|Chapter 3| School•

19.5K 1.4K 60
                                    

Holla...
Yuno said : I come reader!!

-Happy Reading-

Matahari kini tampak malu-malu untuk menunjukkan sinarnya. Biasanya jam segini orang-orang masih bergelut dengan selimut nya, tapi tidak dengan Yuno.

Pemuda 15 tahun itu tampak sibuk dengan peralatan dapurnya. Dengan lihai tangannya memasak untuk sarapan pagi nya dan juga ayahnya. Selalu seperti ini, Yuno akan memasak tanpa suara sedikitpun agar sang ayah tidak terganggu dengan aktivitasnya, walau sesekali mulutnya mendesis merasakan sakit pada punggungnya jika bergesekan dengan baju.

Selama kurang lebih 30 menit berkutat di dapur, akhirnya makannya pun sudah jadi. Tak banyak yang ia masak, hanya ada nasi, tempe goreng, telur goreng dan sayur bayam. Dihidangkannya makanan itu diatas meja, kemudian ia meninggalkan secarik kertas lalu menempelkannya pada teko air minum.

-·-

Sementara makan itu dulu ya yah? Nanti Yuno masakin ayam deh. Sekalian Yuno pamit mau jual koran dulu terus lanjut ke pasar.

Anak kesayangan Ayah, Yuno.

-·-

Kira-kira seperti itu lah isi surat itu. Kemudian Yuno pergi kembali kedapur untuk menyiapkan bekalnya sendiri.

Selesai menyiapkan bekal, Yuno pergi mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

•••

Saat ini Yuno tengah berjalan di koridor sekolah tempatnya belajar. Sehabis mengantar koran tadi, Yuno langsung mengganti bajunya dan langsung pergi ke sekolah. Sama seperti Senin pagi pada biasanya, suasana sudah mulai ramai karena jam menunjukkan pukul 06.00

Banyak sapaan hangat dari kakak-kakak kelas yang mengiringi jalannya. Mungkin karena wajahnya yang imut dan senyum yang begitu tulus sehingga membuat semua orang suka pada Yuno.

"Yuno!" Panggil Jaka, sahabat dekat Yuno.

Yuno menoleh kearah orang yang memanggilnya itu. Senyumnya mengembang seketika saat tau sahabat tersayangnya yang memanggil. Tangan Yuno terangkat dan melambai kearah Jaka. Dan merekapun melanjutkan jalan kekelas bersama-sama.

"Udah sarapan belum, Yun?" Tanyanya kepada Yuno.

"Belum, tapi aku udah bawa bekal kok."

"Cepet dimakan, nanti upacara lo."

"Nanti aja pas istirahat, biar kita bisa makan bareng bareng."

"Terserahmu Yun." Pasrah Jaka.

Mereka berbelok ketika sudah sampai pada ruang yang dipapan nama kelas bertuliskan X IPS 2. Ya, Yuno sudah menginjak kelas 10 diusianya yang masih 15 ini. Dia termasuk golongan anak pintar dan berprestasi, dulunya ia juga pernah ikut akselerasi. Dan mungkin kalian bertanya, kenapa Yuno bisa bersekolah disitu padahal ekonomi nya saja sulit, jawabannya adalah karena dia mendapat beasiswa penuh dan tentu tanpa sepengetahuan ayahnya.

"Yuno!!" Panggil seorang perempuan dari arah pintu.

Yuno menoleh dan mendapati seorang kakak kelas disana. "Kak Raniya."

"Ada apa kak?" Tanya Yuno saat berhadapan langsung dengan seorang siswi bernama Raniya itu.

"Ayo sarapan dulu, sebentar lagi upacara dimulai. Kamu bisa pingsan kalau nggak sarapan loh." Ajak Raniya begitu pengertian.

YULANO || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang