|Chapter 38| Sedikit Drama•

5K 537 19
                                    

—Happy Reading—

Suasana di mansion keluarga Sagra tampak lebih ramai dari biasanya. Namun, suara-suara ocehan dari dua anak yang baru tak bertemu selama empat hari itu lebih mendominasi. Beralih pada gerombolan dipojok ruangan, disana terlihat bapak-bapak yang tengah mengobrol santai ditemani kopi yang terhidang dimeja.

Mendengar suara dentingan peralatan dapur, tentu saja itu ulah para ibu-ibu yang tengah memasak. Sudah seperti kebiasaan emak-emak jika bertemu, mereka akan membicarakan banyak hal secara random. Contohnya sekarang, mereka tengah menceritakan bagaimana tingkah sang anak ketika dirumah. Ada yang membicarakan bagaimana kemalasan sang anak, ada yang membicarakan tentang kebiasaan buruk sang anak, bahkan ada juga yang membicarakan tentang kebiasaan aneh sang anak. Intinya mereka senang tanpa memperdulikan topik apa yang mereka bicarakan.

Beralih lagi kepada para pemuda yang tampak fokus pada layar ponselnya masing-masing. Mereka tengah bersaing dua lawan dua dalam memainkan sebuah game online. Selain mencoba memenangkan game itu, mereka juga tengah memperebutkan uang 5M sebagai imbalan untuk pemenangnya. Sungguh, mereka semua terlihat seperti keluarga yang sangat harmonis.

Ting tong

Suara bel itu mengalihkan perhatian semua orang.

"Aku akan membukanya." Ucap Endra kemudian beranjak membukakan pintu.

"Mau apa anda kemari?" Tanya Endra dengan wajah datarnya.

"Alangkah baiknya jika tamumu ini dipersilakan masuk dulu Endra." Jawab orang itu.

Endra yang mendengar itu hanya merotasi kan matanya malas. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Endra kembali bergabung dengan kedua kakak kembarnya. Sedangkan dua orang tamu itu hanya geleng-geleng kepala melihat tuan rumah yang sikapnya sedikit... aneh. Merekapun masuk mengikuti Endra dari belakang.

"Siapa dia?" Tanya Wiland sambil menatap dua orang yang mengekor dibelakang Endra.

"Nggak tau." Jawab Endra ketus.

Orang itu tersenyum memaklumi sikap Endra. Ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Wiland. "Saya Ryuan, teman Endra." Ucap Ryuan memperkenalkan diri.

"Anda bukan teman saya, tapi musuh saya!!" Saut Endra yang membuat kedua kakaknya memutar bola matanya malas.

"Oh... Saya Wiland, kakak Endra." Balas Wiland sambil menjabat tangan Ryuan.

Ryuan juga melakukan hal yang sama kepada Weland. Sedangkan Dion sudah berlalu bergabung dengan Rafa dan yang lain.

"Ekhm!" Dehem Dion yang mengalihkan perhatian remaja-remaja itu sekilas.

"Eh... Kapan lo dateng?" Tanya Rafa tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Baru aja." Jawab Dion singkat.

"Dia siapa Raf?" Tanya Reinar yang juga masih fokus dengan gamenya.

"Dion, Abangnya Lio." Jawab Rafa.

"Oh... Tunggu sentar ya Mas, saya selesaikan gamenya dulu, baru kita ngobrol." Ucap Reinar dan dijawab deheman saja oleh Dion.

Tap tap tap

"Bang Dion!!" Pekik Yuno sambil berhambur ke pelukan Dion.

"Bang Dion kapan datang?" Tanya Yuno antusias.

"Baru aja, kamu habis dari mana hm?" Tanya Dion sambil merapikan rambut Yuno yang sedikit berantakan.

"Tadi dari kamar, Bang Lio sini!!" Ajak Yuno sambil melambaikan tangannya kearah Lio.

Lio berjalan mendekat sesuai permintaan Yuno.
Saat sudah sampai, ia menatap datar wajah sang kakak. "Mau apa kesini?" Tanyanya dengan sedikit ketus.

"Mau jemput kamu." Ucap Dion yang membuat Yuno segera melepas pelukannya.

YULANO || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang