.
.
..
.
.
"Fin."
Reka memanggil namun Fino sama sekali tak menyahut."Fino."
Suaranya ia kencangkan, namun tetap saja Fino tak muncul menghampirinya.Reka pun bangun dan berjalan menuju kamarnya, dari luar ia sudah curiga karena Fino seperti sedang berbisik bisik di dalam. Reka segera membuka pintu dan terheran ketika melihat Fino sedang menungging, manik itu fokus kepada ponsel Reka yang sedang di isi daya. Reka bisa lihat Fino mendekatkan mulutnya pada ponsel itu lalu berbisik bisik, ia kira anak itu sedang bertelepon dengan seseorang, ternyata sedang main game Talking Tom.
"Hihi.. Fino ganteng banget." Fino terkikik lalu mulai berbisik lagi.
'Hihi... Fino ganteng banget.' Kemudian muncul suara kucing Tom yang meniru suara Fino tapi dengan nada yang lebih tinggi.
Reka tepuk pelan pantat Fino, membuat anak itu terkejut dan langsung menyimpan ponselnya seperti sedia kala. Lalu Fino berbalik dan segera memeluk Reka. Matanya menatap lekat lalu seperti kebanyakan anak anak pada umumnya, kini Fino sedang beralasan saja. Kalian perlu tahu jika Reka sebenarnya tak pernah menginstal aplikasi game--karena memorinya selalu penuh dan itu cukup mengganggu.
"Engga kok itu.. itu iklan! Fino gak unduh kok."
Reka tentu saja tak marah, lagi pula tak ada masalah jika Fino main beberapa game. Hanya saja tentu kesempatan seperti sekarang, dimana Fino menatapnya takut takut adalah sebuah kejadian langka dan harus ia nikmati sebaik mungkin--Reka jahil mode on.
"Masa ah, kayaknya aplikasi gitu deh."
Fino meremas baju Reka dan hanya mengerang saja. Mulutnya terbuka tapi sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata, Reka yang melihat itu kemudian menimpali lagi.
"Waduh Fino... Fino, kok jadi nakal gini."
"Maafin Fino."
Reka semakin puas ketika melihat wajah itu, ia kemudian tertawa lalu menciumi pipi Fino. Ia peluk tubuh Fino dengan erat lalu berguling keatas kasur.
"Cium dong kalau mau dimaafin."
Fino segera mencium Reka dengan terburu buru lalu kembali memeluk Reka dan tersenyum senang.
Mereka hanya saling bertatapan untuk beberapa saat, Reka senang sekali dengan posisi mereka saat ini-- ia berbaring dan Fino tengkurap diatas nya. Ia mengusap usap rambut Fino, sesekali memainkan hidung Fino dan mencubit pelan pipinya.
"Nanti temen temen Reka bakal datang main, gak papa kan?"
"... Reka mau Fino jadi besar?"
Reka menggeleng dan mencium pipi Fino. Ini bukan pertama kalinya teman temannya datang main ke rumah, hanya saja waktu itu Fino curigaan sekali, mengintrogasi teman temannya dan marah marah kalau teman perempuannya dekat dekat. Reka mah tak masalah, malah terlihat lucu. Tapi teman temannya kan tak terbiasa dengan amukan membahana dari Fino, jadi lebih baik kalau anak itu berada dalam kondisi little saja.
"Gak sayang, Fino gini aja."
-
-
-
Sore harinya teman teman Reka benar datang dan membawa banyak sekali makanan. Fino yang baru saja beres mandi pun menyambut mereka di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend has a Little Space 2
Short Story"Fino, nampaknya disini aku yang akan paling sulit melepaskanmu. Bisakah selamanya kita hanya seperti ini saja?" "Dengan senang hati, Reka."