Chapter ini kerasa hangat.
-Happy Reading-
"Gila... Hebat banget permainan lo tadi Yun." Puji Vio lalu menenggak air yang ada di botol. Sedangkan Yuno hanya membalasnya dengan senyuman singkat saja.
"Belajar basket dari mana Yun?" Tanya Reinar sambil menatap takjub kearah Yuno.
"Sekolah." Jawab Yuno singkat.
"Kamu nggak papa? Kerasa sesek ya? Atau pusing?"
Tanya Rafa dengan perasaan khawatirnya. Ia memang sudah was-was jika adiknya bermain basket asmanya bisa kambuh. Dan kekhawatiran itu muncul saat ini karena tingkah Yuno yang dibilang tak seperti biasanya.Yuno menoleh kearah Rafa, "enggak."
"Jujur sama Abang, kamu sakit kan? Sesek?" Tanya Rafa penuh selidik.
"Aku nggak selemah seperti yang Abang bayangin. Aku sakit, aku bilang sakit. Aku sehat, dan aku bilang sehat. Permainan seperti ini nggak akan bikin aku tumbang, Bang." Balas Yuno dengan nada tak mengenakkan.
"Abang khawatir sama kamu Yuno. Tapi kamu beneran nggak sakit kan?" Tanya Rafa sekali lagi.
Yuno menghela nafas panjang, "enggak, Bang Rafa"
"Hh... Yaudah, ni minum." Ucapnya lalu memberikan sebotol air mineral pada Yuno.
"Makasih" Balas Yuno sambil menerima pemberian air itu. Ia berencana meminum air itu sekarang karena memang tenggorokannya sudah kering minta dibasahi. Tangannya memutar tutup botol itu dengan kekuatan sedang, namun tak terbuka. Sekali lagi, kali ini dengan kuat, namun belum juga terbuka.
Yuno mendengus pelan lalu menatap Rafa. "Tolong bukain, Yuno nggak bisa." Ucap Yuno sambil menodongkan botol itu kearah Rafa.
"Gitu aja nggak bisa, sini." Balas Rafa sambil mengambil alih botol air itu.
Yuno sempat malu mendengar sindiran Rafa, dan ia hanya membalasnya dengan cengengesan polosnya. Air itu diberikan kepada Yuno dan disambut baik oleh sang adik.
Yuno meneguk minuman itu hingga tandas. Ia merebahkan tubuhnya direrumputan hijau itu. "Hah... Yuno capek banget nunggu. Kapan ya bisa ketemu sama dia."
Rafa dan keempat orang yang juga duduk direrumputan itu menoleh kearah Yuno. Apa maksud dari perkataan Yuno tadi?
"Nunggu apa sih, Dek?" Tanya Vio mewakili empat orang disana.
"Nunggu waktu." Jawab Yuno tanpa mengalihkan pandangan dari langit jingga itu.
•••
"Aaa... Baby nya Kakak lagi sakit ya? Atau udah sembuh? Maafin Kakak ya, soalnya Kakak sibuk banget beberapa hari ini. Udah minum obat belum? Ata-"
"Yuno udah sehat kok Kak." Potong Yuno segera. Tak bisa dipungkiri, sebenarnya Yuno sedang kaget sekaligus heran. Dia baru tau jika Kakak perempuan satu-satunya itu adalah sosok yang cerewet, mungkin karena memang ia belum terlalu dekat saja dengan Kakak cantiknya itu, pikirnya.
"Huh... Syukur deh. Kakak kaget banget waktu dengar kamu masuk RS. Kamu udah nggak papa kan?"
"Hehe... Enggak Kak." Jawab Yuno sambil terkekeh kecil.
"Kamu udah makan belum?" Tanya Faira sambil menuntun Yuno duduk di sofa.
"Belum."
"Kebetulan banget, Kakak tadi beli pizza. Kakak ambilin dulu ya, terus kita makan bareng-bareng." Ucap Faira dengan semangat dan Yuno hanya mengangguk menyetujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
YULANO || Selesai
Teen FictionY U L A N O ••• Yulano adalah nama panggilan pemuda pendek dan imut itu. Terlahir dari keluarga yang kaya, tak membuatnya berbesar hati untuk memamerkan kelebihan yang ia punya. Ia juga mempunyai keluarga yang sangat menyayanginya, terutama ketiga k...