십이 • Semakin dekat

313 139 27
                                    

Akhirnya mereka semua sampai, bukan sampai ketempat dimana Sunghoon berada, tapi mereka semua berakhir di ruang tamu, tempat yang pertama mereka lihat.

Keanehan benar-benar sangat terlihat, bagaimana mereka bisa sampai kelantai dasar tanpa melewati tangga? Padahal sebelumnya mereka semua ada dilantai lima.

"Kok kita ada disini ya? Bukannya ini lantai satu? Aneh banget gak sih?" tanya Sunoo, tangannya sibuk membersihkan beberapa debu dari bajunya.

Ucapan Sunoo mendapat gelengan dari Yedam. "Kan jalan yang kita lewatin hampir semuanya menurun, kaliannya aja yang gak sadar."

Mendadak Junkyu menatap Chenle intens, dua alisnya terangkat dengan raut wajah sulit diartikan. Tangan putihnya memelintir kerah baju milik Chenle dan suara amukan keluar begitu saja. "INI SEMUA ULAH LO KAN? HOTEL INI PASTI DIBANGUN DENGAN BIAYA  YANG MAHAL! DAN LO SATU-SATUNYA ORANG KAYA DIANTARA KITA!"

Chenle mencoba untuk sesantai mungkin walau dilubuk hatinya yang paling dalam ia menyimpan rasa benci pada Junkyu dan asal tuduh. "Lo apa-apaan sih? Alesan lo nuduh gue gak berbobot tau gak? Kalo gue orang kaya emangnya kenapa? Lagian ngapain juga gue buang-buang duit buat bikin tempat yang gak berguna kaya gini!"

Yang lain tidak memisahkan dua insan yang sedang berselisih faham itu, mereka hanya diam menyaksikan.

"Lo punya dendam kan sama kita semua?" tanya Junkyu.

"Kalo gue punya dendam sama kalian emangnya kenapa? Toh kalian juga gak seratus persen baik," jawab Chenle datar.

Junkyu melepaskan tarikannya dan membuang muka. "Gak baik apa maksud lo?" Junkyu terkekeh, "yang nemenin lo waktu lo dibully siapa? Kalo bukan karena kita, lo gak akan punya temen!"

Jisung berdecak, "Kalo kalian punya Masalah pribadi, selesai baik-baik, jangan berkoar-koar kaya gini."

"Gua gak punya Masalah sama dia, Jisung. Cuman dua hari terakhir Chenle agak mencurigakan!" sela Junkyu.

"Mencurigakan gimana? Chenle dari kemaren aman-aman aja sama gue,"

"Sunoo, lo gak liat kalo Chenle suka senyum-senyum sendiri? Gue tau lo temen deket Chenle, tapi jangan jadiin itu alesan buat ngebela Chenle!" ketus Junkyu.

"Gausah nyalahin orang lain, yang lebih mencurigakan itu diri lo sendiri!"

"Atas dasar apa lo curiga sama gue?" tanya Junkyu pada Haruto.

Haruto menjawab dengan santai. "Lo terlalu pendiem, jadi gue curiga."

Yedam ikut bersuara, "Gue lebih curiga sama Jisung."

Jisung yang mendengar itu lantas berdiri dari duduknya. "Lo gak salah curiga sama gue?"

"Kita semua pernah jadi korban, kecuali lo!" jawab Yedam.

Sunoo dan yang lain sontak menatap Jisung, mereka semua nampaknya langsung percaya pada kata-kata Yedam barusan.

"Gue bakalan bikin kalian semua nyesel udah nuduh gue!" Jisung kemudian memilih untuk melihat-lihat tempat sekitar dan mencoba memecahkan clue yang diberikan orang misterius kemarin.

Ditengah perdebatan, Haruto mencari-cari keberadaan Asahi. Dan selang beberapa detik saja, Haruto menemukan Asahi yang sedang rebahan disebuah kursi.

"Kalian! Kumpul dulu sebentar!" perintah Haruto pada yang lain.

Setelah semua duduk, Haruto mulai berbicara. "Kita tanya Asahi aja, siapa tau dia pernah liat pelakunya."

"ASAHI!" Sunoo memanggil nama itu dengan keras.

Asahi membuka matanya dengan sedikit terkejut, "Kenapa? Emang udahan ributnya?"

"Kita mau tanya ... selama lo dikurung, lo pernah liat pelakunya gak?" tanya Haruto.

"Pernah, satu kali. Pas dia ngasih gue minum," jawab Asahi.

"Ciri-cirinya kaya gimana? Kok lo gak bilang dari tadi!"

"Kan kalian gak tanya! Ciri-cirinya ... emmm ... Mukanya mirip bule, hidung mancung, tingginya sama kaya Sunghoon, dilehernya ada tanda lahir, terus ....Udah itu aja yang bisa gue lihat." jelas Asahi sambil membayangkan wajah orang yang pernah menyekapnya.

"Pelakunya diantara kita gak kira-kira?" tanya Sunoo lagi.

Asahi menggeleng, "Enggak ....Gue gak kenal dia siapa, kalian kan tau, gue baru dua tahun tinggal disini."

"Sunoo?" panggil Yedam dengan suara lemah.

"Iya?" sahut Sunoo cepat.

"Lo tau siapa pelakunya?"

"Enggak tuh."

"Jangan bohong, Sunoo. Lo kan temen deket Sunghoon,"  kata Chenle.

Jisung pun ikut serta, "Lo mecahin dua clue dengan begitu gampangnya, Sunoo. Gue curiga kalau lo sebenarnya—"

Kalimat Jisung terputus.

"Itu tandanya gue punya otak, gak kaya lo yang bentar-bentar curiga sama orang!" ucap Sunoo membela diri.

"Udahlah, ribut terus gak bikin Sunghoon ketemu. Mending kita cari tau dua belas pangkat dua itu artinya apa!" kata Asahi yang frustasi melihat teman-temanya saling tuduh satu sama lain.

"Dua belas pangkat dua berapa hasilnya?" tanya Chenle.

Diantara ketujuhnya tidak ada yang pintar matematika, padahal perpangkatan adalah soal yang mudah.

"Dua belas kali dua belas hasilnya seratus empat puluh empat," Yedam mengambil sebuah paku kecil yang ia temukan, dan menggoresnya pada tembok.

"Bener! Hasilnya seratus empat puluh empat!" Yedam bersorak.

"Nah, abis itu?" Jisung yang hendak berdiri tertahan.

"Kalian perhatiin deh semua sisi ruangan ini, pasti ada beberapa benda yang ada angkanya. " Jisung menunjuk semua bagian yang memiliki angka.

"Sisir diatas meja makan bentuknya kaya angka dua, gak mungkin kalo Sunghoon disekap dibawah meja makan itu."

"Diatas meja ada sepuluh buah kancing, dan setelah gue periksa laci demi laci, gua gak nemuin apa-apa."

"Tapi gue curiga sama ukiran kayu disebelah sana," Jisung dan yang lain menghampiri lemari itu."

"Curiganya?" tanya Junkyu penasaran.

"Dimasing-masing pintu ada ukiran angka dua belas kan? Pas gue buka lemarinya malah kosong melompong," jelas Jisung.

Sebuah ide tiba-tiba muncul dikepala Sunoo, ia pun segera menyuarakan apa yang tadi terlintas dikepalanya. "Jisung! Chenle! Junkyu! Ayo bantu gue geser lemarinya!"

"Yedam, Haruto, sama Asahi minggir dulu. Kalian kan belum pulih," lanjut Sunoo.

Keempatnya mendorong lemari kayu itu dengan sekuat tenaga,walau kurang istirahat dan kurang makan, mereka berempat dengan mudahnya menggeser lemari kayu tersebut.

"Ada pintu!" seru Yedam.

"Tunggu dulu!" cegah Asahi.

Sunoo berdecak, "Kenapa? Sunghoon pasti didalem!"

"Pintunya dikunci dodol! Lo mau buka pake apa?!" Mata runcing Asahi menatap Sunoo dengan sinis.

"Yedam! Kunci yang kita dapet pas nyelametin Asahi ada di lo kan? Siniin kuncinya!" pinta Haruto.

Yedam memberikan benda kecil itu pada Haruto dan...

Clek

Pintu terbuka berbarengan dengan munculnya—

















Jeng-jeng-jeng....

Muncul apa ya kira-kira? Aku jadi penasaran....

Makasih buat yang udah nunggu💙 maaf juga tadi kepencet publish padahal baru setengahnya:(
See u...

10080 [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang