—Happy Reading—
Semua menatap kearah penggilan itu. Dapat dilihat disana ada Yuno yang berada didalam gendongan Arsen dengan Faira disebelahnya. Yuno merentangkan tangannya kearah kedua orang tuanya, ah lebih tepatnya mamanya.
Chinda berlari menghampiri Yuno kemudian mengambil alih tubuh Yuno dari gendongan Arsen.
"Mama kangen sayang." Ucap Chinda sambil menciumi wajah Yuno dengan brutal.
Yuno tersenyum kemudian mendekatkan mulutnya ke arah telinga Chinda, "ayo dekat Papa." Ajaknya dengan berbisik.
Chinda tersenyum kemudian menuruti kemauan Yuno. Setelah sampai, Yuno didudukkan ditengah diantara Chinda dan Endra. Tangan kecil Yuno meraba kedua tangan orang tuanya kemudian ia genggam.
Arsen dan Faira beranjak bergabung bersama Rafa dan ketiga sahabatnya. Setelah mendudukkan dirinya, Arsen memejamkan matanya guna mengurangi rasa lelah ditubuhnya.
Hari ini benar-benar terasa sangat panjang baginya. Tadi, pagi-pagi sekali ia harus segera pergi ke Singapura untuk mengurusi perusahaannya yang sedang bermasalah. Baru 3 jam setelah ia sampai di perusahaannya, panggilan dari Endra yang mengatakan bahwa keluarganya sedang ada masalah dan Yuno yang masuk ke rumah sakit, alhasil mau tak mau ia harus kembali lagi ke Indonesia untuk membantu menyelesaikan masalah itu.
Setibanya pesawat yang ditumpanginya, Arsen tak langsung pergi ke mansion atau kerumah sakit. Diperjalanan tadi, adik perempuannya menghubunginya agar menjemputnya di mansion opa Razor. Setelah menjemput Arfaira, Arsen langsung saja menuju ke rumah sakit untuk melihat keadaan adik bungsunya.
Back to topic
Setelah kedatangan ketiga orang itu, suasana masih saja hening. Namun, diantara orang-orang itu, ada seorang remaja yang tengah menatap Yuno dengan pandangan penuh harap.
Remaja itu adalah Lio, semenjak kedatangan Yuno, bibirnya tak henti-hentinya mengulas senyum sembari menunggu sang sahabat menyapanya. Tak hanya senyum yang ia lakukan, namun juga dengan kode mata.
Saat bersitatap dengan netra Yuno, senyum Lio tiba-tiba saja luntur. Tatapan yang diharapkannya tak sesuai dengan ekspektasi, netra sipit Yuno hanya melewati tatapan Lio dengan tak acuh.
"Mereka siapa?" Tanya Yuno sambil menatap seluruh keluarga Xendra secara bergantian.
Endra dan Chinda saling berpandangan sejenak kemudian mengangguk seperti sebuah kode. "Mereka keluarganya Bang Lio. Yang disebelah kiri itu Daddy nya, kamu panggilnya Om Ryuan. Kalau yang sebelah?"
"Dion Om." Ucap Dion saat mengerti jika Endra mengantungkan ucapannya karena belum tau siapa namanya.
"Namanya Bang Dion, kalau yang paling tengah itu siapa coba?" Tanya Endra pada Yuno karena Endra tau jika anaknya sudah kenal dengan pemuda itu.
"Yuno ndak kenal." Jawab Yuno yang membuat Lio seketika mendongakkan kepalanya menatap Yuno.
"Dek?" Bingung Chinda, karena setaunya Yuno dan Lio adalah teman dekat.
"Yuno ndak kenal, emang dia siapa?" Tanya Yuno lagi.
"Aku Lio, Yuno. Kamu kok lupa sama aku." Ucap Lio dengan menatap Yuno sendu. Apa bayi kecilnya itu melupakannya?
"Hihihi kita main drama dulu ya Bang, love Bang Lio banyak-banyak." Seru Yuno dalam hati.
"Emang kamu siapa? Eh bentar-bentar, kok aku kayak kenal kamu ya?" Kata Yuno yang membuat Lio menatapnya penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
YULANO || Selesai
Teen FictionY U L A N O ••• Yulano adalah nama panggilan pemuda pendek dan imut itu. Terlahir dari keluarga yang kaya, tak membuatnya berbesar hati untuk memamerkan kelebihan yang ia punya. Ia juga mempunyai keluarga yang sangat menyayanginya, terutama ketiga k...