Reyna pun segera menghampiri Adza yang sedang menunggu di depan rumah nya tersebut.
"Adza, lo ngikutin gue sampe rumah?" tanya Reyna tidak percaya.
"Iya kenapa? Gue sengaja ngikutin lo daritadi dan ternyata lo pulang, gue khawatir sama lo," ujar Adza khawatir.
"Udah Za, gak usah khawatirin gue," ucap Reyna dengan tersenyum.
"Gak usah senyum, kalo cuma nutupin luka." celetuk Adza.
"Apaan sih lo, ini teh gue senyum ikhlas bukan senyum nutupin luka, manis kan?" Reyna pun tersenyum sambil menutup mata nya didepan Adza.
"Gue tau, lo lagi nutupin luka hati lo kan?" tebak Adza dengan tatapan dingin.
Dan seketika Reyna terdiam.
"Eumm boleh gue ngomong sama lo berdua, sebentar aja tapi jangan di sini,"
"hm oke, yaudah yuk di sana," Mereka pun berjalan menuju kursi taman di depan rumah Reyna.
Untuk kali ini Adza tidak ingin ada kesedihan lagi diantara Reyna, Adza tidak ingin wanita yang ia cintai nya terlarut dalam kesedihan, Adza berusaha untuk jadi pelindung Reyna ataupun ia akan menjadi tempat dimana Reyna tenang jika ia bersama nya.
"Reyna lo gak usah mikirin macem-macem oke? Jangan sampe lo cuma karena tadi lo kepikiran sampe sakit, gue gak mau lo sakit karena pikiran," ujar Adza.
"Gue usahain buat ikhlasin dia kok Za," ucap Reyna sambil menunduk dan mata Reyna pun berkaca.
"Gue tau ini pasti sakit buat lo, dan stop jangan buang air mata berharga lo itu," Adza menatap Reyna dan mengusap air mata nya Reyna.
Seketika Reyna tertawa kecil saat Adza mengusap air matanya.
"Kenapa lo ketawa, ada yang salah yah sama muka gue?" tanya Adza sambil memegang wajahnya karena Reyna pikir wajah nya ada yang salah baginya.
"Hahaha ngga kok, lo lucu aja," kata Reyna dengan terkekeh kecil.
Seketika Adza terdiam melas layaknya seperti tidak mempunyai tujuan hidup.
"Udah anjir, lo diem melas aja gue ngakak," Reyna tertawa pulas.
"Yaudah deh, ganti jadi gini," Adza menatap bawah dan mengeluarkan giginya layak nya seekor kelinci.
"Woii bangke! udah," Reyna pun sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan Adza.
"Hahaha syukur deh lo ketawa, gitu dong lo jangan sedih cuma karena hal yang gak penting dalam diri lo, ingat diri lo lebih penting dari apapun. jadi... tetap semangat!" ucap Adza memberi semangat.
"Za boleh gak gue curhat ke lo?"
"Dengan senang hati gue bisa jadi tempat curhat lo, lo juga boleh ngelampiasin kesedihan lo ke gue karena kesedihan lo kesedihan gue juga dan kebahagiaan lo, kebahagiaan gue juga," ucapnya.
"Makasih Za," Reyna seketika tersenyum manis layak nya manis nya gula.
"Gitu dong senyum, kan nambah jelek," ejek Adza tanpa dosa.
Seketika Reyna memasang wajah datarnya ketika Adza mengatakan itu padanya. "sialan lo Za!" kesal Reyna sambil bersedekap dada.
"Hahaha gue bercanda Na," ujar Adza cengengesan.
"Dahlah males, gue mau masuk ke dalam," Reyna pun meninggalkan Adza ditaman depan rumah tersebut.
"REYNA, REYNA, astaga ngambek tuh anak," ujar Adza sambil menoleh Reyna masuk ke dalam rumah. "Aelah lo gak jadi curhat nih?"
"Gak jadi." jawabnya dengan sedikit tidak mood padanya.
Adza pun tidak menghampiri Reyna karena Adza tahu jika Reyna tidak benar-benar marah padanya dia pikir Reyna hanya bercanda dan ia pun mengejeknya hanya bercanda, dia pikir dia pergi kesebuah toko untuk membeli sesuatu untuk Reyna ia pun langsung bergegas kesebuah toko dengan menaiki motor nya tersebut yang ada ditaman dekat rumah Reyna karena kebetulan dia meninggalkan motor nya ditaman tersebut karena mengejar Reyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT REYNA [SELESAI✓]
General Fiction"𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠, 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭𝐢𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐩𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚." ~~~ [FOLLOW DULU SEBELUM BACA CERITA INI, TERIMAK...