Bel sekolah untuk jam pelajaran selanjutnya pun berbunyi semua siswa-siswi yang ada di luar kelas segera memasuki kelas untuk mengikuti jam pelajaran selanjutnya. Tak lama kemudian Pak Sutio memasuki kelas IX II MIPA karena jam pelajaran selanjutnya adalah jadwalnya Pak Sutio karena jam pelajaran selanjutnya jadwalnya adalah pelajaran IPA.
"Siang anak-anak," sapa Pak Sutio.
"Siang pak," jawab serempak.
"Anak-anak sekarang buka bukunya LKS nya halaman 30 sampai 40, dicatat dan rangkum saja," jelas Pak Sutio.
"Maa Syaa Allah, Allahuakbar, Pak yang bener aja kita nyatet 10 halaman pak saya ga sanggup Pak, kurangin deh Pak saya ga sanggup nyatet segini banyak nya," ujar Gio menanggapi perkataan Pak Sutio.
"Gio ga usah protes, apa mau bapak tambah lagi catatan nya tapi cuma khusus buat kamu!" ucap Pak Sutio dengan sedikit kesal.
"Eeh jangan dong pak," pinta Gio sambil memohon.
"Yasudah kalo tidak mau Bapak tambah catatan nya, kamu tulis apa yang tadi Bapak perintahkan!" tegas Pak Sutio.
"I-iya pak," ucap Gio pasrah.
Dan Pak Sutio yang melihat ke arah tempat duduk Reyna Pak Sutio melihat Reyna dengan banyak luka memar ditubuh nya. Pak Sutio pun menghampiri Reyna untuk bertanya ada apa dengan Reyna kenapa bisa memar seperti ini.
"Reyna kamu kok banyak luka memar gini?" tanya Pak Sutio. Reyna sedikit terdiam sembari melirik Zora.
"Reyna, kok kamu bengong?" tanya Pak Sutio membuat Reyna sedikit kaget.
"I-ini pak biasa, musibah ga ada yang tau pak," jawab Reyna bohong, karena ia tidak ingin jujur jika Zora yang melakukan nya.
"Kamu sudah diobati lukanya?"
"Sudah pak tadi,"
"Oh yasudah." Pak Sutio pun langsung kembali ke tempat meja guru.
Bel pulang sekolah pun berbunyi Reyna yang berusaha untuk pulang sendiri dengan keadaan yang kurang membaik Putra yang melihat Reyna pun berpikir untuk pulang bersama dengannya.
"Rey lo pulang bareng gue yok," ajak Putra.
"Eumm ga usah Tra, gue bisa sendiri kok," jawab Reyna.
"Tapi kamu ga bisa pulang dengan keadaan kek gini Rey, ayolah lo jangan nolak, gue khawatir lo dijalan kenapa-kenapa, apalagi lo jalan aja kek orang pincang," cibir Putra.
"Eh gue kagak pincang yah!" jawab Reyna tak terima.
"Hahah yaudah, buru naik," titah Putra.
"Iya-iya."
Zora yang melihat itu pun merasa tidak terima dan mengepalkan tangannya sebagai tanda ia benar-benar ingin menyakiti Reyna lebih dalam lagi.
•••
Sesampainya dirumah Reyna, dan Aura yang melihat Reyna sudah pulang dengan Putra ia pun langsung keluar untuk menemuinya tapi disisi lain Aura yang melihat Reyna banyak luka memar nya ia pun merasa khawatir ada dengan Reyna.
"Assalamu'alaikum Ma,"
"Wa'alaikumussalam, ya Allah nak kok kamu banyak luka memar gini ada apa dengan kamu nak?" tanya Aura dengan sedikit panik sambil memeriksa tubuh Reyna yang luka.
"Biasa Ma, musibah ga ada yang tau," sahut Reyna.
"Ya Allah nak, nak Putra makasih yah sudah nganterin Reyna," ucap Aura berterima kasih pada Putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT REYNA [SELESAI✓]
Ficción General"𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠, 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭𝐢𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐩𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚." ~~~ [FOLLOW DULU SEBELUM BACA CERITA INI, TERIMAK...