|Chapter 8| Rumah Yuno•

14.8K 1K 5
                                    

Tandai typo.

—Happy Reading—

"Jaka!" Panggil Raniya sembari berlari kecil mendekati Jaka.

"Ada apa Kak?" Tanyanya saat melihat raut wajah Raniya yang kelihatan cemas.

"Kamu tau Yuno ada dimana?" Tanyanya dengan serius.

"Nggak tau Kak, kayaknya dia nggak masuk deh. Mana sebentar lagi bel bunyi."

"Hhh, kamu tau rumah Yuno dimana? Perasaan aku nggak enak banget ini."

"Kalau nggak salah sih, rumah Yuni itu ada di dekat pasar. Kalau Kak Rania mau kesana, nanti deh Jaka antar, gimana?"

"Boleh tuh, nanti habis pulang sekolah langsung aja ya?"

"Oke siap."

"Yaudah aku ke kelas dulu, bye." Pamit Raniya kemudian pergi meninggalkan Jaka.

•••

"Udah enakan hm?" Tanya Chinda dengan lembut.

"Sudah, Mama." Jawab Yuno dengan pelan.

"Kamu itu alergi seafood ya? Kok kamu nggak bilang sama Mama?"

"Yuno ndak tau Ma. Yuno belum pernah makan makanan seperti itu sebelumnya." Balasnya sambil menunduk.

"Kamu belum pernah makan seafood? Kenapa?"

"Makanan itu mahal Ma, Yuno sama Ayah setiap hari cuma makan seadanya. Kadang tempe, tahu, kadang juga kalau Yuno ada rezeki lebih Yuno bakal masak ayam."

"Maafin Mama yang baru temuin kamu ya? Mama nyesel banget." Sesal Chinda kepada Yuno.

"Ndak papa Ma, ini udah takdir." Maklum Yuno. Kemudian matanya menatap sekeliling ruangan itu.

"Yang lain kemana Ma?" Tanya Yuno.

"Papa sama Bang Arsen lagi kekantor sebentar. Kak Faira lagi pulang buat bersih-bersih sekalian ambilin baju ganti kamu."

"Bang Rafa?"

"Rafa, em... Rafa juga lagi pulang temenin Kak Faira." Jawabnya asal.

"Oh." Jawab Yuno singkat.

"Ma, hari ini Yuno udah diabsen kan dari sekolah, kan?"

"Udah sayang. Yuno, Mama mau bicara penting sama kamu."

"Bicara apa Ma?"

"Kalau kamu pindah sekolah ke sekolah yang sama kayak Bang Rafa, Yuno mau nggak?"

"Maksudnya Yuno pindah sekolah?"

"Iya, kamu tau kan jarak sekolah kamu sama rumah kita itu jauh. Lebih baik kamu sekolah bareng Bang Rafa biar ada yang jagain sekalian. Kamu mau kan?"

Yuno tampak menimang tawaran itu. "Yuno mau Ma." Putusnya saat merasa tidak tega untuk menolak tawaran Mamanya itu.

"Yaudah, biar nanti Papa yang urus surat kepindahan kamu. Sekarang kamu tidur lagi ya, biar cepat sembuh."

"Iya Ma." Balasnya sambil merebahkan tubuhnya untuk kembali beristirahat.

•••

YULANO || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang