Hari ini Aru menghabiskan waktu cukup lama di kampus, selain karena ada kegiatan tambahan ia juga mampir sebentar ke perpustakaan. Maka dari itu Aru berpesan kepada Hagia untuk pulang dan tak menunggu nya.
"Lama banget emang?"
Aru mengangguk dan menatap sedih kearah Hagia. Mereka sedang berada di koridor, cukup sepi namun masih menyisakan beberapa mahasiswa yang lewat. Maka dari itu, mereka berdua tak bisa melakukan skin ship untuk saat ini. Padahal bisa Aru lihat tangan Hagia begitu gatal minta peluk. Seperti mereka akan berpisah beda benua saja.
"Kalau sudah selesai, telepon saja ya. Aku jemput."
"Eum iya-! Makasih."
Hagia tersenyum lalu mendekat dan mengusap puncuk kepala Aru, ia semakin mengikis jarak lalu mencium telinga Aru, merambat menuju pipi, turun menuju leher, lalu berlabuh di bibir. Hagia memang selalu aneh dalam mencumbu, hari ini dibagian wajah Aru, besok bisa sampai pantat anak itu pun Hagia cium.
"Mumpung sepi, hahah. Sana ke kelas."
Dengan santai nya Hagia menepuk pantat Aru beberapa kali dan sedikit mendorong nya. Aru mau marah pun tak bisa, keburu pipi nya memerah dan kekuatannya melebur entah kemana.
Ia berjalan menuju kelas, sesekali melirik kearah belakang dimana Hagia masih berdiri dan melambai. Hingga sepenuhnya pandangan mereka harus teralihkan karena Aru harus fokus menuju kelas dan Hagia yang berjalan menuju parkiran.
"Cih.. menjijikan. Sudah pada gede masih aja seperti anak kecil."
"Huaa-! Astaga Sky! Jangan muncul tiba-tiba begitu dong."
Dia Sky, adik Aru. Muncul tiba tiba dan mengagetkan Aru yang sedang fokus berjalan. Tentu saja Aru memarahinya, tak selamanya ia akan kalah oleh Sky, jadi Aru sudah mengalami peningkatan.. ia tak cengeng seperti dulu dan bertingkah selayaknya kakak bagi Sky.
"Mama nitipin ini, katanya bulan ini tak bisa berkunjung soal nya mereka mau honeymoon."
Aru menerima bingkisan yang Sky sodorkan. Ia intip bingkisan itu, ternyata isinya umbi umbian manis dan beberapa paket teh.
"Kenapa gak ngasih pas di rumah aja? Disini kan sedikit ribet."
Aru menyimpan bingkisan itu kedalam loker nya dan berterima kasih kepada Sky. Ia lihat gelagat adiknya yang semakin hari semakin berbeda.
"Hmm? Kenapa? Sky sakit?"
"Gak, urus saja urusan mu. Lagian males berkunjung ke apartemen mu, ada Fino yang pasti rewel ngajak main."
Aru menatap heran kearah Sky, sejak ia kuliah dan tinggal bersama Hagia, ia merasa adiknya itu semakin berbeda saja. Sudah tidak pernah lagi dia mengganggu dan menjahili Aru, padahal dulu ada saja semenit waktu mereka untuk bersamaan, Sky akan menjahilinya sampai ia menangis.
"Gue mau langsung pergi main. Gak usah nanya-nanya dan sampai jumpa lagi."
"Eh? Iya deh kalau gitu, hati hati."
Aru yang melihat Sky sudah pergi pun segera pergi menuju kelas. Ia memang mengkhawatirkan adiknya itu, tapi jika mengingat sikap adiknya yang cukup tahan banting, Aru tak perlu merasa risau secara berlebihan karena bisa jadi perubahan sikap Sky karena sedang dalam masa pubertas.
-
-
-
"Ck! Gue gak jailin dia, stop ngeliatin gue kayak gitu." Sky berteriak marah dan berhenti berjalan. Ia menjelaskan dengan nada tinggi kepada orang yang sedari tadi memperhatikannya dari jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Cerita Pendek"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."