43. | ABOUT REYNA

105 17 34
                                    

"Kepergian mu adalah mimpi terburuk dalam tidur ku."

~Reyna Azzara Aurabela~

•••

Keesokan harinya, semua orang berbondong-bondong mengantarkan Adza ke tempat peristirahatan terakhirnya, Reyna yang sedari tadi hanya bisa menangis melihat jika jenazah Adza dikuburkan ditempat terakhir nya.

Setelah selesai didoakan semua orang satu persatu pulang kerumahnya masing-masing, tapi tidak dengan keluarga Adza. Reyna beserta teman-temannya itu yang sedari tadi menangis menatap papan batu nisan dengan bertulisan.

Adza Aditama Geraldine
Bin
Twisnu Haikal Geraldine

Lahir: 12 Agustus 2003
Wafat: 29 Januari 2022

Riana yang sedaritadi hanya menangis sembari memegang papan batu nisan tersebut. Riana tak berhenti menangisi kuburan Putra nya itu, Twisnu yang sedang berada di sisi nya pun mencoba untuk menenangkan nya.

"Mi, udah yah, Mami yang sabar ikhlasin Adza di sana Mi." ujar Twisnu dengan menenangkan perasaan istrinya itu yang sedari tadi hanya menangis.

"Mami gak nyangka, kalo anak Mami akan ninggalin Mami secepat ini." Isak tangis Riana sambil memegang batu nisan tersebut.

Dan Reyna yang sedari tadi berdiri kini ia pun berjongkok untuk mengatakan sesuatu pada mereka.

"Tante, Om, Reyna minta maaf, ini semua salah Reyna, karena Adza nolongin Reyna, Adza yang harus rela berkorban demi Reyna," lirih Reyna meminta maaf pada keluarga duka tersebut.

"Reyna, ini bukan salah kamu. Ini udah takdir yang maha kuasa, kamu jangan salahin diri sendiri." sahut Riana.

"Iya Rey, kamu gak usah merasa bersalah, kita akan mencoba ikhlas dengan kepergian Adza," ucap Twisnu.

"Yaudah Mami, ayo pulang." Riana pun berdiri dengan sangat lesu sambil menatap makam milik Putra nya itu.

Twisnu dan Riana pun beranjak berdiri dari atas gundukan tanah tersebut, untuk berjalan menuju pulang, untuk menenangkan perasaan nya yang kini tengah berduka atas kehilangan sosok putra nya itu.

Semua orang yang berada disana berduka termasuk teman-teman dan guru-guru yang mengunjungi pemakaman tersebut. Perlahan semua orang pun pulang untuk kerumahnya masing-masing.

Dan Reyna pun mendekat ke arah makam tersebut dan memegang batu nisan milik Adza.

"Za, gak nyangka, secepat ini lo ninggalin gue termasuk orang-orang yang lo sayang. Bahkan lo gak akan kembali buat nemuin gue lagi, sekarang siapa yang bakal jagain gue, kalo lo aja udah gak ada untuk selama-lamanya." Isak tangis itu pun mulai membasahi di pipi Reyna.

Reyna mengeluarkan kata-kata menyenye itu sembari menangis deras sambil menatap batu nisan tersebut.

Icha pun ikut berjongkok untuk memposisikan dirinya diatas gundukan tanah itu untuk menenangkan Reyna yang sedang bersedih menatap batu nisan tersebut.

"Reyna, lo yang sabar ya. Gue tahu ini berat buat lo, tapi lo harus ikhlasin Adza di sana." Ujar Icha menenangkan.

"Gue gak tahu, kalo nggak ada Adza disamping gue, karena selama ini, dia yang selalu menjadi pendamping gue, dan selalu menjaga gue." kata Reyna dengan nada yang sangat lesu karena menahan tangisannya.

Disana Icha hanya tersenyum sambil mengusap tubuh belakang Reyna. Ia pun beranjak beranjak berdiri dari atas gundukan tanah tersebut.

Marcel dan Gio yang sedari tadi menangis ia pun merasakan duka ketika ia kehilangan sosok teman seperti Adza. Marcel ia hanya menangis histeris sambil mengusap ingus nya ke pundak Gio. Gio yang menyadari itu ia pun sedikit kesal dengan kelakuannya.

ABOUT REYNA [SELESAI✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang