|Chapter 18| Amarah Rafa•

10.5K 891 22
                                    

—Happy Reading—

Seperti biasa, pagi ini di mansion keluarga Sagra tampak tenang dan damai. Keluarga itu kini tengah melakukan aktivitas sarapan mereka.

"Hari ini kami akan kembali ke mansion masing-masing." Ucap opa Razor memulai pembicaraan.

"Kenapa mendadak sekali?" Tanya Endra yang setengah kaget.

"Kantor sedang ada masalah dan kami juga tidak bisa lama-lama disini." Saut Wiland tanpa mengalihkan pandangannya.

"Huft... Seharusnya kalian bilang dari kemarin."
Kesal Endra, tapi mau bagaimana lagi.

"Opa mau kemana?" Tanya Yuno yang sedari tadi diam menyimak.

"Kami akan pulang ke mansion di China sayang, mau ikut?" Tawar Razor yang langsung mendapat pelototan tak terima dari Endra.

"Tidak!! Babyku tidak boleh ikut" Sosor Endra langsung.

Weland yang melihat tingkah adiknya itu hanya memutar bola mata malas. "Yang ditanya siapa, yang jawab siapa."

Pandangan menajam menatap kakak keduanya itu.

"Papa?" Panggil Yuno mengalihkan suasana yang tak mengenakkan ini.

"Hm."

"Yuno sudah kenyang, bantu Yuno siap-siap yuk?" Ajak Yuno.

Endra yang diajak anaknya itu segera menggendong Yuno menuju lift.

"Apa dia benar Papa ku?" Ragu Arsen saat melihat tingkah papanya tadi.

"Mungkin dia hanya ingin terlihat manja didepan Yuno." Tambah Rafa yang seakan sudah hafal dengan tingkah papanya itu.

•••

"Kami berangkat!!" Pamit Yuno, Rafa dan Arsen karena hari ini Arsen lah yang mengantar kedua adiknya pergi kesekolah. Sedangkan keluarganya yang lain kini tengah sibuk membantu beres-beres barang bawaan mereka untuk pulang nanti.

Skip

SMA SANSEN nama sekolah itu, pemuda berpawakan tinggi dengan mata setajam elang itu tengah duduk di halte bus tepat disamping gerbang masuk. Namun ada yang aneh, dari seragam yang dikenakannya dia bukan murid dari sekolah ini.

Seragam itu mempunyai lambang seperti lambang dari SMASA, sekolah tempat Yuno belajar. Dia Putra, teman sebangku Yuno. Entah apa yang dilakukan disekolah lain pagi-pagi begini.

Mata tajamnya melirik kearah mobil hitam yang baru saja berhenti didepan gerbang. Tak lama keluarlah seorang yang sangat ia kenal, seorang yang selalu membuatnya iri, seorang yang mengambil haknya selama ini. Orang itu adalah kakaknya.

Putra hanya menyaksikan bagaimana kakaknya tengah berpamitan dengan ayahnya dalam diam. Rasanya ingin sekali ia meninju wajah tampan sang kakak dengan sangat keras hingga terpental kebelahan bumi sana, namun itu semua hanya angan-angan saja. Dia bukan siapa-siapa lagi dikeluarga itu dan dia hanya orang asing yang masih mengharap keadilan dalam hidupnya. 

Pemuda yang disebut kakak oleh Putra itu kini mulai beranjak memasuki kawasan sekolahnya. Mobil hitam yang tadi dikendarainya juga mulai berjalan melewati halte itu.

"Siapa anak itu?" Batin orang yang tengah menyetir mobil hitam.

Karena penasaran dengan wajah remaja itu, mobil yang dikendaraianya berhenti didepan halte. Putra yang melihat itu pun kaget, dengan cepat ia menyambar tasnya kemudian berlari kencang meninggalkan pria yang baru saja turun dari mobilnya.

YULANO || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang