Dimalam hari Putra yang sedang berdiri didepan koridor rumahnya dia sedang menikmati angin malam yang segar sambil memikirkan seseorang yang ia cintai nya siapa lagi kalo bukan Icha apakah dia juga mencintai dirinya atau tidak karena ketika dia mengungkapkan perasaannya Icha butuh waktu untuk menjawab pertanyaan nya.
Diana yang sedang berjalan dengan memakai baju tidur ia melihat Putra nya itu yang sedang berdiri didepan koridor rumahnya ia pun menghampiri nya sedang apa dia disana sudah malam putra nya itu belum juga tidur.
"Nak kok kamu belum tidur? Ngapain di luar malam-malam, nanti kamu masuk angin," peringat Diana.
"Ah iya Ma, Putra lagi belum pengen tidur," sahut Putra.
"Hmm kamu mikirin apa sih, Mama liat-liat kamu lagi mikirin sesuatu?" ujarnya sambil bertanya.
"Eumm aku lagi gak mikirin apa-apa kok Ma," jawabnya sambil tersenyum.
"Hmm yasudah, jangan lama-lama di luar nanti masuk angin," perintah Diana dan berjalan kembali ke dalam.
"Iya Ma." jawabnya tersenyum Diana pun masuk kedalam.
Icha yang sedang melamun dikasur empuknya itu ia memikirkan Putra, sebenarnya untuk saat ini dia sedang rindu padanya ia rasanya ingin mengirim kan nya pesan, tapi dia gengsi karena ia belum menjawab pertanyaan Putra yang waktu itu Putra ungkapkan padanya.
"Aaaaargh gue bingung, gue mau jawab nggak atau iya, ditambah lagi gue kangen sama dia! Aaargh gak tau ah mending tidur." kesalnya dengan frustasi dan langsung memiringkan tubuhnya dengan guling yang ia peluk itu sambil menatap ponselnya itu dengan menatap foto Putra yang ada di ponselnya tersebut.
"Putra sebenarnya gue suka sama lo, tapi gue bingung." monolognya sambil menatap foto Putra yang ada di ponselnya tersebut.
Reyna yang sedang memikirkan pesan yang sama yang pernah dikirimkan padanya, sebenarnya ia takut tapi dia tidak bisa diam saja dia harus menyelidiki pesan yang sedang meneror dirinya sebenarnya ia ingin rasanya mengadu pada orang tuanya jika ada yang meneror dirinya dengan pesan yang tidak ia kenal.
Ia tidak bisa terus-terusan diteror dengan pesan yang tidak ia kenal, ia penasaran siapa sebenarnya yang sedang meneror dirinya lewat pesan itu, tak lama kemudian ponsel milik Reyna berdering ia pun segera mengangkat telpon nya tersebut dan ternyata Adza yang menelpon dirinya ada apa dia menelpon malam-malam.
"Iya hallo, apa Za?" tanya Reyna malas.
"ngga apa-apa, gue cuma mau ganggu lo aja,"
"Wah malam-malam, ngajak ribut lo!" kesal Reyna.
"Wih santai dong, gak usah ngegas,"
"Ya lagian, lo nelpon gue cuma ngajak ribut!"
"Siapa yang ngajak ribut astaghfirullah,"
"Ya lo siapa lagi, udahlah mending gue tidur daripada gue ribut-ribut gak jelas!"
"Eh Reyna, Reyna jangan dulu di matiin telponnya gue masih kangen sama lo,"
"Idih gak jelas lo, dahlah gue mau tidur bye Adza,"
Reyna pun langsung mematikan panggilan nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT REYNA [SELESAI✓]
Genel Kurgu"𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠, 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭𝐢𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐩𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚." ~~~ [FOLLOW DULU SEBELUM BACA CERITA INI, TERIMAK...