39 Bayi Siapa Ini!!?

4.6K 548 57
                                    

Reka sudah curiga sejak 3 hari yang lalu. Dimana ketika dirinya dan Fino sedang pergi keluar, selalu terasa ada yang mengintai.

Reka tentu saja khawatir, terlepas dari dirinya yang bisa bela diri, tapi tak menutup kemungkinan Fino dalam bahaya jika tidak bersama dirinya kan?

Maka Reka akhir akhir ini memutuskan untuk menjadi mahasiswa kupu kupu saja, ya... kuliah pulang-kuliah pulang. Supaya bisa buru buru berada disamping Fino.

Kekhawatiran nya ini semakin kuat saat Fino bercerita di suatu malam.

"Fino mau ke toko buku, terus... Ada kakak kakak pakai baju putih, nangis liat Fino sambil pegang ini... sakit." 

Anak itu berceloteh sambil makan lontong yang dibawa Reka dari penjual pinggir jalan.

Reka merasa bersalah, merasa kasihan karena lagi lagi Fino terluka. Tangan anak itu berdarah akibat sebuah cakaran. Ada sekitar tiga gores cakaran panjang yang pasti akan membekas lama. Pantas jika pada waktu kejadian Fino menangis kencang dan tantrum tidak mau disentuh orang lain. Sampai Reka tahu kabar itu dari seorang satpam kenalan nya. Mungkin jika pak satpam tidak memberitahu Reka, Fino akan menangis disana seharian penuh.

"Perasaan kita bukan anak orang kaya, kalau pun iya ada penjahat.. apa alasan nya ya Fin? Yang paling logis kena ancaman kayak gini kan orang kayak Gaela... kenapa kamu." Reka menghela nafas panjang sambil mengira ngira tentang ini.

"Sementara jangan keluyuran ya? Kalau mau kemana mana minta anter Aru."

Reka ragu, Aru pun kemarin mengalami kejadian tak terduga sampai cincin nya diambil orang. Sekarang Reka ragu jika mereka berdua bisa kemana mana lagi dengan aman.

"Atau mending kalau bosan main nya di rumah nenek Sukma."

Reka sungguh khawatir, bagaimana pun ia tak bisa meninggalkan kuliah. Tapi tentu saja ia sangat menginginkan berada di samping Fino setiap saat. Ini terasa membingungkan.

"Gak papa! Fino bisa gigit orang jahat nya." Fino berteriak, mungkin dengan maksud menenangkan Reka.

"Iya kalau kamu selamat. Kalau orang jahat nya balas mengigit gimana?"

Nah Fino diam, merasa apa yang dikatakan Reka ada benar nya.

"Fino gak akan keluar rumah!"

Final Fino pada akhirnya. Dia tersenyum lalu beranjak mulai menyiapkan jajanan sampai pakaian hangat dan selimut. Katanya dia tak mau keluar dari kamar kalau ada orang jahat yang mengincar.

Padahal tidak perlu seperti itu. Fino cukup diam dirumah saja, jika bosan ke rumah Aru atau nenek Sukma. Itu sudah cukup aman.

Reka tertawa saja saat Fino memindahkan makanan ringan dari laci dapur ke kamarnya.

Reka juga harus meningkatkan kewaspadaan mulai saat ini, dia sampai membeli cctv tambahan dari ayahnya lalu dipasang didepan lobi apartemen dekat pintu mereka. Cctv itu cukup efektif karena bisa dipantau dari jarak jauh lewat ponsel.

Semua sudah terasa tentram kembali. Sampai esok hari tiba lebih cepat, Reka yang biasanya sudah siap pagi pagi buta pun kini kesiangan. Dia telat sarapan, tidak menyiapkan apapun dulu untuk Fino dan pergi kuliah begitu saja.

Naas, Fino bangun tidur selalu dalam keadaan kelaparan. Dalam setengah sadar dia datang ke meja makan, sempat mau menangis karena tak ada apapun disana. Tapi tangisan itu urung saat tahu jika Reka kesiangan lewat kertas note kecil didepan kulkas.

Fino cek lemari, hanya ada mie instan dan juga roti tawar dan selai kacang. Fino tak suka semua itu. Dia cemberut, sudah sangat siang kelaparan begini kan mengenaskan sekali.

My Boyfriend has a Little Space 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang