23. extra part

121 45 15
                                        

Kekuasaan keluarga Doyoung mampu mempermudah segalanya, terlebih saat ketujuhnya mendengar kalau keluarga Sunghoon akan dihukum dengan seberat-beratnya.

Tapi hari ini, mereka bertujuh ingin fokus liburan, tanpa memikirkan para pelaku yang akhlakless itu.

Sesuai janji Doyoung kalau saat semuanya sudah usai, saat dendamnya sudah terbalaskan, teman-temannya yang lain akan dia ajak liburan ke pantai. Tempat yang bisa menetralkan kembali pikiran yang sempat pening bin pusing.

"Suka?" pertanyaan Doyoung dibalas senyum oleh yang lain. Jelas mereka suka, pengunjung pantai sedang tidak terlalu ramai, bahkan tergolong sepi. Pikiran mereka pun mulai kembali rileks, angin pantai seperti mantera pengusir beban pikiran.

"Makasih udah jadi saksi dan bantu gue," Jisung paham kalau kalimat itu Doyoung utarakan untuknya, Sunoo dan Yedam. Memang awalnya, Jisung sedikit menaruh rasa curiga terhadap Doyoung, takut kalau dia berbohong. Tapi setelah hasil nyata yang dia lihat sendiri, rasa curiganya hilang begitu saja. Doyoung dan teman-temannya ternyata orang baik-baik.

"Kita bertiga juga berterima kasih sama kalian. Setidaknya Sunghoon bisa menanggung jawabkan perbuatannya. Gue masih gak rela temen-temen gue yang lain mati gitu aja." Saat itu, kisah beberapa bulan lalu kembali berputar di kepala. Sakit dan dendam menyatu jadi satu, juga dengan rasa benci pada realita. Realita dimana empat temannya yang lain harus mati tragis karena dua orang kehausan uang.

"Karena semuanya udah selesai, kalian cuma punya dua pilihan. Pergi dari kita berempat, atau tetep kayak gini sampe kapanpun." Terlalu bodoh jika Doyoung meminta mereka untuk pergi begitu saja setelah apa yang sudah mereka kasih, bagaimana rasa sayang sebagai sahabat perlahan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Doyoung senang-senang saja kalau Jisung, Yedam dan Sunoo ikut gabung bersamanya dalam satu regu. Namun Doyoung juga tidak akan memaksa apapun,semua keputusan ada ditangan ketiganya.

"Gue gak kepikiran hari besok bakal kayak apa," kata Sunoo, perlahan dia tertawa. Bukan karena ada yang lucu atau apa, dia hanya menertawakan takdir yang sedemikian pelik. Dia bahkan tidak menyangka kalau takdirnya akan seperti ini.

"Tetep bareng kayak gini, udah nyaman."

"Pengen gumoh," timpal Jaehyuk. Dia alergi dengan kata-kata seperti tadi.

Saat senja mulai terlihat, pun dengan gelap yang sedikit lagi akan mendominasi langit. Mereka memejamkan mata, menikmati desir yang mendayu. Ada syukur yang dipanjatkan, ada senyum yang tak sengaja terbit dari sudut bibir.

Tapi, kebahagiaan itu tak sempat terabadikan lebih lama. Beberapa suara tembakan terdengar sekaligus. Bahkan, tujuh peluru bersarang dikepala mereka bertujuh. Mereka tak sadarkan diri, untuk dibilang masih hidup pun sudah tidak mungkin.

Entah siapa pelakunya. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Terlebih keadaan di sekitar sudah kehilangan beberapa pengunjung.

"Itu balesan yang setara. Keluarga Kim berduka dua kali." Ada seseorang yang kini tersenyum puas. Tembakannya tepat sasaran, enam anak buahnya juga mempunyai skill yang bisa dibilang mumpuni.

Doyoung, Sungchan, Jaehyuk, Jake, Yedam, Sunoo dan Jisung tewas tertembak.

"Selamat menikmati drama kematian," dia tertawa lalu pergi.






+×+

Jangan hujat aku plisssss
Sebagai permintaan maaf, aku bakalan post secepatnya season 3 (season terakhir)
Annyeong!

10080 [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang