Dikediaman rumah milik keluarga Reyna, Refa merasa tidak enak, karena ia sudah lama ia menumpang tinggal dirumah Reyna setelah ia diusir oleh ayah nya, rasanya Refa ingin sekali kembali kerumah itu, tapi jika ia kembali kerumah itu pasti ayah nya akan mengusir nya Refa rindu dengan suasana dirumah nya sebelum ia mengalami kelumpuhan ada banyak kenangan dirumah itu, tapi semenjak ia lumpuh seketika keharmonisan itu menghilang seketika karena ayah Refa tidak ingin memiliki anak yang lumpuh seperti Refa.
Refa ingin sekali kembali pulih seperti dulu agar ayah nya bisa menerimanya ia kembali dengan tulus, bukan seperti sekarang dibuang begitu saja semenjak ia mengalami kelumpuhan. Refa tidak menyerah dengan keadaan yang sekarang, karena ia beruntung telah bertemu seorang sahabat yang sangat tulus seperti Reyna, setelah ia menemukan seorang teman seperti Reyna Refa merasakan kenyamanan dalam pertemanan nya.
Refa yang sedari tadi murung dikamar ia berpikir ingin keluar dari rumah itu, agar tidak menyusahkan keluarga Reyna karena nya sudah lama menumpang tinggal dirumah Reyna, dan pikiran Refa sudah bulat ia akan pergi dari rumah itu tanpa diketahui oleh keluarga Reyna. Dan tak lama kemudian suara ketukan pintu dari kamar pun terdengar...
Tok...tok...tok...
Refa pun berjalan menuju suara ketukan pintu itu dengan tongkat nya dan membuka pintu itu.
"Oh Tante," ucap Refa.
"Refa sudah makan?" tanya Tante Aura.
"Belum Tan," jawab Refa.
"Yasudah, kamu makan dulu gih," titah Tante Aura.
"Eumm nanti aja Tante, Refa nunggu Reyna aja, biar makan bareng sama Reyna," jawab Refa.
"Oh yasudah kalo gitu, Tante ke dapur dulu ya," tuntas Tante Aura.
"Iya Tante," jawab Refa.
•••
Bel sekolah pun tiba Adza yang melihat Reyna yang sedang menunggu Taxi ia pun langsung menghampiri nya untuk mengajaknya pulang bareng.
"Na pulang bareng gue yok," ajak Adza.
"Hah? Apa? Na? Ga salah denger lo manggil gue dengan sebutan Na?" gerutu Reyna dengan bingung.
"Iya, emang nya kenapa salah yah?" tanya Adza bingung.
"Ya gue aneh aja, dari sekian banyaknya orang yang manggil gue dengan panggilan Rey lo manggil gue dengan sebutan Na," ujar Reyna aneh.
"Ya kan nama lo Reyna, jadi gue panggil nama lo di akhir, lagian kalo gue manggil dengan panggilan Rey kesan nya kek nama cowok," jelas Adza.
"I-iya sih," kata Reyna sepemikiran.
"Yaudah, pulang bareng gue ayok," ajak Adza lagi.
"Ga usah Za, makasih, gue nunggu Tadi aja," tolak Reyna.
"Ga ada penolakan oke? Nih helm nya lo pake buru," titah Adza yang tidak ingin menerima penolakan.
"Iya, iya," ucap Reyna pasrah.
"Nah gitu dong, buru naik," Reyna pun memakai helm nya dan ia menaiki motor milik Adza.
"Udah?" tanya Adza untuk memastikan.
"Dah," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT REYNA [SELESAI✓]
Fiksi Umum"𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠, 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭𝐢𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐩𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚." ~~~ [FOLLOW DULU SEBELUM BACA CERITA INI, TERIMAK...