Pantai! Akhir nya tepat pada hari ulang tahun Aru, mereka berempat pergi ke sebuah pantai yang cukup terkenal. Pantai pasir putih yang indah namun juga tak terlalu ramai. Suasana yang sangat cocok untuk mereka.
Fino yang paling heboh, ia memberi banyak sekali kado ulang tahun untuk Aru, meski isinya kebanyakan adalah makanan manis, sepatu dan juga mainan tapi hal itu sangat cukup membuat Aru senang. Reka juga dipaksa Fino untuk memberikan kado, hingga pada akhirnya ia memilih sebuah jam tangan yang sesuai dengan Aru. Sedangkan Hagia? Tentu saja hadiah nya sangat spesial, Aru boleh minta apapun pada Hagia di hari ini dan Hagia akan bilang "iya" untuk semua permintaannya. Dia juga lah yang menyiapkan segala macam keperluan di pantai lalu sentuhan terakhir adalah sebuah cincin yang rencananya akan diberikan saat mereka tengah menikmati sunset nanti.
Fino berlarian kesana kemari setelah sampai, membuat Reka kelimpungan mengejarnya karena anak itu belum memakai sunblock. Hingga pada akhirnya tertangkap juga, meski Reka menjadi berkeringat. Sunblock itu Reka usapkan ke kulit Fino dengan telaten, ia juga memakaikan topi jerami dengan pita besar dan hiasan anyaman bunga matahari, begitu mencolok sekali. Tapi tak apalah, yang penting bisa menghalangi sinar matahari--begitu pikir Reka. Setelah selesai, Reka membiarkan Fino bermain pasir sedangkan dirinya beralih membantu Hagia memasangkan kursi lipat dan payung besar. Sedangkan Aru sendiri sedang sibuk bersua foto dan segera meng-upload ke media sosial--pamer edisi ulang tahun.
"Fino ayo foto bersama-!" Aru menghampiri Fino lalu mengarahkan kameranya pada wajah Fino yang malah planga plongo. Itu karena efek sinar matahari yang memantul dari layar kameranya, membuat Fino bahkan tak bisa melihat bagaimana ekspresinya sekarang ini. Aru tertawa dan segera mengabadikan wajah Fino itu di kameranya. Fino yang masih tak paham pun hanya ikut tertawa saja lalu kembali lagi main pasir. Kali ini ia tak membawa boneka dino, katanya takut dibawa ombak besar lalu boneka dino nya hidup bersama Spongebob. Sebagai gantinya Fino malah membawa batu batu dari taman. Tentu saja bukan ia yang bawa, semuanya dibawa Reka. Fino menjejerkan batu batu itu sesuai dengan rumah pasir yang ia buat. Begitulah kegiatan nya yang terlihat sangat menyenangkan.
"Mau naik Banana boat-!"
"Iya boleh."
Sedangkan Aru kini tertarik naik sebuah Banana boat. Ia menarik kaus Hagia dan menunjuk kearah pisang besar mengambang itu. Keduanya naik wahana itu dan terlihat bersenang senang, Aru tak henti-hentinya tertawa dan berteriak riang.
"Gak mau naik itu Fin?"
Reka tertawa dan memencet pipi Fino, ia tau jika anak itu penakut. Melihat bagaimana Banana boat itu meluncur dengan cepat dan sesekali tersentak ombak, Reka bisa langsung tahu jika Banana boat bukan hal yang cocok untuk Fino. Yah kecuali mungkin jika bentuk boat nya berubah menjadi monyet, Fino pasti mau naik. Hanya saja... ada kah Banana boat berbentuk monyet?
"Reka disini gak ada monyet?"
"Hm? Ada kok, mau liat?"
Fino mengangguk cepat dan tersenyum, tentu saja ia mau melihat binatang yang paling ia suka itu. Fino mengekor saja saat mereka berjalan menjauhi area pantai, letaknya tak terlalu jauh dan suasananya tak sepanas tadi karena banyak pohon kelapa dan pohon lainnya.
"Monyet!"
Fino menunjuk segerombolan monyet yang sedang makan buah buahan. Orang orang yang sedang berkunjung pun melirik kearah Fino dan tertawa. Bagaimana tak tertawa, Fino kan memanggil binatang.. tapi yang melirik semuanya manusia termasuk beberapa turis asing. Reka tak bisa lagi menahan tawa, meski pada akhirnya ia harus meminta maaf jika Fino sedikit mengganggu mereka karena suara berisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Short Story"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."