Saat ini Fino sedang main di kamar Aru, mereka asyik bermain game dan berselfi ria lalu mengunggah nya ke sosial media Aru.
Fino tiduran di atas kasur dan melirik kesekitar ruangan kamar ini. Dia cemberut dan kesal saat Aru menatapnya jahil.
"Hoho, kamar ku lebih bagus lah~"
"Tapi kamar Fino ada boneka dino nya!"
Fino bangun dan menatap tajam kearah Aru, mereka saling menatap tajam dengan sengit dan tak mau kalah, saling membandingkan kamar siapa yang paling bagus. Meski memang pada faktanya kamar Aru lebih bagus karena anak itu suka mendekor nya sesuai dengan aturan dekorasi ruangan minimalis. Kalau Fino kan segala macamnya disiapkan oleh Reka, jadi ya sesuai selera Reka saja.. monoton dan seperti bapak-bapak jika saja tak ada boneka dino sebagai hiasannya.
"Aru, Fino.. awas jangan berantem."
Hagia menyahut dari luar dan menyadarkan mereka berdua yang hampir saling memukul dengan bantal. Aru menghela nafas kasar, begitu pun Fino yang ikut ikutan karena tak mau disangka kalah.
"Eh? Ini kenapa?" Tiba tiba Aru memegang leher Fino dan sedikit membuka kerah baju anak itu, ia terkejut ketika melihat ada cukup banyak kissmark disana.
"Eum? Ini di emut Reka."
"Hwaaa." Aru mendekat kearah Fino dan berdecak kagum.
"Kamu juga suka gitu gitu?" Aru membuat sebuah lingkaran dengan jari telunjuk dan jempolnya, lalu jari telunjuk tangan kirinya membuat gerakan menusuk nusuk lingkaran jari itu. Kalian tahu lah itu artinya apa.
Fino menunduk malu dan pipinya memerah, ia mengangguk dan menjawab dengan jujur. Aru pun tertawa dan semakin merasa seru untuk bertanya lebih lanjut kepada Fino.
"Enak ya kan, hihi."
"Eum.. iya, hihi."
Mereka cekikikan dan tanpa sadar membuat Hagia dan Reka yang ada diluar merasa heran karena suara tertawa mereka itu.
"Kalau lagi gitu gitu, yang main nya Fino ini atau Fino dewasa?"
Saat ini Aru banyak sekali penasarannya soal bagaimana Fino dan Reka menjalin hubungan. Meski tergolong orang yang cukup dekat dengan mereka, tapi Aru dan Hagia tak pernah sampai memperhatikan interaksi intim mereka. Berbeda sekali dengan Hagia yang selalu terang terangan memamerkan jalinan kasih mereka dimana saja.
"Hihi Fino dewasa paling sering. Fino sukanya peluk aja, bukan main gitu gitu. Banyak keringatnya sama lengket ihh."
Fino membuat ekspresi kesal. Ia jadi ingat saat hendak melakukan skidipapap dan Reka tengah mengemut sesuatunya, Fino berteriak nyaring dan bergegas lari ke kamar mandi karena merasa ingin pipis. Tapi yang keluar bukan air seni, melainkan sesuatu yang kental dan putih yang membuatnya pundung semalaman. Ia menuduh Reka sudah menyihir tytyd nya. Salah Reka juga, pada waktu itu ia tak peka jika usia little Fino menjadi lebih muda, wajar jika Fino kaget dan lupa jika itu bukan sebuah masalah.
"Kalau gitu gituan, Fino bakalan jadi dewasa.. woooshh gitu aja."
"Uwah.. keren!"
Fino mengangguk dan meyakinkan Aru yang sedang terkagum. Fino itu sedikit aneh dan istimewa, terkadang ketika dorongan hasrat nya normal seperti Reka, Fino akan datang sendiri menghampiri Reka dan bergerak memulai permainan nya. Yang awalnya keadaan nya little pun lama kelamaan karena hasrat yang kuat bisa berubah kembali menjadi Fino tanpa little. Begitulah, jangan terlalu dipikirkan.. nanti hari kalian jadi suram.
"Fino kalau biasa saja suka marahin Reka, beda banget sama Fino sekarang." Aru merasa penasaran karena sikap Fino selalu berbeda saat sedang little, jujur saja Aru lebih suka Fino little dari pada Fino yang galak dan judes.
"Gak tau! Soalnya Reka nyebelin."
Fino pun menggaruk lehernya karena bingung juga kenapa ia bisa merasa seperti itu.
"Fino kalau nakal banget, biasanya suka dihukum gak?" Oke, Aru kini berniat main ala ala detektif, ia sedang mengintrogasi Fino dengan baik.
"Kalau Bunda suka pukul pantat Fino, kalau Ayah biasanya suka suruh Fino angkat tangan lamaaa sekali, hufftt.."
Fino memegang rambutnya dan menggeleng takut saat mengingat bagaimana Ayah dan Bunda yang selalu menghukum nya dengan cara seperti itu jika Fino benar benar nakal.
"Kalau sama Reka?"
"Eum.. Reka gak suka hukum hukum kayak Ayah Bunda. Tapi Reka suka jadi diam seharian sama Fino, kesel."
Aru mengangguk dan menjadi ingat sesuatu, dulu pernah Fino melakukan kesalahan yang tak bisa di toleransi oleh Reka. Anak itu mengungsi ke sini dan merokok beberapa batang bersama Hagia, sedangkan Fino di tinggalkan begitu saja, mungkin begitu jika Reka sudah marah besar pada Fino. Mengabaikannya seharian penuh.
"Kalau Reka kuliah dan Kak Aru gak ada, Fino suka ngapain aja dirumah?"
"Fino makan, main bubble di kamar mandi, nonton tv, melukis.. gitu."
Aru tersenyum manis dan memeluk Fino, ia usap usap rambut anak itu dan berguling ke kanan kiri hingga Fino tertawa. Ia merasa sayang sekali kepada Fino, sekaligus merasakan cubitan perih di hatinya saat membayangkan Fino yang main sendirian di rumah. Bagaimana pun Aru itu adalah sosok kakak di rumah nya sendiri, ia jadi tersentuh hanya karena mendengar ocehan keseharian Fino itu.
"Fino cium!"
Aru mengeratkan pelukannya dan bibirnya manyun kearah Fino, ia menunggu cukup lama karena Fino hanya tertawa saja. Hingga pada akhirnya kecupan ringan Fino berikan beberapa kali pada bibir dan pipi Aru.
"Fin, Aru.. waktunya makan siang---"
Oops.. mereka yang sedang cipokan itu kepergok oleh Reka. Tentu saja Fino langsung digendong seperti sebuah karung beras yang dibawa oleh pak petani. Pantatnya dipukul oleh Reka beberapa kali dan kejadian itu ia adukan pada Hagia.
"Hei, pacar lo beranian mesum nih sama milik gue."
"Hah?"
Hagia yang tak paham pun hanya bisa melongo saja ketika melihat Reka menggendong Fino begitu, serta Aru yang tertawa diatas kasur.
"Siapa yang lebih mesum? Liat tuh leher Fino kerjaannya siapa, hahaha."
Aru tertawa dan segera melesat kearah Hagia dan bersembunyi pada pelukannya sebelum si bongsor Reka mengamuk. Hingga pada akhirnya mereka berempat makan dengan tenang dan fokus menonton film di televisi.
👉👌TBC
Maaf ya chapter nya sedikit dulu dan mungkin rada aneh ngeheh. Choco lagi fokus nulis book yang lain yang masih ada di draft. Terus besok pun udah mulai masuk kerja huhu (T^T)
Mana akhir akhir ini Choco agak nafsuan gitu, bawaannya pengen gitu gituan mulu. Kan jadi serem, Choco makannya lagi banyak banyak bertapa.
Okke, makasiii and adios 😝
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Короткий рассказ"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."