sadar jika ada notifikasi masuk dalam gawainya. Dibukanya salah satu aplikasi pesan, lalu membuka kontak bernama Fatah.

Fatah:
Raf, lo dimana? Rumah lo kok sepi? Gue sama dua tuyul ada didepan rumah lo.

Pesan singkat itu menjelaskan bahwa Fatah, Rayyan dan Yandra sedang berada dirumahnya. Rafa menghela nafas sejenak kemudian mendekat kearah brankar Yuno.

"Pa, Rafa keluar sebentar ya? Nanti kalau Adek udah bangun langsung panggil Rafa." Pamit Rafa tanpa memberi tau tujuannya.

Sekilas Endra menoleh pada Rafa, kemudian berkata, "iya Bang." Singkat Endra kemudian beralih lagi ke wajah anak bungsunya.

Kini Rafa mendekatkan mulutnya ke arah telinga Yuno dan membisikkan sesuatu. "Cepet bangun kesayangan Abang, nanti kita beli eskrim coklat banyak-banyak." Kemudian dikecupnya kening Yuno.

•••

"Pada kemana sih penghuninya? Rafa juga lama benget. Nggak tau apa gue udah kangen banget sama tu Dedek kecil." Sudah sedari tadi Yandra tak henti-hentinya mengomel.

"Sabar dulu lah, Ndra." Saut Rayyan sambil menelungkup kan kepalanya diantara kedua tangannya.

Ketiga sahabat Rafa saat ini tengah menunggu di gazebo yang terletak dihalaman mansion keluarga Sagra. Hampir 30 menit mereka rela menunggu agar bisa bertemu dengan sosok lucu bungsu keluarga Sagra.

Tak lama ada sebuah taksi yang masuk kehalaman mansion. Seperkian detik setelah mobil itu berhenti, turunlah seorang remaja dengan seragam yang masih melekat ditubuh jangkungnya. Pemuda itu berjalan mendekat kearah mereka dengan wajah tanpa ekspresi.

"Dari mana aja lo?!" Tanya Yandra dengan nada nyolotnya.

"RS." Singkat Rafa yang membuat kepala Rayyan terangkat.

"Ngapain ke RS? Lo sakit?" Tanya Rayyan dengan nada sedikit khawatir.

"Adek gue."

"Hah?! Baby gue sakit?! Sakit apa? Terus, gimana keadaannya sekarang?" Pertanyaan beruntun itu berasal dari Yandra.

"Sesak." Lagi-lagi jawaban singkat yang Rafa berikan.

"Ayo kita ke RS sekarang, gue khawatir sama bayi gue. Takut kenapa-napa!" Ajak Yandra terburu-buru.

"Ganti baju dulu deh Raf, baju lo sampai kusut gitu." Ucap Fatah saat melihat kondisi Rafa yang tidak jauh dari kata menyedihkan.

"Hm." Balas Rafa singkat kemudian berbalik menuju kearah mansion dan diikuti oleh ketiga sahabatnya.

Baru dipertengahan jalan, tiba-tiba tubuh Rafa limbung kebelakang, untung segera ditangkap oleh Fatah.

"Eh Rafa?!" Panggil Rayyan yang langsung mendekat kearah Rafa yang sudah bertumpu pada Fatah.

Rafa masih membuka matanya, namun ia tak bisa mengendalikan tubuhnya sekarang. Suara-suara yang terdengar hanya sebuah dengungan ditelinga Rafa. Tak lama matanya terpejam dan kesadarannya benar-benar diambil alih oleh kegelapan.

YULANO || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang