"Fino sini duduk, jangan lari lari dulu kan di baju nya belum selesai." Reka berucap dan dengan sendirinya Fino datang setelah melihat tatapan mematikan dari Reka, pantat nya masih ingat rasa pukulan kemarin jadi Fino sama sekali tak mau membuat Reka marah.
Fino baru saja selesai mandi dan hanya memakai baju dalaman saja, setelah Reka memasangkan jaket padanya barulah Fino kembali lagi jingkrak jingkrak tak jelas.
Saat ini semua nya sudah berkumpul, meski harus memaksa Hagia yang katanya males dan mau berleha leha saja, tapi untungnya dia berubah pikiran setelah dirayu oleh Aru.
"Jadi, kita mau ngapain nih?" Aru bertanya dan menatap Reka dengan penasaran, pasalnya jarang sekali mereka disuruh kumpul jika selain hari libur. Untung saja jadwal mereka semua sedang senggang--author sengaja senggangkan mereka.
"Ada email masuk, katanya ada orang yang mau melakukan wawancara kecil sama kita. Yah itung itung jadi relawan hiburan lepas gitu." Reka menjelaskan dengan seksama dan memperlihatkan email masuk dari seorang sender yang masih dirahasiakan.
"Dibayar berapa nih?" Hagia bertanya malas malasan, dalam benak nya sungguh membosankan sekali melakukan wawancara apalah itu. Lebih baik kan nyantai dirumah sama Aru, pelukan mesra sepanjang malam gitu di musim dingin begini.
"Jumlah nya lumayan lah buat liburan, makannya jangan setengah setengah."
Reka perlihatkan jumlah rupiah yang sudah ditransfer padanya kepada Hagia yang menatap curiga."Kita gak bakalan di gimana gimanain kan? Ditipu terus dijadiin budak gitu misalnya?"
"Ya buat apa, kita kan gak guna."
"Oh iya bener."
Mereka pun melepas rasa kecurigaan itu dan kembali fokus makan camilan, sesekali melirik penasaran kearah pintu dimana katanya nanti seorang sender email kemarin akan datang sendiri.
"Reka, nanti ada yang datang ke sini? Siapa? Santa?"
"Hahah bukan Fin, dia kayak wartawan gitu. Nanti Fino jangan nakal ya." Reka mengusap puncuk kepala Fino dan mencium bibirnya pelan. Fino mengangguk saja dan hanya ikut ikutan, yang penting kan duit buat liburan sudah ada di Reka. Fino mah bebas.
Ting tong!
"Fino yang bukaaa! Itu pasti Santa bawa hadiah buat Fino."
"Aduh, dibilangin bukan loh Fino."
Keduanya berlari menuju pintu dan Fino nampak semangat sekali membuka nya. Aru dan Hagia yang penasaran pun ikut mengintip juga dari dalam. Di ambang pintu bisa kita lihat seorang bocah laki laki berkaca mata, dia tersenyum dan melambai menyapa.
"Hai! Apa ini kediaman nya Reka Wirawan dan Alfino Pratama?"
Tak disangka jika anak itu sungguh mengetahui identitas mereka, Reka awalnya sempat curiga namun setelah dia memperkenalkan diri sebagai sender email tersebut, akhirnya Reka mempersilahkan dia masuk.
"Wah, semua sudah kumpul nih?"
Anak itu duduk di kursi bagian depan yang berhadapan dengan keempat anak anak yang sedang penasaran kearahnya."Oh maaf, aku belum memperkenalkan diri dengan baik ya. Kenalin namaku Inu, aku sender yang dikirim Kak Choco untuk mewawancai kalian sekaligus main disini-!" Anak itu berteriak ceria dan cengengesan tak jelas. Dia lalu mengambil sebuah folder dari dalam koper nya lalu membuka beberapa lembar kertas.
"Waw, ada beberapa pertanyaan yang cukup menarik nih. Tapi sebelum itu aku gak dikasih jamuan dulu gitu? Dari tadi yang makan camilan cuman kalian berempat doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Historia Corta"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."