"Jadi ... lo adik Yedam?" tanya Sunoo.
"Adik angkat lebih tepatnya," ucap Yedam acuh.
Jay terkekeh mendengar penuturan sang Kakak tiri. "Yedam ... Yedam. Masih dendam ya karena bokap lo lebih sayang sama gue? Lo gak pengen tau apa kenapa dia begitu?"
Karena Yedam tak kunjung menjawab, akhirnya Jay angkat bicara lagi.
"Karena Ayah lo yang udah bikin orang tua gue meninggal. Ayah lo penyebab kecelakaan mereka, Yedam!"
Apa Yedam terkejut? Tentu saja.
"Persetan dengan semua itu! Kalo emang Ayah penyebab semuanya, kenapa lo nyakitin gue, nyakitin kita semua?" Yedam naik pitam. "Dan lo, Sunghoon, apa motif lo ngedukung Jay?!"
Sunghoon tidak menggubris, karena sepasang aerphone masih setia menutup pendengarannya.
"Gue ngelakuin ini semua karena dendam sama lo! Dan, Sunghoon? Dia cuman ngejalanin perintah Ayahnya, cari tumb4l buat Pulau ini. Lagian, kalau lo meninggal, Ayah lo bakal ngerasain apa yang gue rasain dulu."
Semua yang ada disana jelas panik, mereka takut jika pulang tinggal nama.
"Jadi, Ayah Sunghoon pemilik Pulau ini?" Chenle berbisik lada Sunoo, yang ditanya hanya mengangguk kecil.
Beberapa protestan pun terdengar.
"Gak bisa gitu dong!"
"Yedam yang salah, kenapa kita ikutan jadi korban?"
"Kalian tega banget sama temen sendiri!"
"Udah! Gak ada waktu buat protes gak jelas kayak gini!" Jay memukul pelan pundak Sunghoon, memerintahkan anak itu untuk berdiri.
"Langkah terakhir, akan segara dimulai. Kalian siap?" Jay terkekeh kemudian pergi bersama Sunghoon dengan langkah lebar.
Setelahnya, kumpulan asap membuat ketujuhnya kehilangan kesadaran.
+×+
Selang beberapa menit, mata mereka mulai terbuka, dan mengedarkan pandangan kesegala penjuru ruangan. Ruangan sempit nan gelap itu hanya berisikan satu orang saja.
Masing-masing dari ruangan 3×3 meter tadi berisikan empat buah pintu yang sudah ditandai dengan beberapa angka yang berbeda.
Ruangan 01 [Jisung]
Ruangan 02 [Sunoo]
Ruangan 03 [Yedam]
Ruangan 04 [Chenle]
Ruangan 05 [Asahi]
Ruangan 06 [Haruto]
Ruangan 07 [Junkyu]
Tenang, semuanya masih normal untuk beberapa saat sebelum sebuah instruksi terdengar.
"Satu minggu sebelum detik."
Tujuh remaja yang mendengar clue dari Jay dan Sunghoon itu misuh-misuh.
Apa arti dari kalimatnya? Batin mereka.
"Sialan!" Jisung berteriak, tapi ruangan mereka semua kedap suara.
Sedangkan diruangan kedua, Sunoo sedang berfikir keras. Anak itu sepertinya tahu kalau protes tidak akan menghasilkan apapun. "Satu minggu? Sebelum detik?"
"Jay, lo keterlaluan!" Yedam membatin, sekarang ia hanya duduk bersila, pikirannya benar-benar kosong.
"Nyesel gue gak bisa matematika," keluh Asahi.
"Gue faham sekarang!" Haruto manggut-manggut. Ia segera mengambil kertas dan pulpen yang disediakan.
Disisi lain, Junkyu sedang memeriksa keempat pintu yang ada disetiap sudut. "Angka yang ada di pintunya kok beda-beda ya?"
Pintu depan = 7
Pintu kiri = 144
Pintu belakang = 10080
Pintu kanan = 60
Menurut kalian, mana yang lebih cocok dengan clue yang diberikan? Dan jelaskan alasannya!
+×+
Up hari Ini sedikit dulu yaa
Annyeong!
KAMU SEDANG MEMBACA
10080 [Selesai]
Misterio / Suspenso[ S E A S O N 1 - 3 L E N G K A P ] "Siapa dalangnya?!"