Malam pun tiba, keluarga Reyna pun sedang menikmati makan malam tapi Reyna yang sedari dikamar ia pun keluar untuk menikmati makan malam tapi makan malam kali ini sepi karena Refa tidak ada disampingnya.
"Hallo Ayah yang ganteng nya mirip anaknya, eh kan anak Ayah cuma aku yah hehe," ujar Reyna sambil mengagetkan ayah nya tersebut dengan terkekeh kecil.
"Astaghfirullah Reyna kebiasaan ngagetin Ayah mulu," ujar Ayah Rezan yang sedang duduk di meja makan.
"Hehe abisnya, Reyna kangen selama Ayah kerja di luar kota, Reyna ga ada temen buat Reyna kagetin," kata Reyna sambil memeluk leher Rezan dari belakang.
"Haha, kan ada Mama,"
"Mama kalo aku kagetin yang ada Mama langsung jantungan yah," kata Reyna dengan enteng.
"Reyna, udah situ kamu duduk!" pekik Aura yang sedang menyiapkan makan malam dimeja tersebut.
"Eh si Mama marah, hehe maaf Ma," Reyna menyengeri seperti kuda.
"Hmm," ujar Reyna membuang nafasnya.
"Kenapa sayang?" tanya Rezan.
"Makan malam ini sepi rasanya kalo ga ada Refa," ujar Reyna tak bersemangat.
"Udah Rey, kan harusnya bersyukur Ayah nya Refa udah menyesali perbuatannya, semoga dengan ini keluarga nya harmonis tanpa ada kekerasan pada Refa, udah sekarang kamu makan," tuntas Rezan.
"Iya Ayah,"
"Oyah Ayah mau nanya tentang Adza temen kamu itu?" tanya Rezan pada Reyna yang sedang makan.
"Adza? emang kenapa Yah nanyain dia?" tanya Reyna balik.
"Ayah suka sama anak itu, dia sepertinya anak baik-baik sopan juga," puji Ayah Rezan.
Seketika Reyna tersedak saat mendengar perkataan Rezan tersebut. "Allahuakbar, Laillahaillallah Ayah ga tau dia aja, dia tuh orang paling nyebelin di hidup Reyna pliis aaargh!" kesal Reyna sambil mengangkat kedua tangannya seperti ingin mencengkram diri sendiri sepe orang frustrasi.
"Oh gitu, tapi Ayah tetap dukung kalian sampe berjodoh,"
"Allahuakbar, demi apa Ayah bicara seperti ini?" Rezan dan Aura yang melihat Reyna seperti orang frustasi mereka hanya tertawa kecil.
"Plis lah Ayah, aaaaa." rengek Reyna yang sedang mengunyah makanan seperti anak kecil.
"Hahaha, sudah-sudah, buru makan yang bener." Reyna pun melanjutkan makannya.
Reyna setelah makan beberapa menit yang lalu perkataan Ayah nya tersebut masih terngiang-ngiang diotaknya dia masih tidak percaya dia didukung agar berjodoh dengan Adza.
"Ayah gue kesambet apaan anjir?" gumamnya yang sedang duduk dikasur nya yang empuk.
"Mending sama Marvel si batu kesayangan gue, daripada gue didukung sama Adza aaaaa plis!" gumamnya tak terima sambil merengek.
"Udahlah mending gue tidur, daripada gue depresot mikirin dukungan Ayah tadi," tak lama kemudian ponsel milik Reyna berdering entah siapa yang menelponnya malam-malam begini dan Reyna pun langsung membuka ponselnya tersebut untuk mengangkat telpon tersebut.
"siapa sih, malam-malam nelpon gue?" gerutu Reyna kesal, kenapa ia yang baru saja ingin mimpi indah ada saja yang mengganggu.
"Adza, eh si Adza nelpon gue malam-malam? Wah-wah ga beres nih," Reyna pun langsung mengangkat telpon nya dengan gerutu kesal.
"Hallo na?"
"Hmm,"
"Lo belum tidur?".
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT REYNA [SELESAI✓]
Fiksi Umum"𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠, 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭𝐢𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐩𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚." ~~~ [FOLLOW DULU SEBELUM BACA CERITA INI, TERIMAK...