Ayo vote sama komen kalau nda mau Choco ngamuk!
Pencet bintang pokoknya! Kan nda berat kan? Kecuali jempol kamu nya lagi borok. Ih borokan
Selamat membacaaa-! Ngueeng
.
.
..
.
.Fino dan Reka sedang kencan. Mereka berdua bersenang senang ke taman bermain, naik wahana seru, pergi ke rumah hantu, dan jajan makanan enak.
Keduanya sangat menikmati sekali waktu kebersamaan ini. Seolah mereka tak mempunyai batas limit stamina, selepas makan kembali lagi berkelana mencari wahana.
"Fin, naik itu yuk." Reka berucap sambil menunjuk wahana seluncur ice age.
"Dih kayak bocil, mending itu yuk." Jawab Fino sambil menunjuk roller coster.
"Heh, beneran mau naik itu? Nanti nangeeess." Ledek Reka dengan tatapan remeh dan mulut monyong nya.
Fino kesal, tentu saja. Didalam dirinya itu masih ada sisi LAKIK! nya loh, masa naik wahana begituan saja tak berani.
Alhasil keduanya sepakat untuk naik roller coster, kini mereka berdua sedang mengantri.
"Ayang aku takut." Dibelakang mereka berdua ada seorang gadis yang berucap begitu sambil merangkul pasangannya.
Reka melihat itu, lalu melihat pula kearah Fino yang sedang menampilkan ekspresi jijik.
"Kamu juga suka gitu Fin hahaha, biasain dong muka nya."
"Enggak, hari ini gue jadi Fino si pemberani. Cam kan itu wahai anak muda." Fino menjawab sambil menepuk bahu Reka. Anak itu dengan percaya diri duduk dibangku roller coster paling depan. Tersenyum percaya diri saat sudah siap melaju.
Semua orang sudah nampak gugup karena hitungan mundur sudah terdengar, seorang penjaga juga memberikan arahan dan sebagainya.
Kemudian roller coster nya terasa melaju, menanjak semakin tinggi hingga hembusan angin pun terasa kencang.
Wooooossh
"WAAAAAaaaa bundaaaaa!!" Fino berteriak paling kencang saat mereka semua melaju, melesat menuju rel yang melingkar dan juga meliuk liuk. Fino mau muntah!
Reka hanya tertawa saja sambil menahan rasa takut. Sangat menyenangkan ketika merasakan adrenalin yang terpacu tinggi begini.
"Ahahaha seru. Wih Fin liat nih foto nya udah jadi." Reka tak henti henti nya tertawa saat sudah turun dan melihat foto mereka ketika ada di puncak ketinggian roller coster tadi. Rasa narsis nya naik tinggi ketika melihat hasil jepretan foto itu, dirinya nampak ganteng sedangkan Fino malah sebaliknya. Mulut anak itu terbuka dengan mata yang melotot takut, seperti anak monyet saja.
"Hooeekkk hooeekk." Fino masih sibuk muntah, tak peduli dengan foto candid itu.
"Fino si pemberani masa muntah cuman gara gara naik roller coster." Ledek Reka habis habisan ketika melihat kondisi Fino.
Sudah muntah, mana kaki anak itu bergetar dan juga sempoyongan lagi. Reka rasa nyawa Fino masih tertinggal di wahana roller coster nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Short Story"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."