|Chapter 20| Keluarga Xendra•

9.5K 829 18
                                    

—Happy Reading—

"Gue anterin ya? Ini udah gelap." Putra kembali menggeleng dari bujukan Rafa dan kedua orangtuanya. Memang benar saat ini hari sudah gelap, tapi dia harus segera pergi untuk ke cafe tempatnya bekerja.

"Nggak usah Bang, Om, Tante. Rumah saya deket dari sini, dan nanti saya juga mau mampir ke suatu tempat." Tolak Putra dengan sopan.

Endra menghela nafas pasrah kemudian mengangguk. "Baiklah kalau itu mau kamu. Terimakasih ya sudah antar Yuno sampai pulang. Kamu juga hati-hati dijalan."

Putra kembali tersenyum manis, "iya Om, sama-sama. Putra titip salam kalau Yuno udah bangun. Putra pulang dulu." Pamit Putra sambil menyalami tangan Rafa, Endra dan Chinda.

"Terimakasih sayang, semoga kamu menjadi teman Yuno yang baik." Ucap mama Chinda lalu mengecup dahi Putra dengan sayang.

•••

Putra berjalan pelan menyusuri halaman mansion keluarga Sagra. Rasanya berat sekali meninggalkan tempat penuh kasih sayang ini.

Sibuk dengan pikirannya sendiri membuatnya tak sadar jika ia sudah sampai didepan gerbang menjulang tinggi itu. "Hah..." Putra menghembuskan nafasnya dengan kasar, kemudian ia mulai kembali berjalan.

Srettt

Tangannya tertarik dengan kuat dari arah samping. Dengan memberontak Putra mencoba melepaskan tangannya dari tarikan orang bermasker itu.

"Lepasin bangsat!!" Gertaknya sembari memberontak melepaskan diri.

"Diam!" Peringat orang itu dengan tangan masih menarik tangan Putra dengan kuat.

Pria itu membawa Putra kearah mobil hitamnya yang terparkir tak jauh dari mansion keluarga Sagra. Putra didorong masuk kedalam lalu menutup pintu itu dengan keras.

Pria itu berlari berputar menuju samping pintu mobil tempatnya menyetir. Melihat ada kesempatan, Putra segera membuka pintu mobil itu dengan cepat. Pintu sudah terbuka, baru saja kaki nya akan melewati pintu, namun lagi-lagi tangannya dicekal oleh pria itu.

"Tetap diam ditempatmu!" Peringat pria itu lalu mengemudikan kendaraan.

Diperjalanan entah kemana ini tak ada percakapan yang berlangsung diantara keduanya. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, mobil itu berhenti disebuah mansion yang cukup besar.

Pria itu menatap wajah damai Putra yang sedang tertidur pulas. Ada rasa yang berbeda saat berdekatan dengan anak itu dan wajahnya sangat tak asing dimatanya.

Tangannya terangkat untuk menyingkirkan poni yang hampir menutupi sebagian wajah anak itu. Tepat didepan rambut itu, ia menarik kembali tangannya.

Pria itu turun dari mobil lalu menggendong Putra menuju kedalam rumahnya. Putra yang digendong pun tak terusik sama sekali.

Diperjalanan masuk, ia berhenti saat bersimpangan dengan seorang maid yang menyambutnya datang. "Persiapkan semua kebutuhan anak ini." Ucapnya kemudian berlalu dari sana.

•••

"Eungh~" Lenguh Yuno sambil mengerjapkan matanya berkali-kali. Saat pandangannya sudah jelas, ia tak mendapati siapapun disisinya. Kepalanya pusing ditambah dengan tangannya yang terasa kebas.

Saat melihat penyebab kebas ditangannya, bibirnya melengkung kebawah. Matanya langsung berkaca-kaca dan tak lama isakan isakan kecil pun keluar.

YULANO || SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang