"Sudah baikan?"
"Yah gitu, makasih ya buat bantuan nya."
Reka dan Hagia sedang berada di atap, biasanya mereka memang selalu menghabiskan waktu disana. Dimana tempat itu sangat cocok untuk mereka saat sedang mencari solusi akan hubungan atau hanya sekedar bersantai.
"Minggu depan ulang tahun Aru, dia bilang mau liburan ke pantai. Kalian harus ikut ya."
Reka berpikir sejenak mengingat jadwal kuliah nya, minggu depan memang cocok untuk berlibur karena Reka tak punya kegiatan apa pun, Fino juga pasti mau mau saja apalagi jika untuk ulang tahun Aru. Ia mengangguk dan menyetujui ajakan Hagia, tak lupa juga berterima kasih karena sudah mengundang mereka.
Dari atap apartemen ini, hampir seluruh pemandangan di sekitar terlihat jelas. Begitu pun dengan saat ini, disebelah barat terdapat taman kecil yang di buat penyewa apartemen. Harusnya tempat itu untuk anak kecil, namun di daerah ini anak kecil jumlah nya sedikit dan kebanyakan penyewa apartemen adalah pekerja kantoran dan anak kuliahan seperti Reka dan Hagia. Hingga secara tak sadar taman kecil itu sudah dikuasai oleh Fino dan Aru.
Saat ini mereka berdua sedang asik bermain pasir dan ayunan. Sedangkan Reka dan Hagia hanya diam memperhatikan mereka.
"Lucu nya."
Hagia yang pertama kali berkomentar, dibalas anggukkan oleh Reka. Mereka berdua dengan kompak mengambil ponsel masing masing lalu memotret momen kekasih masing masing.
"Oh iya keingetan, ada kelas khusus melukis yang baru buka di ujung gang. Siapa tau Fino suka."
Hagia menyodorkan sebuah browser kepada Reka. Ia membaca nya dengan seksama dan berpikir mungkin saja tempat itu akan disukai oleh Fino. Tempat nya tak terlalu jauh hingga Reka bisa tenang jika Fino pergi sendiri pun.
Reka menyimpan browser itu pada saku nya lalu merogoh sebuah rokok dan menyodorkannya pada Hagia. Mereka berdua pun merokok bersama dan kembali memperhatikan Aru dan Fino.
"Sebentar lagi pasti berantem, haha."
Reka menunjuk Fino yang sedang berbicara cepat dan sesekali berteriak kepada Aru. Reka paling tahu tabiat Fino dan saat ini yang terlihat oleh nya adalah Fino yang sebentar lagi akan marah marah."Haha udah lama mereka gak berantem, lihat lebih dekat ah." Hagia segera bergegas menuju bawah. Sebaik baik nya Aru, anak itu tetap punya sisi kekanakan dan keras kepala juga. Hagia tak bisa membiarkan kedua nya bertengkar, takut dua duanya menangis.
Reka juga merasakan hal yang sama. Meski terlihat seperti kakak beradik, Aru dan Fino ketika sudah bertengkar tak akan memandang bulu. Pasti akan saling pukul dan cakar, Reka bahkan pernah menjadi samsak tinju sewaktu memisahkan mereka.
"Kan gak sengaja!"
Aru berteriak dengan sebelah mata yang ia tutupi, baju nya penuh pasir dan rambutnya juga berantakan. Membuat Hagia terkejut karena tadi sewaktu ia masih di atap, kekasihnya itu baik baik saja."Sengaja! Aru sengaja!"
Fino sudah bersiap siap, tangannya mengepal penuh pasir dan hendak memukul Aru. Sebelum tangannya itu segera Reka tahan dan di jauhkan.Tapi bukannya tenang, Fino malah semakin meronta dan melempar pasir itu kearah Aru. Meski tak kena seluruhnya tapi tetap saja mengenai rambut Aru.
"Fino, jangan gitu."
Reka hendak memangku Fino, sebelum lemparan pasir mengenai sedikit punggungnya dan wajah Fino. Tentu saja itu ulah Aru yang sudah berada pada batas kesabarannya, Fino tentu saja tak terima. Ia berlari dengan cepat kearah Aru lalu menarik baju nya hingga Aru limbung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Conto"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."